Penilaian Status Gizi Secara Langsung

20

2.1.3 Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi dibagi menjadi 2 yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.

2.1.3.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung

Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Tetapi dalam penelitian ini menggunakan penilaian antropometri. 2.1.3.1.1 Antropometri a Pengertian Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi I Dewa Nyoman Supariasa, 2001:19. b Penggunaan Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh I Dewa Nyoman Supariasa, 2001:19. c Indeks Antropometri 1 Berat badan menurut umur BBU 21 Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mandadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal I Dewa Nyoman Supariasa, 2001:56-57. 2 Tinggi badan menurut umur TBU Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defesiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama I Dewa Nyoman Supariasa, 2001:57. 3 Berat badan menurut tinggi badan BBTB Berat badan mempunyai hubungan yang linier tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah 22 dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BBTB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi pada saat kini sekarang I Dewa Nyoman Supariasa, 2001:58. Dari berbagai jenis indeks tersebut, untuk menginterpretasikan dibutuhkan ambang batas, penentuan ambang batas diperlukan kesepakatan ahli gizi. Ambang batas dapat disajikan kedalam tiga cara yaitu persen terhadap median, persentil, dan standar deviasi unit. 1. Persen terhadap median Median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi median sama dengan persentil 50. Rumus persen terhadap median Median = 100 I Dewa Nyoman Supariasa, 2001:69. Tabel 2.3 Status Gizi Berdasarkan Indeks Antropometri Status Gizi BBU TBU BBTB Gizi baik 80 90 90 Gizi sedang 71-80 81-90 81-90 Gizi kurang 61-70 71-80 71-80 Gizi buruk ≤ 60 ≤7 0 ≤ 70 Sumber : Yayah K. Husaini Antropometri Sebagai Indeks Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Medika, No 8 tahun XIII, 1997. hlm. 269. Catatan : Persen dinyatakan terhadap median buku NCHS. 2. Persentil 23 Para pakar merasa kurang puas dengan menggunakan persen terhadap median, akhirnya memilih cara persentil. Persentil 50 sama dengan median atau nilai tengah dari jumlah populasi berada diatasnya dan setengahnya berada dibawahnya I Dewa Nyoman Supariasa, 2001:70 3. Standar Deviasi Unit SD Standar deviasi unit disebut juga Z-skore. WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan memantau pertumbuhan I Dewa Nyoman Supariasa, 2001:70. Rumus perhitungan Z-skore adalah : Z-skore = Sumber : Gizi Indonesia, Vol. XV No. 2 tahun 1990.

2.1.3.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung