30
Melalui peristiwa ini anak dapat mengalami perasaan sayang, benci, iri hati, bersaing, memiliki dan lainlain. Ia dapat pula mengalami perasaan takut dan
cemas. Dalam hal ini, kerjasama ayah dan ibu sangat penting artinya. Yang diperlukan anak seusia ini adalah melatih kemampuan fisik, kemampuan berfikir,
mendorong anak bergaul dan mengembangkan angan-angan. Pada tahap ini aspek intelektualnya mulai berkembang lebih nyata tentang konsep ruang dan waktu,
mulai mengenal betuk-bentuk dua dan tiga dimensi, warna-warna dasar, simbol- simbol angka, matematika dan huruf. Gangguan yang dapat timbul pada tahap ini
adalah masalah pergaulan dengan teman, pasif dan takut berbuat sesuatu, takut mengemukakan sesuatu serta kurang kemauan, masalah belajar dan merasa
bersalah.
2.2 Sikap Orang Tua
Sikap orang tua terhadap anak sangat mempengaruhi kepribadian anak. Sikap yang baik yang dapat mendukung pembentukan kepribadian anak antara
lain: 1 Penanaman Pekerti Sejak Dini
Orang tua dan keluarga adalah penanggung jawab pertama dan utama penanaman sopan santun dan budi pekerti bagi anak. Baru kemudian, proses
penanaman akan dilanjutkan oleh guru dan masyarakat. Ketiga unsur ini, menurut Achir 2000:43, hendaknya bekerja sama secara harmonis. Sopan santun harus
ditanamkan pada anak sedini mungkin. Sebab sopan santun dan tata karma adalah perwujudan dari jiwa yang berisi nilai moral. Untuk selanjutnya moral akan turut
31
berkembang dengan yang lain dan akan dijadikan nilai sebagai pedoman dalam perilaku keseharian”. Penanaman nilai baik dan buruk sebaiknya dilakukan
perlahanlahan, sesuai dengan tahap pertumbuhan anak, daya tangkap dan serap mentalnya. Ajarkan anak bersyukur setelah memperoleh sesuatu, ajarkan
kejujuran, sopan santun, mencintai sesama, memelihara, memperbaiki, dan lain- lain.
2 Mendisiplinkan Anak Dengan penerapan disiplin pada anak sejak dini, akan menumbuhkan
pribadi anak yang mandiri. Seorang anak akan belajar berperilaku dengan cara yang diterima masyarakat, dan sebagai hasilnya anak dapat diterima oleh anggota
kelompok sosial mereka. Banyak orang tua yang tidak tahu apa yang harus dilakukannya ketika anak mulai melanggar aturan yang telah diterapkan bersama
dalam keluarga. Yang terjadi kemudian adalah reaksi emosional yang akhirnya menimbulkan rasa bersalah orang tua. Pendekatan yang bisa digunakan orang tua
adalah mengkombinasikan cinta dengan batasan-batasan yang telah disepakati bersama dalam keluarga. Stratton 2001:59 menekankan prinsip disiplin harus
dibuat sangat individual, sesuai kebutuhan masing-masing anak dan keluarga. 3 Menyayangi anak secara wajar
Bagi ayah dan ibu yang bekerja sepanjang hari, atau mempunyai aktivitas sosialorganasasi yang berlebihan, kebanyakan menitipkan anaknya kepada ibu
pengganti. Itu bisa berarti nenek atau saudara orang tua sendiri atau menggaji perawatpengasuh anak. Walaupun tidak menemaninya sepanjang hari, sikap dan
perilaku orang tua dalam memberikan kasih sayang sebaiknya dilakukan secara
32
wajar. Jangan memanjakan anak sebagai imbalan atas hilangnya waktu bersama anak akibat kesibukan orang tua. Apalagi memanjakan anak karena merasa
berdosa, karena meninggalkan anak seharian, menurut Hadis 2005:54.
4 Menghindari pemberian label “malas” pada anak Banyak orang tua yang acapkali memberi cap atau label “malas” kepada
anaknya. Sebutan ini dapat merugikan anak sebab membuat anak kurang berusaha karena merasa upaya yang dilakukannya tidak akan diperhatikan. Bahkan anak
akan berlaku sebagaimana diharapkan melalui label yang disandangnya itu. Label tersebut akan merusak pembangunan konsep diri anak yang dibentuk sejak masa
kecil. Oleh karenanya, para orang tua hendaknya menghindari pemberian label “malas” kepada anaknya. Dengan label itu, anak akan merasa diperlakukan tidak
adil menerima cap yang tidak pernah dikehendakinya, menurut Sitepu 2005: 56. Hal penting yang harus dilakukan orang tua justru membangun semangat anak.
Hal ini dapat dilakukan melalui kepercayaan yang diberikan pada anak melalui kegiatan yang unik serta mengandung tantangan atau dorongan lainnya. Sehingga
anak menjadi individu yang mandiri.
5 Menghukum anak
Hukuman yang diberikan orang tua kepada anak adalah hukuman yang dapat mendidik anak, bukan hukuman yang dapat membuat anak menjadi trauma.
Asumsi bahwa tiap perilaku salah itu disengaja adalah tidak benar. Anak terkadang tidak mengerti apa yang telah dilakukannya itu perilaku yang benar atau
salah. Hukuman juga perlu diberikan kepada anak, sehingga anak akan
33
mengetahui perilaku yang telah dilakukannya itu benar atau salah. Adapun fungsi
hukuman adalah:
1 Menghalangi, hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat. Bila anak menyadari bahwa tindakan tertentu
akan dihukum, mereka bisaanya urung melakukan tindakan tersebut. 2 Mendidik, sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar bahwa
tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang diperbolehkan.
3 Motivasi, pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan yang salah perlu sebagai motivasi untuk menghindari kesalahan tersebut.
2.3 Tanggungjawab Dalam Pola Asuh