Novel Menarik dan Bermanfaat

Andrea Hirata juga menyisipkan istilah-istilah Melayu guna menambah wawasan tentang bahasa Indonesia, seperti: peregasan, Simpai Keramat, dan puik. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata terdapat nilai estetis yang membuat setiap unsur dalam novel ini indah untuk dibaca.

4.1.2.4 Novel Menarik dan Bermanfaat

Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata merupakan novel yang sangat menarik. Melalui judulnya, yakni Sang Pemimpi, sudah barang tentu menimbulkan ketertarikan dari pembaca. Sang Pemimpi, tidak lain adalah orang yang berani bermimpi. Di dalamnya, Andrea Hirata berhasil menggambarkan bahwa orang-orang yang berani bermimpi mempunyai kekuatan lebih untuk mencapai apa yang diinginkan. Seperti salah satu tokohnya, Arai. Arai yang menjadi Simpai Keramat sejak kelas empat SD ternyata memberi motivasi lebih kepada pembaca untuk mempunyai semangat lebih dengan menirunya. Andrea Hirata mengisahkan seorang Arai adalah anak yang tidak mempunyai orang tua sejak kecil. Akan tetapi, Arai dalam novel ini malah menjadi tokoh yang paling kuat, tokoh yang paling cerdas, tokoh yang sangat inspiratif, dan tokoh yang menguatkan Ikal sebagai tokoh utama yang seharusnya berperan terbalik. Lihat penggalan novel di bawah ini. ... . Dia telah berdamai dengan kesedihan dan siap menantang nasibnya. ... . “Dunia Sambutlah aku ... Ini aku, Arai, datang untukmu ...” pasti itulah maksudnya. hal. 23 Dalam penggalan novel di atas menunjukkan bahwa Arai mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa dengan segala cobaan hidup yang mendera. Arai mengajarkan bahwa tidak ada yang mustahil di dunia. Malahan, Arai mengajarkan bahwa kita seharusnya berdamai dengan segala kesesusahan bukan hanya menggerutu tanpa tindakan. Tidak hanya kisah kehidupan Arai. Ketiga tokoh dalam novel ini —Ikal, Arai, dan Jimbron —merupakan representasi dari judul novel. Mereka bertiga merupakan orang-orang miskin —dalam segi material—berani mengukir mimpi untuk bersekolah ke luar negeri bahkan mengelilingi Eropa dan Afrika. Walaupun pada akhirnya, Jimbron memilih untuk tidak meneruskan mimpinya, namun tindakannya untuk memberikan seluruh tabungannya untuk dua sahabat sejati — Ikal dan Arai —menjadi kisah inspiratif yang lain guna menambah kemenarikan novel. Pada saat itulah, aku, Arai, dan Jimbron mengikrarkan satu harapan yang ambisius: kami ingin dan harus sekolah ke Perancis Ingin menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajah Eropa sampai Afrika. hal. 62 Kemenarikan lain yang terdapat di dalam novel ini latar sosial yang merupakan penggambaran asli dari kehidupan kecil Andrea Hirata, secara garis besar menceritakan kehidupan sosial Pulau Belitong. Pulau Belitong yang dikenal dengan pertambangannya, dikenal merupakan pulau yang sangat kaya, ternyata di balik itu semua menyimpan sisi-sisi kehidupan lain yang sangat menggiriskan. Kemirisan ini dilihat dari masa kecil Andrea Hirata yang bertokoh sebagai Ikal yang hidup dibawah garis kemiskinan. Di balik Pulau Belitong yang kaya akan bahan tambang, ternyata menyimpan Ikal, Arai, dan Jimbron yang harus bekerja menjadi kuli ngambat untuk membiayai sekolahnya. Di balik Pulau Belitong yang sangat kaya akan bahan tambangnya ternyata menyimpan Laksmi yang harus menjadi buruh pabrik cincau demi sekolah. Lagi, ayah Ikal yang merupakan orang asli Pulau Belitog ternyata menjadi kuli menyekop timah di tanah kelahiran sendiri. Sisi-sisi kehidupan yang miris digambarkan Andrea Hirata dengan cerdas sebagai kritik sosial yang dapat diambil hikmahnya oleh pembaca. Dari pemaparan tentang unsur kevalidan isi, novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dapat menunjang kompetensi dasar yaitu menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesiaterjemahan. Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata juga memuat nilai pedagogis dengan cara mereka —Ikal, Arai dan Jimbron serta teman-teman SMA-nya —dalam menghargai ilmu pengetahuan. Selain itu, novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata juga memuat nilai estetis yang tergambar dalam unsur intrinsik, novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata juga menarik untuk dipelajari dan bermanfaat bagi pembacanya karena nilai-nilai positif yang tercermin dalam cerita maupun kisah tokohnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata memenuhi kriteria kevalidan isi. Berdasarkan uraian tentang kevalidan bentuk dan isi, novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata telah memenuhi kriteria kevalidan yang menjadi standar kriteria sebuah bahan ajar. Karena memenuhi kriteria tersebut maka novel ini dari segi sastra dapat digunakan sebagai bahan ajar sastra untuk SMA.

4.2 Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata

Nilai-nilai yang terkandung di dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata adalah nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam novel. Nilai-nilai kehidupan ini antara lain nilai religius, nilai moral, dan nilai sosial. Nilai-nilai kehidupan yang ada di sekitar masyarakat ini diharapkan mampu menggugah kepedulian, kepekaan, dan memperkaya diri siswa. Berikut hasil analisis nilai-nilai kehidupan dalam novel tersebut.

4.2.1 Nilai Religius

Nilai religius merupakan nilai yang berkaitan dengan keesaan Tuhan. Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih taat terhadap peraturan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung dalam karya sastra dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai religius dalam novel ini tidak diperlihatkan secara berlebihan, seperti menunjukkan orang yang khusyuk menjalankan shalat lima waktu, sering mengucapkan doa-doa sebelum melakukan sesuatu tanpa lupa, dan sebagainya secara gamblang. Namun, nilai religius ini dikisahkan oleh Andrea Hirata dengan baik dan ringan. ... . Kesedihan hanya tampak padanya ketika dia mengaji Al-Quran. Di hadapan kitab suci itu, dia seperti orang mengadu,