Pola Sebaran Gastropoda Asosiasi Gastropoda Berdasarkan Habitat Lamun

Keterangan : E = Indeks keseragaman H’ = Indeks keanekaragaman H’maks = Indeks keanekaragaman maksimum = log 2 S = 3,3219 log S dimana S = jumlah je nis Indeks keseragaman berkisar antara 0-1. Bila indeks keseragaman kurang dari 0,4 maka ekosistem tersebut berada dalam kondisi tertekan dan mempunyai keseragaman rendah. Jika indeks keseragaman antara 0,4 sampai 0,6 maka ekosistem tersebut pada kondisi kurang stabil dan mempunyai keseragaman sedang. Jika indeks keseragaman lebih dari 0,6 maka ekosistem tersebut dalam kondisi stabil dan mempunyai keseragaman tinggi. Untuk menggambarkan jenis Gastropoda yang paling banyak ditemukan, dapat diketahui dengan menghitung nilai dominasinya. Dominasi dapat dinyatakan dalam indeks dominasi simpson Brower, 1989 : D = ∑ =       s i i N n 1 2 Keterangan : C = Indeks dominasi Simpson ni = Jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah total individu seluruh jenis Nilai indeks dominansi berkisar antara 0 -1. Semakin besar nilai indeks semakin besar kecenderungan salah satu spesies yang mendominasi populasi.

3.6.4. Pola Sebaran Gastropoda

Pola sebaran spesies Gastropoda ditentukan dengan menghitung indeks dispersi morisita Brower et al., 1989 dengan persamaan : 1 1 2 − − = ∑ = N N N X n Id s i Keterangan : Id = Indeks Dispesi Morisita n = Jumlah plot pengambilan contoh N = Jumlah individu dalam n plot X = Jumlah individu pada setiap plot Pola dispersi lamun ditentukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut Brower et al., 1989 : Id 1 : Pola dispersi seragam Id = 1 : Pola dispersi acak Id 1 : Pola dispersi mengelompok Untuk menguji kebenaran nilai indeks di atas, digunakan suatu uji s tatistik, yaitu sebaran khi-kuadrat dengan persamaan aplikatif : X 2 = N X n s i ∑ = 1 2 - N, Nilai khi-kuadrat dari perhitungan diatas dibandingkan dengan nilai khi- kuadrat tabel statistik dengan menggunakan selang kepercayaan 95 á = 0,05 dan derajat bebas = 26. Kriteria pengujian adalah jika nilai X 2 hitung adalah lebih kecil dari nilai X 2 tabel, maka terima H o Id = 1, yang berarti tidak ada perbedaan yang nyata dengan penyebaran acak. Jika nilai X 2 hitung lebih besar dari nilai X 2 tabel, maka tolak H o Id = 1, yang berarti ada perbedaan nyata dengan penyebaran acak.

3.6.5. Asosiasi Gastropoda Berdasarkan Habitat Lamun

Asosiasi Gastropoda berdasar habitat padang lamun dianalisis dengan cara melihat perbandingan nilai INP kepadatan relatif, frekuensi relatif dan penutupan relatif lamun dengan kepadatan Gastropoda per plottransek pengamatan. Dengan membandingkan dan menghubungkan hasil yang didapat per plot pengamatan diharapkan akan mendapatkan hasil yang baik dan mengurangi bias kekeliruan terhadap kesimpulan yang ditetapkan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Habitat

Pulau Lepar dengan luas 25.416,380 ha tersebar pada 3 tiga desa, yaitu Desa Penutuk, Desa Tanjung Sangkar dan Desa Tanjung Labu. Menurut sebarannya, padang lamun di pulau ini terdapat di dua desa, yaitu Desa Penutuk dan Desa Tanjung Sangkar. Padang lamun Pulau Lepar ditumbuhi oleh lima spesies tumbuhan lamun yang termasuk kedalam dua famili yaitu Hydrocharitaceae dan Cymodoceae. Stasiun 1 dan 2 terdapat di kawasan Desa Penutuk, sedangkan Stasiun 3 terdapat di kawasan Desa Tanjung Sangkar. Stasiun 1 memiliki topografi pantai yang landai dengan substrat dasar perairan berpasir. Lamun tumbuh dari pinggir pantai sampai jarak sekitar 250 m ke arah tubir, dengan kerapatan yang semakin berkurang dengan pola spesies semakin monospesifik . Pada Stasiun 1 ekosistem padang lamun berdampingan dengan ekosistem mangrove. Penyebaran lamun di Stasiun 1 mulai dari pinggir pantai sampai jarak 50 m dari pantai ditumbuhi oleh jenis lamun Enhalus acoroides, Halophila minor dan Thalassia hemprichii. Semakin ke tengah sampai pada jarak 80 m dari pantai mulai terlihat Enhalus acoroides, Halophila minor dan Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Semakin ke tengah menuju tubir spesies lamun yang ada sudah mulai berkurang dan didominasi oleh jenis Enhalus acoroides. Penyebaran lamun pada Stasiun 2 mulai dari pinggir pantai sampai 50 m dari pantai ditumbuhi oleh Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, dan Cymodocea rotundata. Semakin ke tengah sampai jarak 80 m dari pantai ditumbuhi oleh Halodule uninervis, Cymodocea rotundata, Halophilla minor dan Thalassia 21