Nilai Slump Pengujian Daya Serap

72

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Nilai Slump

Menurut SNI 1972-2008, pengertian slump beton adalah penurunan ketinggian pada pusat permukaan atas beton yang diukur segera setelah cetakan uji slump diangkat. Nilai slump selalu dihubungkan dengan kemudahan pengerjaan beton workabilitas. Berdasarkan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, standar nilai slump adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Nilai Slump Berdasarkan PBBI 1971 Uraian Slump cm Maksimum Minimum Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak bertulang 12,5 5,0 Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi di bawah tanah 9,0 2,5 Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5 Pengerasan jalan 7,5 5,0 Pembetonan massal 7,5 2,5 Pada penelitian ini, karena belum adanya standar nilai slump untuk adukan batako maka pengujian nilai slump ini hanya bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serbuk kaca terhadap kelecakan adukan mortar. Adapun hasil pengujian nilai slump dengan dan tanpa penambahan serbuk kaca dengan mengurangi berat semen adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 73 Tabel 4.2 Nilai Slump Rata-rata Komposisi Campuran Nilai Slump cm Rata-rata cm BSK0 0,5 0,7 0,8 0,8 BSK10 1,0 0,8 0,7 0,8 BSK20 0,8 1,0 1,2 1,0 BSK30 0,9 1,1 1,4 1,0 Gambar 4.1. Grafik Hubungan Nilai Slump terhadap Kadar Serbuk Kaca Dari Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa nilai slump untuk adukan mortar batako sangat kecil. Didapatkan hasil bahwa semakin besar kadar serbuk kaca, nilai slump-nya akan semakin tinggi. Hal tersebut diakibatkan karena serbuk kaca bersifat tidak menyerap air zero water absorption jika dibandingkan dengan semen, sehingga adukan menjadi lebih basah yang kemudian 0.7 0.8 1.0 1.10 0.0 0.3 0.5 0.8 1.0 1.3 1.5 5 10 15 20 25 30 35 N il ai Sl u m p R ata -r ata c m Kadar Serbuk Kaca Universitas Sumatera Utara 74 mempengaruhi nilai slump mortar menjadi semakin tinggi sejalan dengan kadar serbuk kaca yang ditambahkan. 4.2 Pengujian Visual 4.2.1 Pemeriksaan Tampak Luar Tabel 4.3. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Visual dengan Syarat Mutu Uraian Perbandingan berat bahan SNI 03- 0349-1989 BSK0 BSK10 BSK20 BSK30 1. Bidang-bidang a. Kerataan b. Keretakan c. Kehalusan 2. Rusuk-rusuk a. Kesikuan b. Ketajaman c. Kekuatan Rata Tidak Retak Halus Siku Tajam Kuat Rata Tidak Retak Halus Siku Tajam Kuat Rata Tidak Retak Halus Siku Tajam Kuat Rata Tidak Retak Halus Siku Tajam Kuat Rata Tidak Retak Halus Siku Tajam Kuat Apabila meninjau Tabel 4.3, dari keempat komposisi campuran batako yang dicoba telah memenuhi syarat tampak luar menurut ketentuan dalam SNI 03- 0349-1989, yaitu menghasilkan batako yang mempunyai permukaan bidang rata, tidak retak dan halus.

4.2.2 Pemeriksaan Ukuran

Setelah melakukan pemeriksaan dan didapat data pengukuran dimensi pada masing-masing komposisi batako, kemudian data tersebut harus di analisis penyimpangan ukurannya sesuai dengan ketentuan SNI. 0349-1989. Universitas Sumatera Utara 75 Berikut merupakan hasil rata-rata analisis penyimpangan ukuran batako dari 4 empat macam komposisi yang dicoba, seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.4. Analisis Penyimpangan Ukuran Batako Penambahan Serbuk Kaca No. Panjang mm Lebar mm Tebal mm Benda Uji SNI 0349- 1989 Benda Uji SNI 0349- 1989 Benda Uji SNI 0349- 1989 BSK0 1 5,0 5 1,0 2 2,0 2 2 1,0 5 1,0 2 2,0 2 3 2,0 5 0,0 2 1,0 2 4 1,0 5 1,0 2 2,0 2 5 0,0 5 0,0 2 1,0 2 6 1,0 5 1,0 2 0,0 2 7 2,0 5 1,0 2 0,0 2 Rata-rata 1,7 5 0,7 2 1,1 2 BSK10 1 3,0 5 1,0 2 1,0 2 2 2,0 5 1,0 2 1,0 2 3 0,0 5 2,0 2 0,0 2 4 1,0 5 0,0 2 0,0 2 5 3,0 5 0,0 2 1,0 2 6 4,0 5 1,0 2 0,0 2 7 1,0 5 1,0 2 0,0 2 Rata-rata 2,0 5 0,9 2 0,4 2 BSK20 1 1,0 5 1,0 2 0,0 2 2 1,0 5 1,0 2 1,0 2 3 3,0 5 1,0 2 1,0 2 4 3,0 5 1,0 2 2,0 2 5 1,0 5 0,0 2 1,0 2 6 1,0 5 1,0 2 2,0 2 7 1,0 5 0,0 2 2,0 2 Rata-rata 1,6 5 0,7 2 1,3 2 BSK30 1 2,0 5 1,0 2 1,0 2 2 1,0 5 2,0 2 2,0 2 3 1,0 5 0,0 2 1,0 2 4 3,0 5 2,0 2 2,0 2 5 0,0 5 1,0 2 1,0 2 6 0,0 5 1,0 2 1,0 2 7 4,0 5 0,0 2 1,0 2 Rata-rata 0,7 5 1,0 2 1,3 2 Universitas Sumatera Utara 76 Berikut merupakan rekapitulasi hasil pemeriksaan ukuran batako dari empat macam campuran yang dicoba, seperti pada tabel berikut: Tabel 4.5. Perbandingan Penyimpangan Ukuran Rata-Rata dengan Syarat Mutu Komposisi Campuran Panjang mm Lebar mm Tebal mm Benda Uji SNI 0349-89 Benda Uji SNI 0349-89 Benda Uji SNI 0349-89 BSK0 1,7 5 0,7 2 1,1 2 BSK10 2,0 5 0,9 2 0,4 2 BSK20 1,6 5 0,7 2 1,3 2 BSK30 1,6 5 1,0 2 1,3 2 Apabila meninjau Tabel 4.5, batako telah memenuhi syarat ukuran sesuai dengan ketentuan dalam SNI 03-0349-1989. Hal tersebut disebabkan karena serbuk kaca mempunyai butiran hampir sama dengan semen yaitu lolos saringan No. 200 dan bahan tambah serbuk kaca dapat mengisi rongga antar pasir yang menyebabkan batako menjadi lebih padat sehingga permukaan bidang batako menjadi rata dan tidak retak. Ditinjau dari data hasil pengujian, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kondisi tersebut dikarenakan cara pembuatan batako secara manual sehingga diperoleh batako dengan kepadatan yang tidak seragam. Karena kerapatan pori-pori yang terdapat didalam batako akan sangat berpengaruh pada kepadatan komposisi batako tersebut. Universitas Sumatera Utara 77

4.3 Pengujian Daya Serap

Pengujian penyerapan air dari 3 tiga macam komposisi campuran yang dicoba, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut . Tabel 4.6. Hasil Pengujian Penyerapan Air No. Benda Uji Komposisi Campuran Berat Benda Uji Nilai Absorbsi A gr B gr 1 BSK0 12,318 13,323 8,16 2 12,222 13,421 9,81 3 12,579 13,777 9,52 4 13,045 14,105 8,13 5 12,508 13,463 7,64 6 13,133 14,129 7,58 7 12,186 13,637 11,91 Rata-rata 8,96 1 BSK10 12,399 13,387 7,97 2 12,416 13,422 8,10 3 12,863 13,824 7,47 4 13,124 14,092 7,38 5 12,211 13,092 7,21 6 12,803 14,222 11,08 7 12,897 14,152 9,73 Rata-rata 8,42 1 BSK20 12,772 13,636 6,76 2 13,447 14,272 6,14 3 13,509 14,312 5,94 4 12,974 13,878 6,97 5 12,793 13,785 7,75 6 13,415 14,286 6,49 7 12,876 13,80 7,18 Rata-rata 6,75 1 BSK30 12,406 13,488 8,72 2 13,452 14,566 8,28 3 13,465 14,498 7,67 4 12,715 13,742 8,08 5 13,319 14,368 7,88 6 13,338 14,441 8,27 7 13,046 14,153 8,49 Rata-rata 8,20 Universitas Sumatera Utara 78 Berikut merupakan rekapitulasi hasil pemeriksaan daya serap batako dari empat macam campuran yang dicoba, seperti pada tabel berikut: Tabel 4.7. Perbandingan Daya Serap Air Rata-Rata dengan Syarat Mutu Komposisi Campuran Daya Serap Air Tingkat Mutu Benda Uji SNI 03-0349- 1989 BSK0 8,96 25 I BSK10 8,42 25 I BSK20 6,75 25 I BSK30 8,20 25 I Gambar 4.2. Grafik Hubungan Daya Serap Batako terhadap Kadar Serbuk Kaca Meninjau dari grafik penyerapan air menunjukkan perbedaan nilai penyerapan air. Nilai penyerapan air terbesar pada batako yang menggunakan serbuk kaca adalah pada BSK10 dengan nilai penyerapan air sebesar 8,42 , sedangkan nilai penyerapan air terkecil adalah pada BSK20 dengan nilai penyerapan air sebesar 6,75 . 8.96 8.42 6.75 8.2 5 6 7 8 9 10 5 10 15 20 25 30 35 D ay a Ser ap Ai r Kadar Serbuk Kaca Universitas Sumatera Utara 79 Dari Tabel 4.7, keempat komposisi batako yang diuji telah memenuhi syarat penyerapan air menurut ketentuan SNI 03-0349-1989, yaitu dengan besar penyerapan air dibawah 25 untuk batako tingkat mutu I. Semakin kecil persentase kadar air yang diserap batako maka akan semakin baik batako tersebut, karena berarti batako memiliki kepadatan campuran yang baik. Tetapi dalam grafik diatas menunjukkan adanya kenaikan dan penurunan dari perbandingan keempat komposisi campuran. Hal ini dikarenakan jumlah komposisi serbuk kaca yang berbeda-beda. Dalam pengujian ini penambahan serbuk kaca yang dapat menghasilkan batako dengan penyerapan terkecil ada pada BSK20. Penambahan serbuk kaca lebih dari 20 menyebabkan ikatan antar agregat dalam batako menjadi kurang kuat dan menyebabkan penyerapan air semakin besar dengan semakin bertambahnya persentase serbuk kaca, tetapi masih dalam batas persyaratan penyerapan air tingkat mutu I menurut ketentuan dalam SNI 03-0349- 1989.

4.4 Pengujian Kuat Tekan