Multikolinearitas Heteroskedastisitas METODE PENELITIAN 3.1

Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan SPSS 17. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden dimana reliabilitas peubah dikatakan baik, apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60.

3.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

1. Uji Asumsi Klasik Statistik Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut bebas dari asumsi klasik statistik Nugroho, 2005. Proses pengujian asumsi klasik statistik dilakukan bersama-sama dengan proses uji regresi, sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik statistik menggunakan media kotak kerja yang sama dengan uji regresi SPSS.

a. Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti terdistribusi normal atau tidak. Nilai residual berdistribusi normal merupakan suatu kurva berbentuk lonceng yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga. Distribusi data dikatakan tidak normal karena terdapat nilai ekstrem dalam data yang diambil. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Kurva nilai residual terstandarisasi dikatakan menyebar dengan normal apabila nilai asymp.sig. 2-tailed α.

b. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya peubah independen yang memiliki kemiripan dengan peubah independen lain dalam suatu model. Kemiripan antar peubah independen akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu peubah independen dengan peubah independen yang lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing peubah independen terhadap peubah dependen Nugroho, 2005. Deteksi terhadap multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 pada kotak kerja hasil pengolahan data SPSS.

c. Heteroskedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui, apakah terdapat pengaruh sistematis antara peubah yang diidentifikasi dengan residual absolutnya. Cara memprediksi adanya heteroskedastisitas pada suatu model yang dilihat dari pola gambar diagram pencar model regresi pada hasil pengolahan data Nugroho, 2005. Analisis pada diagram pencar menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika, Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Penyebaran titik- titik data sebaiknya tidak berpola. 2. Persamaan Regresi Regresi bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh antara satu peubah terhadap peubah lain. Peubah yang dipengaruhi disebut peubah tergantung atau dependen, sedangkan peubah yang mempengaruhi disebut peubah bebas atau peubah independen Umar, 2005. Dalam regresi berganda, persamaan regresi mempunyai lebih dari satu peubah independen. Untuk memberi simbol peubah independen yang terdapat dalam persamaan regresi berganda adalah dengan melanjutkan simbol yang digunakan pada regresi sederhana, yaitu dengan menambah tanda bilangan pada setiap peubah independen tersebut, dalam hal ini 0 , 0 , … , 0 . Dalam penelitian ini, ada lebih dari satu peubah independen yang mempengaruhi satu peubah dependen. Maka, penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Peubah dependen yang dimaksud adalah citra PT. Pertamina. Sedangkan peubah- peubah independen adalah produk, pelayanan, saluran, promosi dan merek. Rumusnya adalah : Y = a + b x +b x + b 3 x 3 4 b 5 x 5 + e……………...5 Di mana : Y = citra produk Pelumas XP Pertamina x = Iklan Advertising x = Penjualan personal Personal Selling x 3 = Promosi penjualan Sales Promotion 5 = Publisitas a, b , b , b 3 , b 5 = koefisien regresi e = error term galat Formulasi di atas kemudian diolah dengan menggunakan software SPSS versi 17 untuk mendapatkan hasil dari pengaruh peubah independen terhadap peubah dependen. Dapat juga terlihat peubah promotional mix yang memberi pengaruh paling besar terhadap citra produk Pelumas Prima XP Pertamina. 3. Uji F dan Uji t Untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen, maka perlu dilakukan uji simultan uji F dan uji parsial uji t. Uji simultan bertujuan untuk mengetahui apakah semua peubah independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap peubah dependen. Pengujian terhadap pengaruh peubah independen secara bersama-sama simultan terhadap perubahan nilai peubah dependen dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya perubahan nilai peubah dependen yang dapat dijelaskan oleh perubahan nilai semua peubah independen. Langkah pertama dalam melakukan uji simultan adalah menentukan perumusan hipotesis. Hipotesis nol dan hipotesis tandingannya ditentukan sebagai berikut : H : b i = 0 X 1 dan X 2 secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh nyata terhadap Y H 1 : b i ≠ 0 X 1 dan X 2 secara bersama-sama memiliki pengaruh nyata terhadap Y Kemudian menentukan nilai F hitung dengan menggunakan rumus : F= 6² 9 : 3 … … … … … … … … … … … … 6 dimana: ; = Koefisien determinasi k = Jumlah peubah n = Jumlah contoh Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel sesuai dengan taraf nyata yang digunakan. Jika F hitung lebih kecil daripada F tabel atau p-value lebih besar dibandingkan dengan nilai α yang digunakan, maka keputusannya adalah menerima daerah penerimaan hipotesis nol H . Artinya, secara statistik dapat dibuktikan bahwa semua peubah independen X 1 dan X 2 tidak berpengaruh terhadap peubah dependen. Sedangkan jika nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel atau p-value lebih kecil dibandingkan dengan nilai α yang digunakan, maka keputusannya adalah menolak H dan menerima H a . Artinya, secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua peubah independen X 1 dan X 2 berpengaruh terhadap peubah dependen. Uji parsial bertujuan untuk memastikan apakah peubah independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu berpengaruh terhadap nilai peubah dependen. Caranya adalah dengan melakukan pengujian terhadap koefisien regresi setiap peubah independen. Langkah pertama dalam melakukan uji parsial adalah menentukan perumusan hipotesis. Hipotesis nol dan hipotesis tandingannya ditentukan sebagai berikut : H : b 1 = 0 X 1 tidak memiliki pengaruh nyata terhadap Y H 1 : b 1 ≠ 0 X 1 memiliki pengaruh nyata terhadap Y H : b 2 = 0 X 2 tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap Y H 1 : b 2 ≠ 0 X 2 memiliki pengaruh nyata terhadap Y Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai t untuk setiap koefisien regresi dengan menggunakan rumus 8 yang telah disebutkan di atas. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan t tabel . Jika t hitung suatu koefisien regresi lebih kecil daripada t tabel atau p- value lebih besar dibandingkan dengan nilai α yang digunakan, maka keputusannya adalah menerima H . Artinya koefisien regresi peubah independen, yaitu X 1 dan X 2 tersebut tidak berpengaruh terhadap nilai peubah dependen Y. Sedangkan jika pada pengujian terhadap suatu koefisien regresi, t hitung lebih besar daripada nilai t tabel . atau p-value lebih kecil dibandingkan dengan nilai α yang digunakan, maka keputusannya adalah menolak H dan menerima H 1 . Artinya koefisien regresi peubah independen X 1 dan X 2 berpengaruh terhadap peubah dependen Y. Untuk mengetahui pernyataan peubah independen mana yang paling berpengaruh terhadap peubah dependen digunakan analisis regresi dengan metode stepwise. Regresi stepwise melibatkan dua jenis proses, yaitu forward selection dan backward elimination. Teknik ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Pada masing- masing tahapan, akan diputuskan peubah mana yang merupakan prediktor terbaik untuk dimasukkan ke dalam model. Peubah ditentukan berdasarkan uji-F, peubah ditambahkan ke dalam model selama nilai p-valuenya kurang dari nilai kritik α. Kemudian peubah dengan nilai p-value lebih dari nilai kritik α akan dihilangkan. Proses ini dilakukan terus menerus hingga tidak ada lagi peubah yang memenuhi kriteria untuk ditambahkan atau dihilangkan. Untuk mengetahui nyata peran peubah antara digunakan koefisien determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan besarnya sumbangan peubah independen terhadap peubah dependen. Bila peubah tersebut memiliki koefisien determinasi lebih besar daripada koefisien determinasi kedua peubah lainnya, maka peubah tersebut berkedudukan sebagai peubah antara.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1

Gambaran Umum PT. Pertamina Persero. 4.1.1 Sejarah PT. Pertamina Persero. Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia National Oil Company, yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT. Permina. Pada tahun 1961, perusahaan ini berganti nama menjadi PN Permina dan setelah merger dengan PN Pertamin di tahun 1968, namanya berubah menjadi PN Pertamina. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT. Pertamina Persero pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Pendirian PT. Pertamina dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Persero, dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 Tentang pengalihan bentuk perusahaan petambangan minyak dan gas bumi negara Pertamina menjadi perseroan Persero. Sesuai dengan akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri, serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah : a. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara efektif dan efisien. b. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Dokumen yang terkait

Analisis Biaya Promotional Mix Berdasarkan Daerah Pemasaran Pada PT. Bentoel Prima Jember

0 17 78

ANALISIS PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. GUNUNG BATU UTAMA

0 19 74

ANALISIS PENGARUH VARIABEL PROMOTIONAL MIX ANALISIS PENGARUH VARIABEL PROMOTIONAL MIX TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PT. DANLIRIS DI SUKOHARJO.

0 0 12

ANALISIS PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA ANALISIS PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PT PABELAN SURAKARTA.

0 2 13

ANALISIS PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA UD. SABAR MOTOR ANALISIS PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA UD. SABAR MOTOR SURAKARTA.

0 1 13

PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP VOLUMEPENJUALAN PADA PERUSAHAAN BATIK BROTOSENO PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PERUSAHAAN BATIK BROTOSENO DI MASARAN SRAGEN.

0 4 11

ANALISA PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA Analisa Pengaruh Promotional Mix Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Pada Perusahaan Batik Merak Ati Di Surakarta.

0 0 13

ANALISIS PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Analisis Pengaruh Promotional Mix Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada : Konsumen Natasha Skin Care Di Surakarta).

0 0 12

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) BAGI KONSUMEN PELUMAS PRIMA XP PERTAMINA DI KOTA PADANG.

3 6 6

ANALISIS ELEMEN-ELEMEN EKUITAS MEREK PRODUK MINYAK PELUMAS PERTAMINA PRIMA XP

0 1 121