Ikal, Arai, dan Jimbron yang tetap bersekolah walaupun mereka juga harus bekerja. Juga hal itu mereka lakukan sampai di bangku perkuliahan. Tidak
berhenti menuntut ilmu walaupun waktu, tenaga, dan pikiran mereka harus terbagi dengan pekerjaan. Sebuah novel yang sangat menginspirasi bagi anak-anak muda
untuk terus bersemangat mereguk ilmu sebanyak-banyaknya. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk membahasnya dalam
skripsi dengan judul “Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata Bermuatan
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter sebagai Alternatif Bahan Ajar Sastra di SMA”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah unsur pembangun prosa fiksi dalam novel Sang Pemimpi karya
Andrea Hirata yang bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA?
2. Apa sajakah nilai-nilai yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi karya
Andrea Hirata? 3.
Bagaimanakah kesesuaian novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sehingga dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra yang baik di SMA?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. mendeskripsikan unsur pembangun prosa fiksi dalam novel Sang Pemimpi
karya Andrea Hirata yang bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA.
2. mendeskripsikan nilai-nilai yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi karya
Andrea Hirata. 3.
mendeskripsikan kesesuaian novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra yang baik di SMA.
1.4 Manfaat Penelitian
Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk menambah khazanah dalam pengembangan ilmu kesusastraan di Indonesia, khususnya dalam bidang
sastra yang berbentuk novel sebagai karya sastra prosa kreatif. Manfaat penelitian ini bagi guru adalah agar guru dapat memilih,
mengkaji dan mengapresiasi karya sastra sehingga dapat diajarkan pada siswa usia SMA sesuai dengan kriteria pemilihan bahan ajar sastra.
Siswa dapat meningkatkan apresiasi terhadap novel sehingga memeroleh pengetahuan dan siswa bertambah minat terhadap pembelajaran sastra. Selain itu,
siswa juga dapat meneladani nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam novel. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan pelengkap bahan ajar
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini antara lain: Cheng 2007, Rahmawati 2010, Devi
2010, Kumalasari 2012, dan Jamaludin 2013. Cheng 2007 dalam seminar Paper Presented At the 2007 Seminar of
Kao Yuan University for General Education yang berjudul “Character Education
and Character-trait Development: An Enrichment for College Students”.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen. Cheng meneliti pendidikan karakter untuk mahasiswa berbakat yang akan
membantu meningkatkan kesadaran dan sifat perilaku serta akal sehat. Eksperimen dalam pendidikan karakter meliputi program isi pada lima topik:
kerja keras, tanggung jawab dan misi, cinta dan peduli, optimisme dan humor, dan kecerdasan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pendidikan karakter telah
terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan sifat-sifat, kemampuan untuk merawat masyarakat, dan pengembangan potensi masing-masing individu.
Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Persamaan itu terletak pada objek kajian, yaitu sama-
sama melakukan penelitian mengenai pendidikan karakter, sedangkan perbedaannya terletak pada pendekatan dan metode penelitian yang digunakan.
Penelitian Cheng menggunakan pendekatan eksperimen dalam mengkaji pendidikan karakter untuk meningkatkan kesadaran, perilaku karakter, dan akal
sehat pada mahasiswa yang berbakat, sedangkan penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis isi dalam mengkaji unsur-unsur
intrinsik, nilai-nilai pendidikan karakter, dan aspek lain yang mendukung kevalidan dan kesesuaian pada novel sebagai bahan ajar sastra dalam kurikulum
2013. Devi 2010 dalam skripsinya yang berjudul Karakter Tokoh Ikal dan
Lintang dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata dan Kelayakannya sebagai Bahan Pembelajaran di SMA. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan objektif dan pendekatan psikologis, selain itu ia juga menggunakan metode deskriptif untuk mengungkap karakter tokoh Ikal dan
Lintang. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa tokoh yang memiliki pengaruh besar pada novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata adalah Ikal dan Lintang
sehingga karakter kedua tokoh ini layak diajarkan pada mata pelajaran sastra di SMA.
Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Persamaan itu terletak pada objek kajian, yaitu sama-
sama melakukan penelitian mengenai bahan ajar, sedangkan perbedaannya terletak pada pendekatan dan metode yang digunakan. Penelitian tersebut
menggunakan pendekatan objektif dan pendekatan psikologis dan metode deskriptif, sedangkan pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan
kualitatif dan menggunakan metode analisis isi.
Rahmawati 2010 dalam skripsinya Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata sebagai Alternatif Pembelajaran Sastra di SMA. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan metode pedagogik. Rahmawati meneliti unsur intrinsik yang terdapat dalam novel tersebut
sebagai bahan ajar di SMA. Dari hasil penelitian diperoleh beberapa unsur intrinsik, meliputi 1 tokoh, 2 latar, 3 gaya, 4 tema, 5 alur, 6 pusat
pengisahan, dan 7 amanat. Hasil analisis novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata menunjukkan adanya kemungkinan novel tersebut menjadi bahan ajar
sastra di SMA. Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan penulis. Persamaan itu terletak pada objek kajian, yaitu sama- sama melakukan penelitian mengenai bahan ajar, sedangkan perbedaannya
terletak pada pendekatan dan metode penelitian yang digunakan. Penelitian Rahmawati menggunakan pendekatan objektif dan metode pedagogik, sedangkan
penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis isi. Kumalasari 2012 dalam skripsinya Novel Ranah Tiga Warna karya A.
Fuadi sebagai Bahan Ajar Sastra Berbasis Pendidikan Karakter di SMAMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun data dalam
penelitian ini berupa kata, kalimat, dan paragraf dan dialog dalam teks yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter, sedangkan sumber data dalam
penelitian ini adalah novel Ranah Tiga Warna karya A. Fuadi yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka tahun 2011. Teknik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik dokumentasi. Metode yang digunakan untuk menganalisis data
dalam penelitian ini adalah metode analisis isi. Hasil analisis novel Ranah Tiga Warna karya A. Fuadi adalah 1 novel Ranah Tiga Warna karya A. Fuadi sesuai
dengan kriteria bahan ajar sastra yang baik dilihat dari aspek kevalidan dan aspek kesesuaian 2 novel Ranah Tiga Warna dapat dijadikan bahan ajar sastra yang
berbasis pendidikan karakter di SMAMA. Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan penulis. Persamaan itu terletak pada objek kajian, yaitu sama- sama melakukan penelitian mengenai bahan ajar. Penelitian tersebut memang
hampir mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, tetapi tetap ada perbedaan. Perbedaan terletak pada sumber data yang diteliti.. Penelitian yang
dilakukan Kumalasari menggunakan novel Ranah Tiga Warna karya A. Fuadi, sedangkan sumber data yang diteliti penulis adalah novel Sang Pemimpi karya
Andrea Hirata. Jamaludin 2013 dalam International Journal Of Scientific and
Technology Research yang berjudul “Character Education in Islamic Perspective”.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen. Jamaludin meneliti pendidikan karakter dalam perspektif Islam sebagai dasar
kehidupan manusia. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pendidikan karakter sangat penting untuk kurikulum pendidikan nasional yang dilaksanakan.
Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Persamaan itu terletak pada objek kajian, yaitu sama-
sama melakukan penelitian mengenai pendidikan karakter, sedangkan perbedaannya terletak pada metode penelitian yang digunakan. Penelitian
Jamaludin menggunakan metode analisis studi literatur yang disandingkan dengan fenomena aktual yang terjadi pada masyarakat, sedangkan penulis menggunakan
pendekatan kualitatif dan metode analisis isi dalam mengkaji unsur-unsur intrinsik, nilai-nilai pendidikan karakter, dan aspek lain yang mendukung
kevalidan dan kesesuaian pada novel sebagai bahan ajar sastra dalam kurikulum 2013.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa penelitian mengenai bahan ajar dan nilai pendidikan karakter telah banyak dilakukan. Secara garis
besar penelitian-penelitian ini memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan pilihan guna mengkaji novel yang bermuatan nilai pendidikan karakter sebagai
bahan ajar. Meskipun telah banyak penelitian mengenai bahan ajar, peneliti masih
menganggap perlu dilakukan penelitian sejenis. Hal ini berdasarkan kenyataan di lapangan bahwa masih banyak novel yang belum memenuhi kriteria pemilihan
bahan ajar yang diajarkan di sekolah. Selain itu, alasan lain yang perlu diketahui yakni pendidik masih merasa kesulitan untuk menemukan novel yang tepat untuk
dijadikan bahan ajar satra yang bermuatan nilai pendidikan karakter. Berdasarkan alasan tersebut peneliti meneliti tentang pemilihan novel sebagai bahan ajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti bersifat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya.
2.2 Landasan Teoretis