34
terhadap semen hingga 30 masih menghasilkan beton struktural hingga 32,23 MPa.
Penelitian ini juga mengatakan bahwa penggunaan serbuk kaca pada beton memiliki kelemahan yang perlu mendapat perhatian. Unsur pokok dari kaca
adalah silika Setiawan, 2006. Terdapat indikasi bahwa terjadi pengembangan expansion pada volume beton, meskipun menggunakan low alcali cement. Salah
satu dampak dari penggunaan agregat kaca pada beton adalah terjadinya alcali silica reaction
ASR antara pasta semen dan agregat kaca. ASR adalah reaksi yang terjadi antara ion hidroksil dalam air pori beton dengan silika yang mungkin
terdapat dalam beberapa agregat Byars, et al, 2004. Produk dari reaksi ini adalah gel yang akan menyerap air atau menyebabkan pengembangan beton. Jika hal ini
terjadi, tekanan
yang dihasilkan
akan menyebabkan
microcracking ,
pengembangan, dan pada akhirnya menimbulkan penurunan kekuatan beton setelah jangka waktu yang lama.
2.4.5 Yunita Eka Pratiwi UGM, 2009
Penelitian ini menggunakan serat serabut kelapa dan limbah serbuk kaca untuk pembuatan genteng beton serat. Variasi penambahan serbuk kaca 0,5, 10,
15, 20, 25, 30 dan 35 pada konsentrasi serat 0,2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa beban lentur rata-rata genteng beton serat dengan persentase
serbuk kaca 30 memiliki kuat lentur tertinggi dengan beban lentur rata-rata 121 kg tingkat mutu II, sedangkan genteng beton serat tanpa tambahan serbuk kaca
memiliki beban lentur rata-rata terendah sebesar 57 kg sehingga belum memenuhi standar mutu SII 0447-81. Pengujian terhadap serapan air dan ketahanan
Universitas Sumatera Utara
35
rembesan air menunjukkan semua variasi genteng beton serat memenuhi standar SII 0447-81 dengan serapan air maksimum 10 dan bagian bawah genteng
tampak kering normal. Berdasarkan analisa ekonomi dan investasi genteng beton serat memiliki PBP 1,28 tahun, BEP 41.613 unittahun, BC ratio 1,15, ROI
67,98 serta harga pokok produksi sebesar Rp. 3.900,- yang lebih rendah daripada harga di pasaran yaitu sebesar Rp. 4.500,-.
2.4.6 Widarto Sutrisno UGM, 2006
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk membuat dinding kedap air dengan menggunakan serbuk kaca sebagai tambahan pada mortar. Selanjutnya
mortar kaca dibakar sampai minimal 700°C sehingga kaca mulai berubah bentuk dan terjadi sintering yaitu terbentuknya masa padat dengan menguatnya ikatan
antar partikel mortar kaca akibat difusi solid-state yang dapat menutup pori yang terdapat pada mortar. Hal ini dilakukan bertujuan agar apabila terjadi gangguan
air seperti hujan yang langsung menerpa dinding, maka air tersebut tidak keluar ke sisi dinding yang lain, sehingga dinding tidak akan menjadi lembab dan
berjamur yang kemudian lapisan cat dinding dapat terlindungi. Hasilnya akan dibandingkan dengan produk yang telah beredar dipasaran yaitu Sika Top 144
cement based polymer modified protective paint .
Hasil yang didapatkan ternyata membuktikan bahwa dengan bubuk kaca dapat membuat dinding menjadi lebih kedap setelah dinding tersebut diuji dengan
rainfallsimulator dan perbaikan plesteran tembok untuk memberikan nilai kedap air yang lebih baik dengan penambahan kaca memberikan nilai ekonomis yang
lebih menguntungkan daripada pemakaian produk pabrikan Sika Top 144.
Universitas Sumatera Utara
36
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum