27
menguap dan meninggalkan rongga. Berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang bata beton batako, persyaratan nilai penyerapan air maksimum adalah 25
Untuk pengukuran penyerapan air batako, mengacu pada standar SNI 03- 0349-1989 dan dihitung dengan persamaan berikut:
�� =
� −� �
100 2.2
Dimana: Wa
= Water Absorption Mk
= Massa benda kering gr Mj
= Massa benda dalam kondisi jenuh gr
2.3.3 Pengujian Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan batako adalah proses pengujian kemampuan batako untuk menahan beban, misalnya berat atap yang mendukung dinding, ditambah
berat dinding itu sendiri. Serta untuk memastikan bahwa batako akan mampu membawa beban yang diletakkan di atasnya, termasuk beban hidup. Kuat tekan
suatu bahan merupakan perbandingan besarnya beban maksimum yang dapat ditahan beban dengan luas penampang bahan yang mengalami gaya tersebut.
Kekuatan tekan merupakan salah satu tolak ukur batako. Pengertian kuat tekan batako dianalogikan dengan kuat tekan beton. Mengacu pada pada SK SNI
M –14–1989–F tentang pengujian kuat tekan beton, yang dimaksud kuat tekan
beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan.
Teori teknologi beton menjelaskan bahwa faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kekuatan beton adalah faktor air semen FAS, kepadatan, umur
Universitas Sumatera Utara
28
beton, jenis semen, jumlah semen dan sifat agregat Tjokrodimulyo, 1996 dalam Damaris, 2011.
Batako dengan mutu yang rendah ditandai dengan besar kuat tekan dan daya serap air tidak memenuhi syarat-syarat fisis batako tingkat II yang ditetapkan
oleh SNI. Hal ini disebabkan adanya retak-retak pada permukaan batako sehingga batako banyak berpori dan mengakibatkan kekuatannya menurun. Selain itu,
perusahaan juga menghasilkan banyak batako rusak sehingga memerlukan pengerjaan ulang yang mengakibatkan terjadinya penambahan biaya produksi.
Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk dapat memperbaikimerekayasa komposisi yang tepat
supaya dapat memberikan perbaikan mutu pada batako. Titik berat pencapaian target mutu yang dikehendaki ialah pada pengaturan komposisi bahan. Perubahan
komposisi bahan akan berpengaruh pada mutu batako. Untuk pengukuran kuat tekan batako mengacu pada standar SNI 03-0349-
1989 dan dihitung dengan persamaan berikut: � =
� �
2.3 Dimana:
P = Kuat Tekan kgcm
2
F
maks
= Gaya Maksimum kg A = Luas permukaan benda uji cm
2
Mengacu pada pada SK. SNI 03 –0349-1989 tentang Bata Beton Untuk
Pasangan Dinding, bata beton pejal maupun berlobang dibedakan menurut tingkat mutunya seperti yang tercantum pada Tabel 2.5. Kuat tekan batako dan daya serap
air mengidentifikasikan mutu dari sebuah batako. Oleh karena itu spesifikasi dari
Universitas Sumatera Utara
29
Karakter Kualitas yang Kritis Critical to Quality CharacteristicCTQ produk batako ini adalah tingkat kuat tekan dan daya serap air. Semakin tinggi tingkat
kekuatan batako yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu batako yang harus dihasilkan.
Tabel 2.5 Syarat-Syarat Fisis Bata Beton Menurut SNI 03-0349-1989
Catatan:
1
Kuat tekan bruto adalah beban tekan keseluruhan pada waktu benda uji pecah dibagi dengan luas ukurannya dari permukaan bata yang tertekan, termasuk luas lobang serta
cekungan tepi
2
Tingkat Mutu: Tingkat I
: Untuk dinding struktural tidak terlindungi Tingkat II
: Untuk dinding struktural terlindungi boleh ada beban Tingkat III
: Untuk dinding non struktural tak terlindungi boleh terkena hujan dan panas
Tingkat IV : Untuk dinding non struktural terlindungi dari cuaca
2.3.4 Pengujian Kuat Tarik Briquette