Nilai Moral Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata

seperti orang takluk, seperti orang yang lelah berjuang melawan rasa kehilangan pada seluruh orang yang dicintainya. Setiap habis magrib, Arai melantunkan ayat-ayat suci Al- Quran di bawah temaram lampu minyak. Seisi rumah kami terdiam. Suaranya sekering ranggas yang menusuk-nusuk malam. Setiap lekukan tajwid yang dilantunkan hati muda itu adalah jerit kerinduan yang tak tertanggungkan kepada ayah- ibunya. hal. 26-27 Penggalan novel di atas menunjukkan Arai merupakan seorang anak yang sangat cinta terhadap Tuhannya. Lewat Al-Quran yang dibacanya itu, Arai merasa mengadu secara langsung kepada Tuhannya. Merasa bahwa ia benar-benar menemukan sandaran tentang segala kesusahan hidup yang mendera. Melalui kisah di atas, Arai mampu memberi contoh bahwa kesusahan hidup tak seharusnya disesali dan digerutu, namun kesusahan hidup sepatutnya diserahkan kepada Tuhan. Hal yang sangat jarang dilakukan orang zaman sekarang yang malah menjadi frustasi dan stres akibat kesusahan hidup. Sebuah nilai religius yang menjadi pengingat sekaligus membangun bagi pembaca. Pun yang ditunjukkan oleh keluarga Ikal. Saat Arai membaca Al-Quran, semua anggota keluarga terdiam dan tidak ribut. Ini menunjukkan sebuah sikap menghormati orang lain yang sedang melaksanakan ibadah. Nilai religius yang didukung oleh sikap toleransi umat beragama.

4.2.2 Nilai Moral

Nilai moral berhubungan erat dengan sikap perilaku seseorang tentang hal yang baik. Nilai moral menunjukkan kepribadian seseorang terhadap hal lain, baik makhluk hidup maupun tak hidup. Nilai moral ini tentu sudah banyak teridentifikasi di dalam kehidupan kemasyarakatan. Seperti contoh, ketika ada seorang yang berbohong maka orang itu akan dicap sebagai orang bermoral buruk. Lain halnya dengan orang yang bersikap jujur, masyarakat akan membentuk sebuah kesimpulan bahwa orang itu bermoral baik. Sedangkan nilai moral adalah koridor yang memagari manusia untuk tetap berbuat baik dan tidak melakukan tindakan yang dapat membuatnya dicap sebagai manusia yang buruk. Nilai moral yang ada di dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dikisahkan melalui Ikal yang mau meminta maaf kepada Jimbron setelah membentaknya. Padahal, awal permasalahan dilakukan oleh Jimbron yag terus- terusan bercerita tentang kuda saat Ikal merasa jenuh dengan hukuman, merasa pening kepalanya karena bau WC yang busuk, merasa cerita-cerita Jimbron tentang kuda telah benar-benar keterlaluan. “Maafkan aku, Bron,” kataku lembut. “Tapi memang sudah saatnya kau berhenti memikirkan kuda ....” hal. 125 Permintaan maaf dari Ikal merupakan bentuk kerendahan hati seseorang. Kerendahan hati merupakan salah satu contoh nilai moral yang terkait dengan manusia lain. Kerendahan hati ini tidak akan timbul jika seseorang memiliki kesombongan. Bahkan Ikal melanjutkan permintaan maafnya dengan menasihati Jimbron bahwa karena cerita kuda itu membuat saling tengkar. “Lihatlah, apa yang kita dapat dari pembicaraan tentang kuda? Pertengkaran yang buruk inilah yang kita dapat, Kawanku,” kuusahakan gaya bicaraku sebijaksana mungkin, seperti penyuluh KUA menasihati orang yang ingin menjatuhkan talak tiga. hal. 125 Ikal menasihati Jimbron dengan nada yang sangat halus. Ikal tidak sedikit pun terlihat jengkel karena itu. Sebisa mungkin Ikal membawa diri agar tidak menyinggung perasaan Jimbron. Kerendahan hati dengan permintaan maaf kepada teman dan menasihati teman dengan hal positif menjadi cerminan nilai moral yang dapat diambil hikmahnya oleh pembaca.

4.2.3 Nilai Sosial