Efisiensi Generator Sinkron PENGARUH BEBAN RESISTIF, KAPASITIF, DAN INDUKTIF

jX s I a δ I a E A a b E A I a XsIa Sin θ V t jX s I a c E A jX s I a I a δ XsIa Cos θ θ θ XsIa Sin θ XsIa Cos θ θ δ θ V V Gambar 3.3 Diagram Phasor Generator Sinkron Untuk Menggambarkan Regulasi Tegangan, a Beban Resistif, b Beban Induktif, c Beban Kapasitif

3.3 Efisiensi Generator Sinkron

Secara teori bahwa semua daya mekanis yang dihasilkan oleh penggerak mula daya output penggerak mula juga sebagai daya input generator sinkron generator sinkron diubah menjadi daya elektrik daya output generator. Perbedaan antara daya output dengan daya input mesin sinkron dipresentasikan Universitas Sumatera Utara sebagai rugi-rugi losses mesin. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.4. Daya input mekanis pada poros generator Pin : Pin = τ app ω m . Dan daya yang dikonversikan dari mekanikal menjadi elektrikal yang prosesnya terjadi dalam mesin. P CONV = τ ind .ω m P CONV = 3E A I A cosγ Dimana γ adalah sudut antara E A dengan I A . Perbedaan antara daya input ke generator dan daya yang dikonversikan dalam generator dipresentasikan sebagai rugi-rugi mekanis dan rugi-rugi inti pada mesin. Gambar 3.4 Diagram Aliran Daya Generator Sinkron Seperti halnya dengan mesin-mesin listrik lainnya, maupun transformator, maka efisiensi generator sinkron dapat dituliskan sebagai berikut : 100 x P P in out = η ............................................................................3.7 dimana : P in = P out + ∑ rugi P Universitas Sumatera Utara P out = daya keluaran P in = daya masukan Rugi-rugi yang terdapat pada generator sinkron terurai menjadi beberapa bagian diantaranya : 1. Rugi-rugi tembaga rotor dan stator copper losses 2. Rugi-rugi inti core losses 3. Rugi-rugi mekanik mechanical losses 4. Rugi-rugi nyasar stray losses Rugi-rugi angin dan gesekan dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk dari bagian yang berputar, rancangan sudu kipas rotor, desain bantalan bearing dan susunan rumah housing mesin. Rugi yang hilang tersebut berupa daya yang diperlukan untuk memutar kipas guna mensirkulasi udara pendingin dan gesekan bantalan dan sikat. Rugi-rugi inti dan besi P i disebabkan oleh fluksi utama mesin yang terjadi terutama pada gigi-gigi stator jangkar, pada bagian inti jangkar dekat gigi-gigi stator dan pada permukaan kutub rotor. Inti stator umumnya dibentuk dari laminasi tipis baja silikon yang terisolasi satu sama lain untuk membatasi rugi-rugi histeresis dan arus eddy pada baja. Rugi-rugi mekanik dan inti sering digabung bersama yang disebut dengan rugi-rugi beban nol pada mesin. Pada keadaan beban nol, daya input mesin digunakan untuk mengatasi rugi-rugi ini. Oleh karena itu pengukuran daya input stator. Universitas Sumatera Utara Rugi-rugi tembaga rotor P RCL = I f 2 .R f dihitung dari arus medan dan tahanan arus searah dari kumparan penguat pada suhu 75 C. Jatuh tegangan pada cincin kolektor sikat umumnya diabaikan, tapi bisa juga disertakan dalam rugi- rugi penguat. Rugi-rugi tembaga kumparan jangkar P SCL = 3I A 2 .R A pada umumnya dihitung dari tahanan arus searah kumparan jangkar pada suhu 75 C. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH PEMBEBANAN RESISTIF,

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

7 61 111

Analisis Performa Generator Induksi Penguatan Sendiri Tiga Phasa Pada Kondisi Steady State (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 39 103

Analisis Perbandingan Efisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Delta Dan Hubungan Open-Delta (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

6 70 64

Panas Pada Generator Induksi Saat Pembebanan (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT – USU)

1 50 94

Analisis Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Tanpa Menggunakan Kapasitor Kompensasi Dan Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

5 42 79

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 25 69

Analisis Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Kinerja Generator Sinkron Tiga Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Ft - Usu)

0 1 9

Analisis Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Kinerja Generator Sinkron Tiga Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Ft - Usu)

0 0 1

Analisis Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Kinerja Generator Sinkron Tiga Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Ft - Usu)

0 0 4

Analisis Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Kinerja Generator Sinkron Tiga Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Ft - Usu)

0 0 21