Pembuatan Larutan Standar Logam Nikel Ni 1. Larutan Standar Logam Nikel Ni 100 mg L

Sebanyak 10 mL larutan standar logam besi 100 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis batas dan di aduk hingga homogen.

3.3.3.3. Larutan Standar Logam Besi Fe 1 mgL

Sebanyak 10 mL larutan standar logam besi 10 mgL dimasukkan kedalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis batas dan di aduk hingga homogen.

3.3.3.4. Larutan Seri Standar Logam Besi Fe 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mgL

Sebanyak 0,0; 25; 50; 75; 100; dan 125 mL larutan standar besi 1 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 mL lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis batas dan di aduk hingga homogen.

3.3.3.5. Pembuatan Kurva Standar Besi Fe

Larutan blanko diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektofotometer Serapan Atom pada λ spesifik 248,3 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar besi 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mgL. 3.3.4. Pembuatan Larutan Standar Logam Nikel Ni 3.3.4.1. Larutan Standar Logam Nikel Ni 100 mg L Sebanyak 10 mL larutan induk logam nikel 1000 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis batas dan di aduk hingga homogen. Universitas Sumatera Utara

3.3.4.2. Larutan Standar Logam Nikel Ni 10 mgL

Sebanyak 10 mL larutan standar logam nikel 100 mgL dimasukkan kedalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis batas dan di aduk hingga homogen.

3.3.4.3. Larutan Standar Logam Nikel Ni 1 mgL

Sebanyak 10 mL larutan standar logam nikel 10 mgL dimasukkan kedalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis batas dan di aduk hingga homogen.

3.3.4.4. Larutan Seri Standar Logam Nikel Ni 0,00; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08; dan 0,10 mgL

Sebanyak 0,0; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0 mL larutan standar nikel 1 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 mL lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis batas dan di aduk hingga homogen.

3.3.4.5. Pembuatan Kurva Standar NikelNi

Larutan blanko diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektofotometer Serapan Atom pada λ spesifik 232,0 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar nikel 0,02; 0,04; 0,06; 0,08; dan 0,10 mgL. 3.3.5. Pembuatan Larutan Standar Logam Magnesium Mg 3.3.5.1. Larutan Standar Logam Magnesium Mg 100 mg L Sebanyak 10 mL larutan induk logam magnesium 1000 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis batas dan di aduk hingga homogen. Universitas Sumatera Utara

3.3.5.2. Larutan Standar Logam Magnesium Mg 10 mgL

Sebanyak 10 mL larutan standar logam magnesium 100 mgL dimasukkan kedalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis batas dan di aduk hingga homogen.

3.3.5.3. Larutan Standar Logam Magnesium Mg 1 mgL

Sebanyak 10 mL larutan standar logam magnesium 10 mgL dimasukkan kedalam labu takar 100 mL lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis batas dan di aduk hingga homogen.

3.3.5.4. Larutan Seri Standar Logam Magnesium Mg 0,0; 0,1; 0,2; 0,3; dan 0,4 mgL

Sebanyak 0,0; 5; 10; 15; dan 20 mL larutan standar magnesium 1 mgL dimasukkan kedalam labu takar 50 mL lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis batas dan di aduk hingga homogen.

3.3.5.5. Pembuatan Kurva Standar Magnesium Mg

Larutan blanko diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektofotometer Serapan Atom pada λ spesifik 285,2 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar magnesium 0,0; 0,1; 0,2; 0,3; dan 0,4mgL. Universitas Sumatera Utara 3.4. Bagan Penelitian 3.4.1. Pembuatan Larutan Seri Standar dan Kurva Kalibrasi Logam Besi Fe

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Cu Pada Makanan Cokelat Secara Spektrofotometri Serapan Atom

3 123 42

Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Pada Air Minum Isi Ulang Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

13 178 57

Penetapan Kadar Kalsium Secara Spektrofotometri Serapan Atom dan Fosfor Secara Spektrofotometri Sinar Tampak pada Ikan Teri (Stolephorus spp.)

25 151 105

Penentuan Kadar Ion Zinkum (Zn2+), Kadmium (Cd2+) Dan Natrium (Na+) Dari Air Muara Sungai Asahan Tanjung Balai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

0 44 60

Analisis Kadar Kemurnian Gliserin Dengan Metode Natrium Meta Periodat Dan Kadar Unsur Besi ( Fe ) Dan Zinkum ( Zn ) Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (AAS)

28 154 58

Analisis Logam Berat Cadmium (Cd), Cuprum (Cu), Cromium (Cr), Ferrum (Fe), Nikel (Ni), Zinkum (Zn) Pada Sedimen Muara Sungai Asahan Di Tanjung Balai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

5 89 98

Penentuan Kadar Logam Cadmium(Cd), Tembaga (Cu), Crom (Cr), Besi (Fe), Nikel (Ni), dan Zinkum (Zn) dari beberapa Jenis Kerang Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA)

5 52 92

Analisa Kadar Logam Besi (Fe), Kalsium (Ca) Dan Magnesium (Mg) Dalam Limbah Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 39 44

Analisis Kadar Logam Besi (Fe) Dari Minyak Nilam (Patchouly Oil) Yang Diperoleh Dari Penyulingan Dengan Menggunakan Wadah Kaca, Stainless Steel Dan Drum Bekas Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 38 4

Analisis Kadar Unsur Nikel (Ni), Kadmium (Cd) Dan Magnesium (Mg) Dalam Air Minum Kemasan Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

5 65 81