32 beton dengan penambahan Sikament LN pada masing-masing serbuk kaca dengan
variasi 0, 3, 5 dan 7 berturut-turut sebesar 23008,80 MPa, 25192,98 MPa, 23433,36 MPa dan 23691,74 MPa. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa serbuk
kaca layak digunakan sebagai additive dalam beton.
2.4.3 Endang Kasiati ITS, 2011
Penelitian ini menggunakan serbuk kaca dan abu batu sebagai bahan tambahan untuk pembuatan beton dan mengganti semen dengan pozzolan untuk
pembuatan paving. Pada penelitian ini dibuat 6 komposisi campuran untuk pembuatan paving tersebut. Untuk bahan pengikat dipakai semen portlan pada 3
komposisi awal dan semen pozzoland pada 3 komposisi lainnya yaitu: a. PC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 5 : Abu Batu 20
b. PC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 10 : Abu Batu 15 c. PC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 15 : Abu Batu 10
d. PPC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 5 : Abu Batu 20 e. PPC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 10 : Abu Batu 15
f. PPC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 15 : Abu Batu 10. Dari hasil yang didapat kuat tekan terbesar adalah paving blok dengan
komposisi 30 PC : 45 PS : 15 Serbuk Kaca : 10 Abu Batu. Paving ini menghasilkan kuat tekan maksimal 38,47 Mpa ketika berumur 28 hari dan masuk
mutu paving kelas B sesuai SNI 03-0691-1996 yang dapat dipakai untuk pelataran parkir.
Universitas Sumatera Utara
33
2.4.4 Bernardinus Herbudiman dan Chandra Januar ITB, 2011
Penelitian ini memanfaatkan limbah serbuk kaca sebagai powder dan sekaligus mereduksi penggunaan semen pada beton self-compacting. Serbuk kaca
diharapkan berfungsi sebagai filler dan binder karena memiliki potensi sebagai material pozzolan. Metoda SNI yang dikombinasikan dengan metoda Simple Mix
Design Okamura digunakan untuk merancang komposisi campuran beton self
compacting . Untuk merancang beton self compacting, parameter yang ditetapkan
adalah jumlah agregat kasar sebesar 45 volume solid, water-per-powder ratio 0,40, dan kadar superplasticizer 1,5. Parameter yang divariasikan sebagai
berikut: a. Kadar serbuk kaca 0, 10, 20, 30 dari berat powder-nya
b. Ukuran serbuk kaca adalah lolos no.50 tertahan no.100, lolos no.100 tertahan no.200, lolos no.200 serta gabungan dari ketiga ukuran kaca tersebut.
c. Pemakaian kadar air bebas sebesar 190 lm
3
, 200 lm
3
dan 210 lm
3
d. Kadar silica fume 0, 5 dan 10 dari berat powder-nya. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini adalah silinder 10 x 20cm.
Pengujian beton segar yang dilakukan adalah pengujian slump flow. Pada beton keras dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah pada benda uji silinder.
Flowability tertinggi dengan diameter sebaran beton segar sebesar 63 cm dicapai
oleh beton dengan komposisi kadar serbuk kaca 10, kadar air 210 lm
3
, tanpa silica fume
. Beton dengan kuat tekan tertinggi 51,72 MPa dicapai oleh beton dengan komposisi kadar serbuk kaca 10 gradasi menerus, kadar semen 403
kgm
3
, kadar air 190 lm3, dan kadar silica fume 5. Substitusi serbuk kaca
Universitas Sumatera Utara
34
terhadap semen hingga 30 masih menghasilkan beton struktural hingga 32,23 MPa.
Penelitian ini juga mengatakan bahwa penggunaan serbuk kaca pada beton memiliki kelemahan yang perlu mendapat perhatian. Unsur pokok dari kaca
adalah silika Setiawan, 2006. Terdapat indikasi bahwa terjadi pengembangan expansion pada volume beton, meskipun menggunakan low alcali cement. Salah
satu dampak dari penggunaan agregat kaca pada beton adalah terjadinya alcali silica reaction
ASR antara pasta semen dan agregat kaca. ASR adalah reaksi yang terjadi antara ion hidroksil dalam air pori beton dengan silika yang mungkin
terdapat dalam beberapa agregat Byars, et al, 2004. Produk dari reaksi ini adalah gel yang akan menyerap air atau menyebabkan pengembangan beton. Jika hal ini
terjadi, tekanan
yang dihasilkan
akan menyebabkan
microcracking ,
pengembangan, dan pada akhirnya menimbulkan penurunan kekuatan beton setelah jangka waktu yang lama.
2.4.5 Yunita Eka Pratiwi UGM, 2009