Karakteristik Kimia dan Fisika Perairan.

hemprichii. Semakin ke arah tubir jenis lamun yang tumbuh adalah Halodule uninervis, Halophilla minor dan Enhalus acoroides yang bercampur. Semakin jauh ke tengah kerapatan H. uninervis dan H. minor semakin menurun. Semakin jauh dari pantai 150 m lamun didominasi oleh Enhalus acoroides. Pada Stasiun 3 ekosistem padang lamun berdampingan dengan ekosistem mangrove. Pada stasiun ini hanya ditemui 3 spesies lamun, yaitu E. Acoroides, H. Minor, dan H. Uninervis. Padang lamun pada stasiun ini tidak tersebar secara merata. Lamun tumbuh berkelompok-kelompok. H. Minor ditemui sampai pada jarak sekitar 30 m dari pinggir pantai. H. Uninervis dijumpai pada jarak antara 30 – 70 m dari pantai sedangkan E. Acoroides terlihat tersebar secara merata pada setiap kelompok lamun.

4.2. Karakteristik Kimia dan Fisika Perairan.

Hasil pengukuran parameter fisika kimia perairan selama penelitian di Pulau Lepar dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik Kimia Dan Fisika Perairan No Parameter Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 A. Fisika 1. Suhu Perairan o C 30,0 31,0 29,5 2. Kecerahan cm 100,0 96,0 100,0 3. Kedalaman cm 57,45 28,05 43,45 4. Kecepatan Arus ms 0,03 0,03 0,01 B. Kimia 1. pH 8,10 8,02 7,85 2. Salinitas o oo 33,0 34,0 28,0 Catatan : Pengukuran dilakukan pada saat air surut Suhu perairan mempunyai kisara n antara 29,5 – 31 o C. Suhu terendah terdapat pada Stasiun 3 yaitu 29,5 o C, dimana saat itu cuaca mendung dan usai hujan. Sedangkan suhu tertinggi pada Stasiun 2 yaitu 31 o C. Kisaran suhu tersebut merupakan kisaran normal untuk daerah tropis. Keadaan pantai di lokasi penelitian yang dangkal yaitu 0,2 – 0,8 meter pada waktu pengambilan contoh memungkinkan suhu perairan lebih tinggi dari perairan yang lebih dalam karena kolom air lebih sedikit sehingga menyimpan panas lebih lama. Kedalaman perairan di daera h pengambilan contoh berkisar antara 0,2 – 0,8 m Lampiran 2, padahal pengambilan contoh dilakukan sampai 200 m dari pinggir pantai. Ini menandakan bahwa topografi pantai di pulau ini yang landai. Kedalaman perairan diukur saat perairan dalam keadaan surut yang bertujuan agar perhitungan dan pengamatan untuk lamun dan Gastropoda mudah dilakukan. Kecepatan arus yang terukur di lokasi penelitian berkisar antara 0,01 – 0,03 ms. Arus ini relatif tenang karena ekosistem padang lamun di Pulau Lepar berdeka tan dengan Pulau Bangka dan pulau-pulau kecil yang mengelilinginya. Kecepatan arus pada Stasiun 3 relatif lebih rendah dari stasiun lainnya. Hal ini karena daerah pengambilan contoh Stasiun 3 di kelilingi oleh pulau-pulau kecil, sehingga arus tertahn oleh pulau-pulau tersebut. Kecerahan perairan Pulau Lepar yang didapat tidak semuanya 100. Pada Stasiun 2 Transek 3 di setiap substasiun kecerahan berkisar antara 86 – 90. Hal ini karena perairan di daerah ini dipengaruhi oleh masa air laut di Perairan Sadai Pulau Bangka yang keruh akibat aktivitas penambangan timah inkonvensional di daerah pantai dan darat. Kisaran nilai salinitas di Pulau Lepar berkisar antara 28 – 34 o oo . Salinitas terendah terdapat di Stasiun 3, yaitu 28 o o o . Stasiun 3 terletak di perairan Desa Tanjung Sangkar. Pantai di daerah ini ditumbuhi oleh vegetasi mangrove dengan kepadatan yang tinggi, selain itu di daerah pengambilan contoh terdapat dua muara sungai. Salinitas tertinggi terdapat di Stasiun 2 yaitu 34 o o o . Nilai derajat keasaman pH di lokasi pengamatan berkisar antara 7,85 – 8,10. Derajat keasaman terendah di Stasiun 3 dengan pH 7,85 dan pH tertinggi di Stasiun 1 dengan pH 8,10. Nilai tersebut memperlihatkan bahwa pH perairan cenderung bersifat basa dan termasuk normal untuk pH air laut di Indonesia .

4.3 Karakteristik Substrat