Penjumlahan Vektor Penguraian Vektor

35 tegak yang dicetak tebal F, sedangkan besar vektor F yaitu F atau ΙFΙ diganti dengan huruf cetak miring F Supiyanto, 2001: 9

2.5.7.1 Penjumlahan Vektor

Penjumlahan dua vektor atau lebih sering dilakukan untuk mengetahui vektor total atau vektor resultan dari sejumlah vektor tersebut. Misalnya, ketika kita ingin mengetahui perpindahan total dari suatu benda yang menjalani dua perpindahan secara berurutan. Anggaplah kita ingin menjumlahkan dua vektor yang dinyatakan oleh A dan B. Penjumlahan vektor dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode poligon dan metode jajaran genjang. 1. Metode Poligon Penjumlahan vektor dengan metode poligon kita awali dengan menggambars segmen garis berarah yang menyatakan vektor A, kemudian menggambar segmen garis berarah yang menyatakan vektor B, sedemikian rupa sehingga pangkalnya berimpit dengan ujung vektor A. Maka vektor resultan R adalah segmen garis bererah dari pangkal vektor A ke ujung vektor B yang menyatakan hasil penjumlahan vektor A dan B. Gambar.2.1. Metode Poligon Supiyanto, 2001: 10-11 36 2. Metode Jajaran Genjang Untuk metode jajaran genjang, gambarkan segmen garis berarah yang menyatakan vektor A, kemudian gambarkan segmen garis berarah yang menyatakan vektor B sedemikian rupa sehingga pangkalnya berimpit dengan pangkal vektor A. Buatlah jajaran genjang dengan sisi-sisinya adalah A dan B. Maka, diagonal jajaran genjang R merupakan vektor resultan hasil penjumlahan vektor A dan B. F2 C F1 R F 1 α β 180- α A F 2 B Gambar.2.2. Metode Jajaran Genjang Dua vektor F 1 dan F 2 yang saling mengapit sudut α seperti pada gambar diatas maka besar resultan kedua vektor tersebut adalah : R = F 1 + F 2 Secara metematis nilai Resultan R diselesaikan dengan rumus aturan cosinus sebagai berikut : α α cos F F 2 F F R cos F F 2 F F R 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 ⋅ ⋅ ⋅ + + = ⋅ ⋅ ⋅ + + = Perhatikanlah segitiga ABC diatas, dengan menggunakan rumus aturan sinus maka diperoleh rumusan sebagai berikut : R α sin F β sin sin β F α sin R α sin α - 180 sin ingat ; sin β F α - sin180 R 1 1 1 = = = = 37 dimana β adalah sudut yang menunjukkan arah vektor resultan Kanginan Marthen, 2000: 11

2.5.7.2 Penguraian Vektor

Jika sejumlah vektor dapat dijumlahkan menghasilkan vektor resultan, maka satu vektor juga dapat diuraikan menjadi sejumlah vektor lain. Apabila satu vektor kita uraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus, maka 2 vektor hasil penguraian disebut komponen vektor yang saling tegak lurus. Komponen vektor dan vektor mula-mula dihubungkan melalui fungsi trigonometri sebagai berikut : A x = A cos α A y = A sin α Oleh karena itu apabila komponen vektor Ax dan Ay diketahui kita dapat menghitung besar vektor A dengan teorema Phytagoras dan menghitung arahnya dengan fungsi trigonomteri. Supiyanto, 2001: 12.

2.5.8 Pengukuran