Nilai Religius Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata

4.2 Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata

Nilai-nilai yang terkandung di dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata adalah nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam novel. Nilai-nilai kehidupan ini antara lain nilai religius, nilai moral, dan nilai sosial. Nilai-nilai kehidupan yang ada di sekitar masyarakat ini diharapkan mampu menggugah kepedulian, kepekaan, dan memperkaya diri siswa. Berikut hasil analisis nilai-nilai kehidupan dalam novel tersebut.

4.2.1 Nilai Religius

Nilai religius merupakan nilai yang berkaitan dengan keesaan Tuhan. Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih taat terhadap peraturan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung dalam karya sastra dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai religius dalam novel ini tidak diperlihatkan secara berlebihan, seperti menunjukkan orang yang khusyuk menjalankan shalat lima waktu, sering mengucapkan doa-doa sebelum melakukan sesuatu tanpa lupa, dan sebagainya secara gamblang. Namun, nilai religius ini dikisahkan oleh Andrea Hirata dengan baik dan ringan. ... . Kesedihan hanya tampak padanya ketika dia mengaji Al-Quran. Di hadapan kitab suci itu, dia seperti orang mengadu, seperti orang takluk, seperti orang yang lelah berjuang melawan rasa kehilangan pada seluruh orang yang dicintainya. Setiap habis magrib, Arai melantunkan ayat-ayat suci Al- Quran di bawah temaram lampu minyak. Seisi rumah kami terdiam. Suaranya sekering ranggas yang menusuk-nusuk malam. Setiap lekukan tajwid yang dilantunkan hati muda itu adalah jerit kerinduan yang tak tertanggungkan kepada ayah- ibunya. hal. 26-27 Penggalan novel di atas menunjukkan Arai merupakan seorang anak yang sangat cinta terhadap Tuhannya. Lewat Al-Quran yang dibacanya itu, Arai merasa mengadu secara langsung kepada Tuhannya. Merasa bahwa ia benar-benar menemukan sandaran tentang segala kesusahan hidup yang mendera. Melalui kisah di atas, Arai mampu memberi contoh bahwa kesusahan hidup tak seharusnya disesali dan digerutu, namun kesusahan hidup sepatutnya diserahkan kepada Tuhan. Hal yang sangat jarang dilakukan orang zaman sekarang yang malah menjadi frustasi dan stres akibat kesusahan hidup. Sebuah nilai religius yang menjadi pengingat sekaligus membangun bagi pembaca. Pun yang ditunjukkan oleh keluarga Ikal. Saat Arai membaca Al-Quran, semua anggota keluarga terdiam dan tidak ribut. Ini menunjukkan sebuah sikap menghormati orang lain yang sedang melaksanakan ibadah. Nilai religius yang didukung oleh sikap toleransi umat beragama.

4.2.2 Nilai Moral