1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap penelitian yaitu penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk melakukan
karakterisasi iradiator sumber radiasi sinar gamma, sehingga bisa menentukan laju dosis dan dosis radiasi pada bidang iradiasi pada fasilitas iradiasi gamma.
Penelitian utama terdiri dari 3 tahap penelitian. Tahap penelitian bagian pertama yaitu mempelajari pengaruh laju dosis terhadap penurunan konsentrasi senyawa
antigizi dan warna kedelai selama proses radiasi. Tahap penelitian bagian kedua yaitu mempelajari pengaruh iradiasi dengan berbagai laju dosis dan waktu
iradiasi terhadap isoflavon pada kedelai. Tahap penelitian bagian ketiga yaitu merupakan verifikasi dari 2 kegiatan penelitian bagian pertama dan kedua, yaitu
mempelajari pengaruh iradiasi gamma dosis rendah dan tinggi masing-masing dengan berbagai kombinasi laju dosis dan waktu iradiasi terhadap asam fitat dan
warna kedelai.
Rincian ruang lingkup penelitian disajikan pada bagan alir Gambar 1.1. Tahap Penelitian dan Luarannya
Informasi teknis penguasaan teknologi aplikasi iradiasi gamma terhadap senyawa antigizi, isoflavon dan warna pada kacang kedelai sebagai dasar dalam
pengendalian dan optimasi proses radiasi
Gambar 1.1 Bagan alir ruang lingkup penelitian.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Kedelai Glycine max L. varietas Mitani
Kedelai Glycine max L. dikenal sebagai tanaman polong-polongan. Secara taksonomi kedelai termasuk kingdom Plantae, phylum Magnoliophyta, klas
Magnoliopsida, ordo Fabales, famili Fabaceae, subfamili Faboideae, genus Glycine, dan spesies G. max. Liu 1997
. Penampakan fisik kedelai memiliki keragaman cukup luas, seperti warna,
ukuran, bentuk biji, sifat fisik dan kimia kedelai sangat bervariasi. Keragaman ini juga dipengaruhi oleh faktor varietas, musim panen dan keadaan lingkungan
tanamannya Dhaubhadel 2011.
Kedelai varietas Mitani merupakan kedelai lokal hasil mutan iradiasi gamma dari induk varietas Guntur. Benih induk diiradiasi dengan dosis 150 Gy, lalu
generasi F1 hasil persilangan diiradiasi lagi dengan dosis 200 Gy, demikian selanjutnya melalui beberapa tahapan seleksi dan pemurnian sehingga akhirnya
diperoleh galur mutan. Kedelai varietas Mitani mempunyai keunggulan sebagai varietas tahan hama kutu hijau dan agak tahan penyakit karat daun. Disamping itu,
varietas ini disukai oleh para pengrajin tempe yang menggunakan kedelai produksi lokal. Kedelai varietas Mitani memiliki kandungan protein lebih tinggi
dari tetuanya varietas Guntur dan Wilis secara berurutan 42.56; 31.30; dan 37.00 Mulyana et al. 2007. Bentuk fisik kedelai varietas Mitani dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kedelai varietas Mitani.
2.1.1 Senyawa Antigizi Kedelai 2.1.1.1 Asam Ftat
Asam fitat biasanya disebut dengan asam myoinositol-1,2,3,4,5,6-hexakis- phospate atau InsP
6
Raboy 2003. Keberadaan asam fitat dapat mengganggu penyerapan kalsium dari makanan DeMan 1989. Asam fitat merupakan senyawa