Gizi Balita Landasan Teori

13 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Gizi Balita

Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi anak balita merupakan kelompok yang rentan gizi yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, karena saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi. Anak usia ini memerlukan zat makanan yang relatif lebih banyak dengan kualitas yang lebih tinggi yang digunakan untuk proses pertumbuhan manusia, pertumbuhan otak yang menentukan tingkat kecerdasan seseorang sangat bergantung dari kondisi gizi dan kesehatan sewaktu masa balita Achmad Djaelani S, 2000:10. Anak balita masih belum bisa mengurus dirinya sendiri dengan baik, sehingga perlu perhatian dari orang tua, belum dapat berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukannya untuk makan. Sedangkan berbagai pantangan dan tabu mengenai makanan banyak dikenakan kepada anak balita. Selain itu anak balita mulai turun ke tanah dan mulai berkenalan dengan berbagai kondisi yang dapat menimbulkan infeksi atau penyakit lain. Padahal tubuhnya belum cukup mempunyai imunitas daya tahan untuk melawan penyakit Achmad Djaelani S, 2000:233. Angka kecukupan gizi AKG adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat 14 untuk mencegah defisiensi zat gizi. Angka Kecukupan gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan, genetika, dan keadaan fisiologis, seperti ibu hamil dan menyusui Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2009:117. Kegunaan AKG antara lain ; untuk perencanaan penyediaan pangan tingkat regional atau nasional, untuk menilai data konsumsi makanan perorangan atau kelompok, untuk perencanaan pemberian makanan bagi intitusi, untuk menetapkan standar bantuan pangan dalam keadaan darurat, untuk menetapkan pedoman keperluan label gizi makanan yang dikemas, dan untuk bahan penyuluhan atau pendidikan gizi yang berkaitan dengan kebutuhan gizi menurut kelompok umur dan kegiatan maupun jenis kelamin. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2009:118-119. Tabel 2.1 Angka Kecukupan Energi dan Protein yang dianjurkan untuk anak balita Gol. umur BB Kg TB Kg Energi Kkal Protein gram 1-3 4-6 12 18 90 110 1250 1750 23 32 I Dewa Nyoman Supariasa dkk, 2001:312. Seorang anak yang AKGnya seimbang akan tumbuh kembang sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya, sehingga akan menyebabkan masalah gizi lebih dan gizi kurang. Menurut Sunita Almatsier 2001:11 kekurangan gizi secara umum menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan anak tidak potensial, pertahanan tubuh terhadap tekanan atau stress menurun, sistem imunitas dan antibodi berkurang sehingga orang mudah terserang penyakit infeksi seperti 15 pilek, batuk, dan diare. Serta terganggunya struktur dan fungsi otak secara permanen. Perilaku baik anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan perilaku tidak tenang, sering tersinggung, cengeng dan apatis. Berdasarkan tabel diatas, maka tingkat kecukupan energi dan protein dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Rumus penentuan tingkat energi pada balita AKG energi = AKG tabel energi Tingkat Kecukupan Energi = 100 2. Rumus penentuan tingkat protein pada balita AKG protein = AKG tabel protein Tingkat Kecukupan Protein = 100 I Dewa Nyoman Supariasa dkk, 2001:114

2.1.2 Status Gizi Balita