Peran Aktif Siswa dalam Layanan Informasi

dari pemberi layanan kepada siswa. Menurut Tohirin 2008:149 memaparkan bahwa jika seorang guru pembimbing menginginkan memperdalam hasil pemberian layanan kepada siswa, maka guru pembimbing melakukan diskusi secara singkat bersama siswa di kelas tersebut. Makmun 2007:239 menjelaskan bahwa ―ceramah atau kuliah merupakan suatu cara belajar-mengajar dimana bahan disajikan oleh guru secara monologu sehingga pembicaraan lebih bersifat satu arah‖. Tahapan –tahapan dalam metode ceramah memuat beberapa hal yaitu mencakup preparasi, yaitu guru memilih topik yang akan diberikan kepada siswa; introduksi, yaitu guru menciptakan situasi yang mendukung siswa siap untuk menerima materi layanan; presentasi, yaitu guru menyampaikan materi layanan kepada peserta didik; konklusi, yaitu membuat rangkuman dari materi yang telah disampaikan; serta evaluasi yang memuat usaha untuk mendapatkan umpan balik kepada siswa yang mengarah kepada diskusi singkat.

2.2.2 Peran Aktif Siswa dalam Layanan Informasi

Prince 2004:1 memaparkan bahwa “Active learning is generally defined as any instructional method that engages students in the learning process. In short, active learning requires students to do meaningful learning activities and think about what they are doing ”. Kutipan di atas memiliki arti bahwa belajar aktif secara umum didefinisikan sebagai metode instruksional yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Singkatnya, pembelajaran aktif mengharuskan siswa untuk melakukan aktifitas belajar bermakna dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan. Zaini 2008:xiv dalam Strategi Pembelajaran Aktif memaparkan bahwa dalam layanan yang aktif maka siswa akan dituntut untuk menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang mereka dapatkan ke dalam kehidupan nyata sehari-hari. Sedangkan menurut Conny Seniawan dalam Nurma 2008:9 memaparkan bahwa layanan aktif yaitu layanan yang dapat menciptakan siswa untuk mampu mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan. Adapun yang dimaksud dengan keterampilan memproseskan perolehan pada siswa yaitu meliputi keterampilan- keterampilan mengamatiobservasi, membuat perkiraan, merencanakan, mengendalikan Variabel, menafsirkan informasi, menyusun kesimpulan, membuat prediksi, menerapkan dan mengkomunikasikan. Yamin 2007:82 dalam Kiat Membelajarkan Siswa memaparkan bahwa ―belajar aktif adalah suatu usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses pelayanan terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotor, dan afektif‖. Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa peran aktif siswa dalam proses pemberian layanan akan menuntut siswa untuk dapat mengembangkan potensinya baik dalam ranah kognitif, psikomotor ataupun afektifnya. Prince 2004:1 menambahkan “in practice active learning refers to activities that are introduced into the classroom” yang memiliki arti bahwa inti unsur dari pembelajaran aktif adalah aktivitas siswa dan keterlibatan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain indikator dari pembelajaran yang aktif adalah adanya kegiatan dan keterlibatan siswa di dalam proses pembelajaran. Salah satu komponen dalam proses layanan informasi Bimbingan dan Konseling yang penting yaitu adanya peran aktif siswa dalam proses layanan. Peran aktif siswa dalam proses layanan informasi dapat dijadikan sebagai tolak ukur seberapa besar siswa memahami materi yang sedang disampaikan oleh guru pembimbing serta aspek kebermanfaatan bagi siswa. Ketika siswa ikut serta aktif ketika materi layanan informasi disampaikan, siswa akan memahami materi layanan informasi yang disampaikan guru pembimbing. Dengan adanya permahaman terhadap materi yang disampaikan, akan mengarahkan siswa untuk mengaplikasikan informasi yang diperolehnya dalam bentuk kemampuan pengambilan keputusan secara tepat. Menurut Bloom dalam Arikunto 2009:117-120 memaparkan bahwa setelah siswa mampu menerapkan, diharapkan akan berkembang menuju proses menganalisis yang berujung pada proses sintesis dan evaluasi. Menurut Ruhimat pada Pengembangan Pembelajaran Siswa Aktif Active Learning mengemukakan bahwa proses layanan harus dikembangkan sedemikian rupa supaya siswa merasa bahwa kondisi dalam layanan memiliki suasana yang fleksibel, menyenangkan, dan inpiratif. Dengan adanya kondisi tersebut maka siswa akan terdorong untuk terlibat secara aktif di dalam proses layanan. Belajar yang baik harus dapat melibatkan siswa secara proses dan komprehensif baik segi intelektual, emosional maupun psikomotor. Jadi, apabila menginginkan terjadinya proses layanan yang baik dan tercapainya tujuan layanan tersebut maka pemberi layanan dituntut untuk dapat menciptakan kondisi yang mendukung siswa berperan aktif secara langsung dalam layanan informasi.

2.2.3 Indikator Siswa Aktif