Dinamika Perkembangan masing-masing Kategori Selama Pemberian

antara sebelum tindakan dan setelah tindakan atau dalam hal ini hasil dari siklus III, maka dibandingkanlah data antara sebelum pemberian tindakan dan setelah tindakan. Dari data yang diperoleh, perbandingan data yang diperoleh yaitu persentase pada kategori rendah, yang semula 88 turun menjadi 0 88, pada kategori cukup yang semula 12 meningkat menjadi 32 20, pada kategori tinggi yang semula 0 meningkat menjadi 52 52, dan pada kategori sangat aktif yang semula 0 naik menjadi 16 16. Dari perbandingan besar persentase di atas dapat disimpulkan bahwa peran aktif siswa antara sebelum dan sesudah pemberian tindakan berbeda dan mengalami peningkatan.

4.2.2 Dinamika Perkembangan masing-masing Kategori Selama Pemberian

Tindakan: Sebelum-Siklus I-Siklus II-Siklus III Berdasarkan pemberian tindakan dari siklus I-siklus II-siklus III, dapat disimpulkan peran aktif siswa kelas VIII B dalam layanan informasi dapat ditingkatkan dengan pengembangan pertanyaan berdasarkan taksonomi Bloom. Kesimpulan tersebut didasarkan pada meningkatnya intensitas siswa untuk ikut serta aktif dalam proses kegiatan layanan informasi dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan pemberian tindakan. Meningkatnya intensitas siswa untuk berperan aktif tersebut dijabarkan daalam persentase jumlah siswa pada masing-masing kategori peran aktif siswa. Perkembangan pada masing-masing kategori peran aktif siswa dari awal kegiatan samapai akhir pemberian tindakan disajikan pada bagian berikut: 1 Pada kategori rendah, turunnya persentase jumlah siswa sebesar 76 dari sebelum tindakan ke siklus I SbS1; kemudian berkurang sebesar 8 dari siklus I ke siklus II S1S2; dan kembali berkurang lagi sebesar 4 dari siklus II ke siklus III S2S3. Hal tersebut berarti siswa pada kategori rendah mengalami penurunan persentase yang berkelanjutan sampai siklus III. Disisi lain, dengan adanya penurunan pada kategori ini, diprediksikan akan ada peningkatan pada kategori cukup, tinggi, dan sangat aktif. 2 Pada kategori cukup, dinamika perkembangan peran aktif siswa dari awal kegiatan sampai akhir pemberian tindakan pada kategori ini terdapat dua perkembangan yaitu: pertama, naiknya persentase sebesar 68 dari sebelum pemberian tindakan menuju pemberian tindakan siklus I SbS1; kedua, turunnya persentase sebesar 4 dari siklus I ke siklus II S1S2 dan turunnya persentase sebesar 42 dari siklus II ke siklus III S2S3. Seperti halnya pada kategori rendah, jika ada pengurangan jumlah persentase pada kategori ini, maka diprediksikan akan ada peningkatan pada jumlah persentase pada kategori yang lebih baik atau bahkan akan terjadi peningkatan persentase pada kategori yang tidak diharapkan yaitu kategori dibawah cukup yaitu kategori rendah. 3 Pada kategori tinggi, persentase jumlah siswa dari sebelum kegiatan sampai siklus I mengalami peningkatan sebesar 8 SbS1; kemudian dari siklus I ke siklus II, persentase jumlah siswa sama besarnya yaitu 8 S1=S2; sedangkan dari siklus II ke siklus III, persentase jumlah siswa bertambah sebesar 44. 4 Pada kategori sangat aktif, persentase jumlah siswa dari sebelum kegiatan ke siklus I sama Sb=Sb; kemudian dari siklus I ke siklus II persentase jumlah siswa mengalami peningkatan sebesar 12; dan dari siklus II ke siklus III persentase jumlah siswa mengalami peningkatan sebesar 4. Dari penjabaran empat point di atas, dapat disimpulkan bahwa selama kegiatan berlangsung, peran aktif siswa dalam layanan informasi secara perlahan meningkat. Walau ditemukan adanya penurunan besar persentase pada kategori tertentu, akan tetapi diikuti dengan meningkatnya persentase pada kategori yang lebih baik. Dicontohkan yaitu pada kategori rendah menurun, akan tetapi diikuti dengan meningkatnya persentase pada kategori cukup, tinggi, dan sangat aktif. 4.3 Keterbatasan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam layanan informasi. Meskipun penelitian ini bisa mencapai tujuan yang diinginkan, namun dalam pelaksanaannya penelitian ini masih memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain yaitu: 1 Keterbatasan waktu Keterbatasan waktu yang dimaksud adalah keterbatasan waktu dalam melaksanakan proses pemberian tindakan. Hal ini karena kegiatan dalam satu kegiatan hanya disediakn waktu 40 menit. Selain itu, kondisi sekolah yang akan segera melaksanakan ujian semester menyebabkan penelitan terpaksa dilakukan 2x dalam seminggu. Keterbatasan waktu yang lain yaitu selama pelaksanaan penelitian, sekolah memiliki kegiatan yang tidak terduga seperti kunjungan- kunjungan sehingga terjadi pemotongan waktu jam pemberian materi layanan pada hari tertentu yang tidak diprediksikan sebelumnya. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti melakukan manajemen waktu sebaik mungkin untuk menyampaikan materi layanan. Selain itu, upaya yang dilakukan oleh penelit i yaitu meminta jam mata pelajaran lain untuk melanjutkan penelitian. 2 Kondisi peserta Kondisi siswa mempengaruhi pelaksanaan kegiatan layanan informasi. Konseling dilaksanakan setelah jam istirahat dan terpotong oleh waktu shalat berjamaah bersama. Untuk mengefisienkan waktu maka setelah siswa masuk kelas, peneliti langsung mengkondisikan peserta untuk segera fokus pada kegiatan membuat waktu yang tersedia berkurang. 3 Kurangnya dokumentasi penelitian Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah foto proses layanan informasi. Foto kegiatan layanan sangat penting karena sebagai bukti bahwa peneliti telah benar-benar melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Ungaran. Namun dalam penelitian ini selama proses layanan informasi berlangsung peneliti tidak dapat mengambil foto kegiatan layanan karena selama kegiatan berlangsung, peneliti harus fokus pada materi layanan dan pemberian tindakan. Sedangkan dua observer sudah disibukkan dengan kegiatan pengamatan terhadap peran aktif siswa. 119 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai 1 simpulan, dan 2 saran yang diperoleh dari hasil penelitian tentang upaya meningkatkan peran aktif siswa dalam layanan informasi Bimbingan dan Konseling dengan pengembangan pertanyaan berdasarkan taksonomi Bloom di SMP Negeri 1 Ungaran. Pemaparan tersebut disajikan pada bagian berikut.

5.1 Simpulan