29
Karakter Kualitas yang Kritis Critical to Quality CharacteristicCTQ produk batako ini adalah tingkat kuat tekan dan daya serap air. Semakin tinggi tingkat
kekuatan batako yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu batako yang harus dihasilkan.
Tabel 2.5 Syarat-Syarat Fisis Bata Beton Menurut SNI 03-0349-1989
Catatan:
1
Kuat tekan bruto adalah beban tekan keseluruhan pada waktu benda uji pecah dibagi dengan luas ukurannya dari permukaan bata yang tertekan, termasuk luas lobang serta
cekungan tepi
2
Tingkat Mutu: Tingkat I
: Untuk dinding struktural tidak terlindungi Tingkat II
: Untuk dinding struktural terlindungi boleh ada beban Tingkat III
: Untuk dinding non struktural tak terlindungi boleh terkena hujan dan panas
Tingkat IV : Untuk dinding non struktural terlindungi dari cuaca
2.3.4 Pengujian Kuat Tarik Briquette
Pada dasarnya, batako juga dapat menahan gaya tarik meskipun kekuatannya terhadap tarik terlalu kecil dibandingkan kekuatan tekan. Untuk
mengetahui batas kekuatan tarik terhadap suatu campuran batako, maka perlu
No Syarat Fisik
Satuan Tingkat Mutu Bata
2
Bata Pejal Bata Berlubang
I II
III IV I
II III IV
1 Kuat tekan rata-rata minimum
Kgcm
2
100 70 40 25 70 50 35 20 2
Kuat tekan bruto
1
benda uji min. Kgcm
2
90 65 35 21 65 45 30 17
3 Penyerapan air rata-rata maks.
25 35 -
- 25 35 -
-
Universitas Sumatera Utara
30
diadakan suatu pengujian kuat tarik batako campuran mortar yang akan digunakan sebagai benda uji dan dicetak dalam suatu cetakan dalam keadaan plastis belum
mengeras dan untuk selanjutnya benda uji ini disebut benda uji briquette. Briquette
mortar juga merupakan campuran yang mempunyai kekuatan untuk melawan tarikan dengan bentuknya yang menyerupai angka delapan. Kekuatan ini
juga bergantung pada mutu bahan yang dipakai serta komposisi dari bahan tersebut.
Untuk pengukuran kuat tarik batako mengacu pada standar ASTM C-190 dan dihitung dengan persamaan berikut:
� =
�
2.4 Dimana:
P = Kuat Tarik kg σ = Gaya Maksimum kgcm
2
A = Luas permukaan benda uji cm
2
2.4 Penelitian Serbuk Kaca Terdahulu 2.4.1 R. Tenda, S. E. Wallah, R. S. Windah dan Handy Yohanes Karwur
UNSRAT, 2013
Penelitian ini menggunakan serbuk kaca sebagai subtitusi parsial semen dalam pembuatan beton dengan variasi penggunaannya 0, 6, 8, 10, 12,
dan 15. Pengujian dilakukan terhadap berat volume dengan menggunakan benda uji silinder 1020 cm untuk umur 1 hari dan kuat tekan beton untuk umur 7, 14,
dan 28 hari. Berat volume untuk semua variasi penggunaan serbuk kaca termasuk beton normal. Beton dengan nilai kuat tekan tertinggi dicapai pada komposisi
Universitas Sumatera Utara
31
serbuk kaca 10 sedangkan nilai kuat tekan terendah di dapat pada komposisi kaca 15.
2.4.2 Levin Wibowo UAJY, 2013
Penelitian ini menggunakan 4 jenis beton, yaitu beton normal, beton serbuk kaca, beton normal+Sikament LN dan beton serbuk kaca+Sikament LN perencanaan
adukan beton menggunakan ACI 211.1-1991 dengan perencanaan kuat desak 25 MPa, faktor air semen fas 0,61 dan variasi perbandingan penambahan serbuk kaca
terhadap berat semen 0, 3, 5 dan 7. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter ± 150 mm dan tinggi ± 300 mm, total jumlah benda uji
beton normal, beton serbuk kaca, beton normal+Sikament LN dan beton serbuk kaca+Sikament LN sebanyak 96 benda uji, dimana untuk masing-masing variasi diuji
12 benda uji dengan pengujian total 3 benda uji kuat desak pada umur 14, 28 dan 56 hari, serta pengujian total 3 benda uji untuk modulus elastisitas pada umur 28 hari
untuk masing-masing variasi. Kode yang digunakan pada benda uji adalah BN untuk beton normal, BK untuk beton serbuk kaca, BNs untuk beton normal+Sikament LN,
BKs untuk beton serbuk kaca+Sikament LN. Pada penelitian menunjukan beton dengan serbuk kaca dan pengurangan air
cakupan tinggi mempunyai kuat desak yang tinggi dibanding dengan beton normal. Hasil nilai kuat desak 56 hari pada BN: 28,84 MPa, BK 3: 33,76 MPa, BK 5:
31,31 MPa, BK 7: 30,49 MPa, BNs: 37,95 MPa, BKs 3: 42,95 MPa, BKs 5: 40,13 MPa dan BKs 7: 38,66 MPa. Sedangkan nilai modulus elastisitas beton
serbuk kaca lebih besar dibanding dengan beton normal. Modulus elastisitas beton serbuk kaca dengan variasi 0, 3, 5 dan 7 berturut-turut sebesar 21058,13
MPa, 23909,62 MPa, 23336,23 MPa dan 22755,49 MPa. Modulus elastisitas pada
Universitas Sumatera Utara
32 beton dengan penambahan Sikament LN pada masing-masing serbuk kaca dengan
variasi 0, 3, 5 dan 7 berturut-turut sebesar 23008,80 MPa, 25192,98 MPa, 23433,36 MPa dan 23691,74 MPa. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa serbuk
kaca layak digunakan sebagai additive dalam beton.
2.4.3 Endang Kasiati ITS, 2011