Memuat Nilai Estetis Kevalidan Isi

mimpi dengan segala risiko dan rintangan yang menghalangi. Seperti yang diungkapkan oleh Arai kepada Ikal dalam penggalan novel di bawah ini. ”Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati ....” ... “Mungkin, setelah tamat SMA, kita hanya akan mendulang timah atau menjadi kuli. Tapi di sini, Ikal, di sekolah ini, kita tidak akan pernah mendahului nasib kita” hal. 143 Ucapan Arai di atas jika diresapi maka akan menumbuhkan sikap yang selalu optimisitis. Rasa optimis menjadi cerminan bahwa Arai tetap berpegang teguh pada mimpi-mimpi. Ia juga berusaha untuk tetap pada jalan meraih mimpi. Tetap pada jalan meraih mimpi tanpa keraguan menjadi sikap tanggung jawab terhadap apa yang telah dicita-citakan.

4.1.2.3 Memuat Nilai Estetis

Nilai-nilai estetis dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini terlihat dari unsur intrinsiknya. Pertama, dilihat dari tema yang digambarkan oleh pengarang, novel ini membawa contoh yang patut ditiru oleh pembaca. Persahabatan yang erat dalam mencapai cita-cita dilukiskan dengan sangat imajinatif oleh pengarang. Persahabatan ketiga tokoh yang ada di dalam novel membuat pembaca menjadi iri akan keadaannya. Keadaan yang ada dibatas kemiskinan, namun mampu mengukir mimpi yang tinggi —bersekolah ke luar negeri. Mimpi yang begitu tinggi yang ingin dicapai lewat tokohnya yang miskin, menjadi barang langka pada zaman sekarang. Mengubah pemikiran manusia zaman sekarang untuk tidak mudah putus asa dan mau bekerja keras demi mencapai keinginan dan cita-cita yang mulia. Selanjutnya, mengenai alur dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Pengarang membuat sedemikian rupa alur dalam novel sehingga enak untuk dibaca dan dinikmati. Meskipun, alur bukan seutuhnya merupakan alur maju yang akan lebih mudah dipahami ketika dibaca, namun alur dengan sedikit flashback ini mampu membuat pembaca untuk larut dan paham akan apa yang ingin disampaikan oleh pengarang. Alur mundur dalam pengisahan masa kecil Arai pun menjadi keunikan tersendiri dalam novel ini. Kembali pada masa kecil Arai berarti menguatkan karakter tentang tokoh yang ada. Selain itu, saat pengarang membawa pembaca kepada masa kecil Arai, ini menjadi hal yang tidak monoton untuk cepat menuju pada konflik dalam novel. Alur ini malah menjadi variasi tersendiri yag diciptakan pengarang dalam karyanya. Tokoh dan penokohan dalam novel ini pun sangat indah. Ikal yang merupakan cerminan dari pengarang, dibuat sedemikian rupa untuk menggambarkan betapa masa kecil pengarang sangat jauh dari kata menyenangkan. Selain Ikal, Arai yang menjadi tokoh sahabat terbaik bagi Ikal mempunyai penokohan yang sangat istimewa dan tak terduga. Arai dikisahkan seorang anak yang tak mempunyai sanak saudara satu pun. Namun, Arai mampu berdamai dengan kepedihan yang sejak kecil telah menjadi sahabatnya. Sebuah pesan yang disampaikan pengarang lewat tokohnya begitu menginspirasi. Amanat-amanat yang disamapaikan Andrea Hirata dalam novelnya juga menjadi bahan perenungan bagi pembaca. Salah satunya mengenai mimpi-mimpi. Mimpi-mimpi yang tak lain merupakan cita-cita dibuat Andrea Hirata sedemikian rupa sehingga bagi kaum realistis dapat dianggap sebagai hal mustahil, namun dalam novel ini, mimpi-mimpi itu dapat dicapai dengan usaha keras, dengan perjuangan yang tak kenal lelah melalui persahabatan yang tak pernah putus. Andrea Hirata juga menyisipkan istilah-istilah Melayu guna menambah wawasan tentang bahasa Indonesia, seperti: peregasan, Simpai Keramat, dan puik. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata terdapat nilai estetis yang membuat setiap unsur dalam novel ini indah untuk dibaca.

4.1.2.4 Novel Menarik dan Bermanfaat