Ranah Afektif Ranah Psikomotor

mencari hubungan-hubungan dari masing-masing komponen. Senada dengan pendapat di atas, Munandar 2002:235 menambahkan bahwa analisis dalam taksonomi Bloom meliputi kemampuan untuk memisahkan suatu bahan menjadi komponen-komponen untuk melihat hubungan dari bagian-bagian dan kesesuaiannya. 2.3.1.5 Sintesis Dalam sintesis, siswa akan dituntut memiliki kemampuan untuk menggabungkan komponen-komponen yang telah terpisah menjadi bagian-bagian yang utuh. Menurut Munandar 2002:236 memaparkan bahwa pada tingkatan ini siswa akan dituntut untuk menjadi pribadi kreatif dalam menggabungkan unsur- unsur informasi menjadi bagian-bagian yang belum diketahui. 2.3.1.6 Evaluasi Evaluasi yaitu kemampuan untuk membuat penilaian, koreksi dan mampu mengambil keputusan yang didasarkan pada teori dan konsep-konsep yang sudah dipelajari. Seperti yang dipaparkan oleh Munandar 2002:236 bahwa pada aspek ini siswa akan dituntut untuk membuat pertimbangan dan penilaian serta membuat keputusan atas dasar pemahaman terhadap informasi yang sudah diperoleh sebelumnya.

2.3.2 Ranah Afektif

Menurut Arikunto 2007:168 menjelaskan bahwa ranah afektif merupakan ranah yang mengembangkan pandangan dan pendapat, penerimaan, sambutan, pendalaman dan penghayatan peserta didik terhadap materi layanan. Ranah ini berkaitan erat dengan nilai dan sikap seseorang yang nampak pada emosi.

2.3.3 Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor menurut Arikunto 2007:168 yaitu ranah yang mengarah pada keterampilan bergerak dan bertindak serta kemampuan ekspresi verbal dan nonverbal. Bertindak yang dimaksud adalah bertindak sesuai dengan harapan-harapan positif dan berhubungan dengan hal fisik walaupun gerakan tersebut hanya bagian-bagian tubuh saja. Pada perkembangan awal, ranah dalam taksonomi Bloom dimanfaatkan untuk membentuk kurikulum pendidikan di sekolah. Akan tetapi perkembangan sampai saat ini, taksonomi Bloom dimanfaatkan sebagai pertimbangan pendidik dalam melontarkan pertanyaan kepada siswa yang diselaraskan dengan tujuan akhir dari layanan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Munandar 2004:165 bahwa: ―Taksonomi Bloom digunakan sebagai cara untuk mengembangkan dan megevaluasi pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa. Dengan mengembangkan keterampilan untuk mengajukan pertanyaan pada setiap tingkat dari taksonomi, guru merangsang siswa untuk lebih menggunakan kemampuan kognitif mereka dan mengembangkan keterampilan berpikir tinggi‖. Dari kutipan di atas dapat dipahami, bahwa perkembangan saat ini taksonomi Bloom dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam membuat pertanyaan yang dilontarkan kepada siswa oleh seorang guru pembimbing. Untuk memanfaatkan taksonomi Bloom, guru pembimbing tidak membutuhkan media tambahan khusus. Guru pembimbing hanya dituntut untuk paham dengan sistem dari tingkatan taksonomi Bloom serta berlatih mengaplikasikannya dalam pertanyaan bentuk pertanyaan kepada siswa.

2.4 Keterampilan Bertanya