Penentuan Kandungan Nitrogen Dari Beberapa Jenis Pupuk Urea Menggunakan Metode Kjeldahl

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Engelstad. O. P. 1997. Teknologi Dan Penggunaan Pupuk. Cetakan pertama. Edisi Ketiga.Yogyakarta. Gadjah mada university press.

Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik. Cetakan pertama. Yogyakarta: Penerbit kreasi wacana

Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Lingga, P. 1993. Petunjuk penggunaan Pupuk. Cetakan Ke-7. Jakarta: Penebar Swadaya.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Efektif. Cetakan ke-1. Jakarta: Agro Media Pustaka.

SNI 02-2801-2010. P upuk Urea. 2010

Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta. Penerbit Liberty

Sutejo, M.M. 1994. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Cetakan Ke-4. Jakarta: Rineka Cipta


(2)

BAB III

ANALISA LABORATORIUM

3.1 Penentuan Kadar Nitrogen dari Pupuk Urea

Prinsip percobaan

Nitrogen dalam contoh didestruksi dengan H2SO4 (p) menjadi senyawa (NH4)2SO4. Garam (NH4)2SO4 yang terbentuk dengan penambahan larutan NaOH 40% diubah menjadi NH3 dengan cara destilasi. Destilasi diserap oleh H2SO4 0,25 N berlebih dan kelebihan H2SO4 dititrasi kembali dengan NaOH 0,25 N standar.

Standart Mutu/Kadar Pupuk Urea

N (Nitrogen) min. 46,0%

Biuret maks. 1,0%

Kadar Air maks. 0,5%

3.2 Alat -alat

- Labu Kjedahl 300 ml atau 500 ml

- Gelas Erlenmeyer 250 ml Pyrex

- Neraca analitik

- Alat destilasi “Gerhard”

- Buret 50 ml Pyrex

- Pipet volumetrik 25 ml dan 50 ml

- Labu ukur 500 ml Pyrex


(3)

- Gelas ukur 50 ml Pyrex - Pemanas dan alat destruksi

- Pipet tetes

- Gelas Beaker Pyrex

3.3 Bahan - bahan

- Asam sulfat (H2SO4

- H

) pekat (densitas 1,84)

2SO4

- NaOH 0,25 N 0,25 N

- NaOH 40%

- Air suling

- Indikator campuran 1:1 (0,1% merah metil + 0,1% biru metilena) - Indikator Phenolptalein (PP)

3.4 Prosedur kerja 3.4.1 Pembuatan Reagent a. NaOH 0,25 N

10 gram NaOH pellet dilarutkan dalam 1 L aquadest di dalam Gelas Beaker. Kemudian diencerkan di dalam labu takar 1 L hingga garis tanda lalu dihomogenkan. Selanjutnya standarisasi dengan KHP (Kalium Hidrogen Phealat) menggunakan indikator Phenolptalein (PP).

b. H2SO4

7 ml H 0,25 N

2SO4 pekat dilarutkan diencerkan di dalam labu takar 1 L hingga garis tanda lalu dihomogenkan. Selanjutnya standarisasi dengan NaCO3 (Natrium Karbonat) menggunakan indikator Merah Metil.


(4)

c. NaOH 40%

800 gram NaOH pellet dilarutkan dalam 2 L aquadest di dalam Gelas Beaker. Kemudian diencerkan di dalam labu takar 1 L hingga garis tanda lalu dihomogenkan. d. Indikator Campuran 1:1 (0,1% merah metil + 0,1% biru metilena)

0,1 gram Merah Metil di dalam 100 ml alkohol 95%, lalu tambahkan 0,1 gram Biru Metilen dan dilarutkan. Kemudian encerkan hingga volume menjadi 200 ml dengan alkohol 95%.

e. Indikator Phenolptalein (PP)

1 gram kristal Phenolptalein di dalam 100 ml secara kuantitatif. Kemudian dilarutkan dengan etanol 96% hingga garis tanda lalu dihomogenkan.

3.4.2 Prosedur Analisis

Ditimbang dengan teliti sebanyak 5 gram contoh dengan ketelitian 0,1 mg. Selanjutnya kedalamnya ditambahkan secara hati-hati sebanyak 25 ml H2SO4 pekat. Kemudian dilakukan destruksi dengan pemanasan pelan-pelan dan diteruskan pemanasan sampai timbul asap putih selama 20 menit atau sampai larutan berwarna jernih. Setelah dingin, diencerkan dengan aquadest secara hati-hati dan dipindahkan ektrak secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml lalu tepatkan dengan aquadest sampai tanda garis dan dikocok hingga homogen (larutan A). Disiapkan alat destilasi dan larutan penampung sebanyak 50 ml H2SO4 0,25 N dalam gelas Erlenmeyer yang mengandung beberapa tetes indikator campuran, ujung pendingin harus tercelup dalam larutan penampung. Dipipet sebanyak 25 ml larutan A masukkan ke dalam labu destilasi, tambahkan aquadest hingga volume menjadi ± 300 ml, tambahkan beberapa tetes indikator PP. Lalu ditambahkan sebanyak 20 ml larutan NaOH 40%. Penambahan larutan NaOH harus dilakukan dengan cepat. Dilakukan destilasi sampai semua nitrogen terdestilasi (± 200 ml destilat). Dikeluarkan gelas Erlenmeyer dan


(5)

dibilas ujung pendingin dengan aquadest. Dititrasi dengan NaOH 0,25 N standar sampai titik akhir titrasi tercapai. Dilakukan penetapan blanko.

Rumus :

Kadar Nitrogen total, %N =(VB−VS)×N×14,008×fp

W × 1000 x 100%

Dimana: V1 V

adalah volume NaOH 0,25 N yang dipakai pada titrasi blanko (ml)

2

N adalah normalitas NaOH 0,25 N yang dipakai sebagai titran adalah volume NaOH 0,25 N yang dipakai pada titrasi contoh (ml)

W adalah bobot contoh (gram) 14,008 adalah berat atom (BA) nitrogen


(6)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Analisis

Tabel 4.1.1 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. A

Jenis sampel pupuk Berat sampel (gr) Faktor pengencera n Volume titran NaOH 0,2514 N

(ml)

Kadar nitrogen total (%)

Blanko 49,2

Urea 103 I 5,1213 20 15,9 45,80

Urea 103 II 5,0635 20 16 46,18

Urea 103 III 5,1132 20 15,95 45,80

Tabel 4.1.2 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. B

Jenis sampel pupuk Berat sampel (gr) Faktor pengencera n Volume titran NaOH 0,2514 N

(ml)

Kadar nitrogen total (%)

Blanko 49,2

Urea 160 I 5,0022 20 16,5 46,04

Urea 160 II 5,0021 20 16,5 46,04

Urea 160 III 5,0765 20 16 46,06

Tabel 4.1.3 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. X

Jenis sampel pupuk Berat sampel (gr) Faktor pengencera n Volume titran NaOH 0,2514 N

(ml)

Kadar nitrogen total (%)

Blanko 49,2

Urea 160 I 5,1022 20 15,9 45,97

Urea 160 II 5,1121 20 15,85 45,95

Urea 160 III 5,1102 20 15,85 45,97

4.2 Perhitungan

Kadar Nitrogen total, %N =(VB−VS)×N×14,008×fp

W × 1000 x 100%

( 49,2- 15,9) x 0,2514 x 14,008 x 20 %N1

5,1213 x 1000


(7)

Dengan perhitungan yang sama dilakukan terhadap pupuk Urea pada PT. B dan PT. X diperoleh hasil seperti pada tabel 4.1.2 dan 4.1.3.

4.3 Pembahasan

Dari Analisa pengujian yang dilakukan pada sampel pupuk Urea dari PT. A diperoleh kadar nitrogen total rata-rata adalah sekitar 45,92% (~46,00%), pada sampel pupuk Urea dari PT. B diperoleh kadar nitrogen total rata-rata adalah sekitar 46,05% (~46,00%), pada sampel pupuk Urea dari PT. X diperoleh kadar nitrogen total rata-rata adalah sekitar 45,96% (~46,00%).

Pada analisis nitrogen dalam pupuk urea, dimana reaksi yang terjadi, yaitu : (NH2)2CO (urea) + H2SO4NH3(aq) + 2 SO2(g) + CO

H

(g)

2SO4 (aq) +2 NH3(aq) (NH4)2SO4 + H2O (NH4)

(l)

2SO4(aq) + NaOH(aq)  Na2SO4(aq) + H2O Nitrogen dalam urea dihidrolisis dengan H

(l)

2SO4 dan NH3 yang terbentuk didestilasi dari larutan alkali. Destilat ditampung dalam larutan H2SO4

maka didapat sampel pupuk urea yang diuji telah memenuhi syarat mutu SNI 02-2801-2010. Dengan demikian kualitas dari pupuk urea tersebut baik dan layak untuk dipergunakan.

0,25 N dan kelebihan asam dititrasi kembali. Titik akhir titrasi tercapai bila warna lembayung dari indikator campuran merah metil biru metilen, berubah menjadi lembayung kehijauan.


(8)

Syarat mutu pupuk Urea SNI 02-2801-2010

Uraian Persyaratan

Bentuk butiran dan Gelintiran - Kadar Nitrogen

- Kadar Air - Kadar Biuret

Min. 46% Maks. 0,5% Maks. 1-2%


(9)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil analisis dari beberapa jenis pupuk urea dengan menggunakan metode Kjeldahl diperoleh kadar nitrogen yang masih memenuhi syarat mutu SNI 02- 2801-2010 yaitu 46%.

Dari perhitungan sampel yang diperoleh % nitrogen total rata-rata pada pupuk urea di PT. A yaitu 45,92% (~46,00%), pada sampel pupuk Urea dari PT. B diperoleh kadar nitrogen total rata-rata adalah sekitar 46,05% (~46,00%), pada sampel pupuk Urea dari PT. X diperoleh kadar nitrogen total rata-rata adalah sekitar 45,96% (~46,00%).

5.2 Saran

- Untuk peneliti selanjutnya disamping kadar nitrogen yang dianalisa juga disarankan analisa kandungan unsur pengikut lainnya terhadap masing- masing jenis Urea yang telah dianalisa.

- Sebaiknya pelarut yang digunakan dalam keadaan baik agar analisa yang dilakukan tidak mengalami kesalahan yang besar.

- Dalam penganalisaan, sebaiknya lebih memperhatikan ketepatan dalam proses destruksi sampel, pemipetan, dan pengenceran. Agar didapatkan tingkat kesalahan yang seminimal mungkin.


(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pupuk

Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik ( Sutejo, 1999 ).

Pupuk didefenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu ( Novizan, 2005 ).

Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Pupuk mengenal istilah makro dan mikro. Meskipun belakangan ini jumlah pupuk cenderung makin beragam dengan aneka merek, kita tidak akan terkecoh dan tetap berpedoman kepada kandungan antara unsur makro dan mikro yang digunakan ( Lingga, 2001 ).

Pupuk bagi tanaman sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Jika dalam makanan manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk yang beredar saat ini terdiri dari bermacam-macam jenis, bentuk, warna, dan merek. Namun, berdasarkan cara


(11)

aplikasinya hanya ada dua jenis pupuk akar dan pupuk daun. Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Namun, secara lebih terinci manfaat pupuk ini dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. ( Marsono, 2005 ).

2.2 Klasifikasi pupuk

Pupuk diklasifikasikan menjadi dua yakni sisa-sisa atau seresah tanaman, limbah atau kotoran hewan, demikian pula kompos, yang dapat diubah di dalam tanah menjadi bahan-bahan organik tanah, lazim disebut pupuk alam atau pupuk organik. Sedangkan pupuk yang dibuat di pabrik disebut pupuk buatan atau pupuk anorganik.

2.2.1 Pupuk organik

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pem-busukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah.

Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik ini sehingga sangat disukai oleh petani, di antaranya sebagai berikut :

1. Memperbaiki struktur tanah, terjadi karena organisme tanah pada saat penguraian bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar.


(12)

2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air, bahan organik memiliki daya serap yang besar terhadap air tanah.

3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, disebabkan oleh organisme dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.

4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman, pupuk organik mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik.

2.2.2. Jenis-jenis Pupuk Organik

Jenis pupuk organik sangat beragam. Kalau jenis pupuk anorganik ditentukan oleh kadar haranya maka jenis pupuk organik ini ditentukan oleh asal bahan terbentuknya.

a. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang tercampur sisa makanan maupun air kencing (urine). Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri.

b. Kompos

Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota, dan sebagainya. Proses pelapukan bahan-bahan tersebut dapat dipercepat melalui bantuan manusia.

c. Pupuk hijau

Disebut pupuk hijau karena yang dimanmfaatkan sebagai pupuk adalah hijauan, yaitu bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman tertentu yang masih muda. Tujuannya, untuk menambah bahan organik dan unsur-unsur lainnya ke dalam tanah, terutama nitrogen ( Sutejo, 2002 ).


(13)

d. Pupuk Bokashi

Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat dengan proses peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisme 4) atau disebut dengan hasil fermentasi. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional.

EM4 (Effective Microorganisme 4) mengandung ragi, bakteri fotosintetik, jamur pengurai, selulosa Azotobacter sp. Dan Lactobacillus sp. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian seperti jerami, sekam (kulit padi), dan seterusnya. Tetapi yang paling baik digunakan sebagai bahan pokok adalah dedak (bekatul) karena kandungan zat gizinya sangat baik untuk mikro-organisme. Ada beberapa jenis pupuk Bokashi yaitu :

1. Bokashi Jerami dan Bokashi Pupuk Kandang

Bokashi Jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi Jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah. Sedangkan penggunaan Bokashi pupuk kandang baik digunakan dalam pembibitan tanaman. Dan dapat diaplikasikan dengan tanah pada perbandingan 1:1.

2. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang

Pembuatan Bokashi model ini sangat mudah dilakukan di lingkungan pertanian dan peternakan. Jadi, mudah untuk mendapatkan bahan yaitu kotoran hewan (pupuk kandang) dan Sekam (kulit Gabah Beras), dimana untuk Sekam diarangkan terlebih dahulu. Beberapa cara untuk membuat Arang Sekam diantaranya yaitu :

- Pembuatan Arang Sekam dengan cara dibakar dalam tong - Pembuatan Arang Sekam dengan cara disangrai.


(14)

3. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Tanah

Bokashi pupuk kandang tanah dapat dipergunakan di dalam pembuatan tanaman. Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang cukup dicampur dengan tanah pada perbandingan 1:1.

4. Bokashi Pupuk Kandang Ekspres (24 jam)

Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman sayuran dan buah-buahan. Cara pembuatan bokashi ekspres hanya bahan-bahan yang akan difermentasikan dicampur dengan bokashi yang sudah jadi dan dedak secara merata. Proses fermentasi hanya berlangsung selama 24 jam dan sesudah itu bahan dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik (www.deptan.go.id/feati/teknologi/bokashi.pdf).

2.2.3 Pupuk anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase , misalnya, pupuk urea berkadar nitrogen 45-46%, (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen). Jenis-jenis pupuk anorganik menurut unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua yaitu, pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

a. Pupuk tunggal

Dikatakan pupuk tunggal karena hara yang dikandungnya hanya satu. Ke dalam kelompok pupuk tunggal ini ada tiga macam pupuk yang dikenal dan banyak beredar di pasaran, yaitu pupuk yang berisi hara utama nitrogen (N), hara utama fosfor (P), dan hara utama kalium (K). Selain itu, ada pula pupuk yang berisi hara utama magnesium (Mg).


(15)

b. Pupuk Majemuk

Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang sengaja dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara. Misalnya, pupuk Nitrogen dicampurkan dengan Phospat menjadi pupuk NP, dan dicampur lagi dengan Kalium menjadi pupuk NPK. Kandungan hara dari pupuk ini lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk tunggal.

2.3Jenis-jenis Pupuk Anorganik 2.3.1 Pupuk Sumber Nitrogen

a. Amonium nitrat

Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas. Amonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.

b. Amonium sulfat (NH4)2SO

Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis.

4

c. Kalsium nitrat

Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut dalam air, dan sebagai sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.

d. Urea (CO(NH2)2

Pupuk urea mengandung 45-46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudah menguap dalam bentuk amonia. Urea dibuat


(16)

dari gas amoniak dan gas asam arang. Sifat lainya adalah mudah tercuci oleh air dan mudah terbakar oleh sinar matahari. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap tanaman. Selain itu, kandungan N yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. Kekurangannya bila diberikan ke dalam tanah yang miskin hara akan berubah ke wujud atau bahan awalnya, yakni amonia dan karbondioksida yang mudah menguap. Berdasarkan bentuk fisiknya maka urea dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu urea prill dan urea nonprill

d.1 Urea prill

Urea prill merupakan urea yang berbentuk butiran halus berwarna putih. Dibandingkan dengan bentuk lainnya, urea prill mempunyai beberapa kelebihan yakni:

a. Dikenal luas di kalangan petani sehingga menjadi prioritas utama pemupukan. b. Mudah didapatkan di Koperasi Unit Desa (KUD), pengecer pupuk dan kios

petani.

c. Harga terjangkau petani.

d. Mudah diaplikasikan, yaitu dengan disebar atau dilarutkan. e. Kandungan N cukup tinggi, yaitu sekitar 46%

f. Dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti memupuk tambak, untuk campuran ransum atau pakan ternak.

Selain kelebihan yang dimilikinya, urea bentuk prill mempunyai kekurangan sebagai berikut :

a. Sangat higroskopis sehingga unsur hara mudah hilang. b. Sangat mudah larut sehingga unsur hara mudah dicuci.


(17)

c. Mudah basah dan hancur sehingga butuh perlakuan khusus dalam penyimpanan dan packing.

d. Unsur hara yang termanfaatkan hanya 30-50% saja.

d.2 Urea nonprill

Urea nonprill terdiri dari beberapa jenis, diantaranya ialah urea ball fertilizer, urea super granule, urea briket, dan urea tablet.

1. Urea ball fertilizer

Pupuk urea dengan bentuk bola-bola kecil ini memiliki daya respon cukup tinggi terhadap pertumbuhan tanaman unsur N-nya dapat dilepas secara lambat dan diikat kuat oleh partikel tanah dan kemudian akan diserap akar tanaman. 2. Urea super granule (USG)

Bentuk USG hampir sama dengan urea prill hanya ukuran butirannya sedikit lebih besar. USG mampu meningkatkan produksi tanaman (padi) 3,4-20,4% lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan urea prill.

3. Urea briket

Urea briket dihasilkureaan dari proses pemadatan urea prill dan penyempurnaan urea super granule. Bentuknya pipih seperti cakram, bersifat rapuh, mudah pecah, dan cepat lengket. Kelebihan urea briket, yaitu mudah larut dan unsur hara cepat tersedia. Sementara kekurangan urea ini diantaranya rapuh, lengket, dan harganya relatif mahal.

4. Urea tablet

Urea tablet juga berbahan dasar dari urea prill. Dengan proses pengempaan bertekanan tinggi, urea prill berubah bentuk menjadi tablet. Bila dibandingkan dengan urea prill, urea tablet lebih banyak memiliki keunggulan seperti efisien,


(18)

gulma, mengurangi terjadinya pencemaran mikro, dan menciptakan usaha baru bagi usahawan pupuk.

2.3.2 Pupuk Sumber Fosfor a. SP36

Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5

b. Amonium phosphat

. Pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.

Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (starter fertilizer). Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya adalah tidak higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar karena indeks garamnya rendah.

2.3.3 Pupuk Sumber Kalium a. Kalium klorida (KCl) Mengandung 45% K2

b. Kalium sulfat (K

O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis. Khlor berpengaruh negatif pada tanaman yang tidak membutuhkannya, misalnya kentang, wortel, dan tembakau.

2SO4

Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K )

2O-nya sekitar 48-52%. Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam.


(19)

c. Kalium nitrat (KNO3

Mengandung 13% N dan 44% K )

2O. Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.

2.3.4 Pupuk sumber unsur hara makro sekunder a. Kapur dolomit

Rumus kimianya adalah CaCO3.MgCO3.

b. Magnesium-sulfat (kiserit)

Berasal dari hasil penambangan bahan galian batuan dolomit. Kelarutannya dalam air cukup baik. Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Bersifat basa sehingga kalau rutin digunakan dapat meningkatkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.

Rumus kimianya adalah MgSO4.H2O. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan pupuk ini adalah Mg(OH)2 yang disebut brucit dan MgCO3 yang disebut magnesit. Kandungan kiserit murni terdiri dari 29% MgO dan 23% S. Kiserit berbentuk hablur berwarna putih keabu-abuan dan agak sukar larut dalam air. Sifatnya asam sehingga bila digunakan terus-menerus dapat menyebabkan tanah bereaksi asam.

2.4 Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yaitu untuk pembentukan asam amino yang akan diubah menjadi protein. Kekurangan nitrogen akan mengurangi efisiensi pemanfaatan sinar matahari dan ketidakseimbangan serapan unsur hara. Tanaman yang kekurangan nitrogen ditandai oleh daun-daun tua berwarna hijau pucat kekuning-kuningan dan kecepatan produksi daun menurun. Sebaliknya kelebihan nitrogen menghasilkan daun yang lebih besar, batang menjadi


(20)

lunak dan berair sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit, serta pematangan buah juga terhambat.

Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, 2. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun,

3. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, 4. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan,

5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah.

Gejala kekurangan unsur hara nitrogen

1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan

2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun

3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas

4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil

5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya

2.5 Metode Analisa Kandungan Nitrogen

2.5.1 Metode Kjeldahl

Metode kjeldahl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kadar nitrogen. Pada dasarnya analisa nitrogen cara kjeldahl dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, destilasi, dan titrasi.


(21)

a. Prinsip Dasar

Metoda Kjedahl berdasarkan pada destruksi basah pada sampel, yakni dengan memanaskan sampel dengan asam sulfat pekat dengan menggunakan suatu katalis dimana hasil destruksi yang diperoleh dibasakan terlebih dahulu, lalu didestilasi. Amonia yang dibebaskan ditampung dalam suatu larutan asam sulfat 0,25 N. Jumlah amonia diketahui dengan cara menitrasi destilat tersebut dengan suatu larutan basa dengan menggunakan indikator campuran (merah metil + metil biru).

Cara Kjedahl umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan semimikro. Cara makro digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan berukuran besar, sedang cara semimikro dirancang untuk sampel yang berukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen.

b. Prosedur Kjedahl

Metoda ini pada dasarnya dibagi atas tiga tahapan, yaitu : - Tahap destruksi

Pada tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2, dan H2O sedangkan nitrogennya berubah menjadi ammonium sulfat, (NH4)2SO4. Asam sulfat yang digunakan 25 ml. Sampel yang dianalisa sebanyak 5 gram. Suhu destruksi berkisar antara 370-410oC.

Proses destruksi sudah selesai apabila larutan menjadi jernih atau tidak berwarna. Agar analisa lebih tepat maka pada tahap destruksi ini dilakukan pula perlakuan blanko yaitu untuk koreksi adanya senyawa N yang berasal dari reagen yang digunakan. Tahap destruksi dapat dilihat pada reaksi berikut :

N

Katalis (Se)


(22)

- Tahap destilasi

Pada tahap ini, ammonium sulfat dipecah menjadi amonia (NH3

(NH

) dengan penambahan NaOH 40% sampai alkalis lalu dipanaskan. Agar selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam Zinkum (Zn). Amonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh larutan standar asam. Asam standar yang dapat digunakan adalah asam sulfat 0,25 N dalam jumlah lebih. Untuk mengetahui jika asam dalam keadaan berlebih maka diberi indikator campuran (merah metil + metil biru). Destilasi diakhiri bila semua amonia sudah terdestilasi sempurna yang ditandai destilat tidak lagi bersifat basa. Tahap destilasi dapat dilihat pada reaksi berikut :

4)2SO4 + 2NaOH 2NH3 + 2H2O + Na2SO 2NH

4

3(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4

- Tahap titrasi

Apabila penampung destilasi digunakan asam sulfat 0,25 maka sisa asam yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar. Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam. Selisih jumlah titrasi sampel dan blanko merupakan jumlah ekuivalen nitrogen.

2.5.2 Metode Lowry

Protein dengan asam fosfotungstat-fosfomolibdat pada suasana alkalis akan memberikan warna biru yang intensitasnya bergantung pada konsentrasi protein yang ditera. Konsentrasi protein diukur berdasarkan optikal density pada panjang


(23)

gelombang 600 nm. Larutan lowry ada dua macam yaitu larutan A yang terdiri dari fosfotungstat-fosfomolibdat (1:1) dan larutan B yang terdiri Na-karbonat 2%, dalam NaOH 0,1 N, kupri sulfat dan Na-K-tartrat 2%.

2.5.3 Metode Biuret

Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam (-CONH2) yang berada bersama gugus amida asam yang lain atau gugus yang lain. Penentuan protein secara Biuret adalah dengan mengukur optical density pada panjang gelombang 560-580 nm.

2.5.4 Metode Spektrofotometer UV

Kebanyakan protein mengabsorbsi sinar ultraviolet maximum pada 280 nm. Hal ini terutama oleh adanya asam amino tirosin triptophan dan fenilalanin yang ada pada protein tersebut. Pengukuran protein berdasarkan absorbsi sinar UV adalah cepat, mudah dan tidak merusak bahan.

2.5.5 Metode Turbidimeter atau Kekeruhan

Kekeruhan akan terbentuk dalam larutan yang mengandung protein apabila ditambahkan bahan pengendap protein misalnya Tri Chloro Acetic acid (TCA). Tingkat kekeruhan diukur dengan alat Turbidimeter.

2.5.6 Metode Pengecatan

Beberapa bahan pewarna misalnya Orange G, Orange 12 dan Amido Black dapat membentuk senyawaan berwarna dengan protein dan menjadi tidak larut.


(24)

Dengan mengukur sisa bahan pewarna yang tidak bereaksi dalam larutan (dengan colorimeter), maka jumlah protein dapat ditentukan dengan cepat. Penentuan protein dengan titrasi formol dinetralkan dengan basa (NaOH), kemudian ditambahkan formalin akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam (gugus karboksil) dengan basa (NaOH) sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat (Sudarmadji, 1989).


(25)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur-unsur tersebut adalah nitrogen (N), fosfor (F), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur atau belerang (S), klor (Cl), ferum atau besi (Fe), mangan (Mn), kuprum atau tembaga (Cu), zink atau seng (Zn), boron (B), dan molibdenum (Mo) ( Isnaini, 2006 ).

Penyerapan unsur hara oleh tanaman semestinya dapat segera diperbaharui sehingga kandungan unsur hara di dalam tanah tetap seimbang. Hutan adalah contoh ekosistem yang seimbang. Pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menyuplai hara bagi tanah. Proses inilah yang menyebabkan tanah yang ada di hutan tetap subur ( Lingga, 2001 ).

Berkembangnya usaha pertanian yang membuka areal hutan secara besar- besaran menyebabkan proses penghanyutan dan pencucian unsur hara semakin besar,. akibatnya persediaan unsur hara di dalam tanah semakin lama semakin menipis. Apalagi banyak unsur hara yang hilang tidak dikembalikan lagi ke tanah karena terangkut bersama bagian tanaman ( Isnaini, 2006 ).

Jika hal ini berlangsung terus menerus, tanah akan semakin miskin unsur hara. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penambahan unsur hara secara tepat, yaitu lewat pemupukan. Pupuk didefenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau


(26)

tajuk tanaman dengan tujuan melengkapi ketersediaan unsur hara. Banyak sedikitnya jumlah dan jenis pupuk yang ditambahkan tergantung dari banyak sedikitnya jumlah dan jenis unsur yang terkandung dalam tanah tersebut. Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. Kandungan unsur hara yang kurang dapat dianalisa di dalam laboratorium secara akurat dengan dasar umum mutu suatu pupuk atau Standart Nasional Industri (SNI) yang untuk pupuk Urea adalah SNI 02-2801-2010. Hasil laboratorium inilah nantinya menjadi pegangan rekomendasi untuk pemupukan ( Engelstad, 2006 ).

Pada karya ilmiah ini mengingat pentingnya unsur hara nitrogen pada tanaman, maka penulis mencoba melakukan analisis berapa besar kandungan nitrogen yang terdapat dalambeberapa jenis pupuk Urea. Metode analisa yang dipergunakan untuk penentuan kandungan nitrogen ini adalah metode Kjeldahl.

1.2Permasalahan

Sebagai sumber nitrogen untuk tanaman salah satu pupuk yang digunakan adalah Urea. Urea tersebut dibentuk dari persenyawaan antara gas NH3 dengan CO2. Yang menjadi permasalahan apakah dari beberapa jenis produk pupuk Urea yang dipasarkan kandungan nitrogennya sesuai dengan mutu pupuk Urea yang ditetapkan berdasarkan standart SNI 02-2801-2010.


(27)

1.3Tujuan

Untuk mengetahui kandungan nitrogen yang terdapat pada beberapa sampel jenis pupuk Urea dengan menggunakan metode Kjedahl apakah sesuai dengan mutu pupuk urea yang ditetapkan oleh SNI 02-2801-2010.

1.4Manfaat

Untuk memberikan informasi tentang cara menganalisa kandungan N dalam pupuk Urea secara laboratorium bagi pihak-pihak yang bekerja dalam bidang pertanian dan perkebunan. Dan memberikan informasi tentang spesifikasi mutu kandungan nitrogen dari beberapa jenis pupuk Urea sehingga dapat mengetahui kualitas pupuk Urea yang dianalisis.


(28)

PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL

ABSTRAK

Pupuk Urea adalah sumber unsur hara Nitrogen yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman sehingga sebagai salah satu parameter yang utama dalam penentuan kualitasnya adalah tergantung kepada kandungan nitrogen yang dimilikinya. Dalam penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan kadar nitrogen pada berbagai jenis produk pupuk Urea. Analisa nitrogen pada pupuk Urea dilakukan menggunakan metode Kjeldahl melalui tahap destruksi, destilasi, dan titrasi. Dari hasil sebanyak tiga jenis produk pupuk yang dianalisis didapat kadar nitrogen pada pupuk urea antara 45%-46%. Hasil analisis ini menyatakan bahwa pupuk Urea masih sesuai dengan standart yang ditetapkan yaitu syarat mutu SNI 02-2801-2010.


(29)

DETERMINATION OF NITROGEN RATE FROM SOME TYPE MANURE UREA USED KJELDAHL METHOD

ABSTRACT

Urea is a source of nutrient nitrogen needed for plant growth so that as one of the main parameter in determining its quality is dependent on its nitrogen content. In the present study was carried out checks on the various types of nitrogen fertilizer product Urea. Urea nitrogen in the fertilizer analysis performed using the Kjeldahl method through the stages of destruction, distillation, and titration. From the results of three kinds of fertilizer products obtained were analyzed on urea nitrogen levels between 45% -46%. The analysis suggests that urea is in accordance with the standards set out the terms of the quality of SNI 02-2801-2010.


(30)

PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA

JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL

KARYA ILMIAH

PATIMAH

092401006

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(31)

PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan syarat mencapai gelar Ahli madya

PATIMAH 092401006

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(32)

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN

DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : PATIMAH

NIM : 092401006

Program Studi : DIPLOMA III KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Di setujui : Medan, Mei 2012

Dosen Pembimbing Program Studi D III Kimia

FMIPA USU

Ketua,

Dr. Mimpin Ginting, MS Dra. Emma Zaidar Nst.MSi

NIP. 195510131986011001 NIP. 195512181987012001

Diketahui

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS NIP. 195408301985032001


(33)

PERNYATAAN

PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masih disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2012

Patimah 092401006


(34)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tepatpada waktunya. Karya ilmiah yang penulis sajikan berjudul “ PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL “. Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Kimia Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Selesainya Karya ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Ayahanda Sahrun Batubara dan Ibunda Kastiani Pulungan yang telah bersusah payah dan tanpa pamrih berbuat yang terbaik untuk kemajuan dan kesuksesan anak-anaknya, serta abi H. A. Azis Batubara dan Bunda Hj. Wasdiyah Pulungan yang tercinta dan adek-adekku tersayang Abdul rozak Batubara, Abdul Latif Batubara, Budi Asmi Batubara, Abdul Wahid Batubara, Marah Jali Batubara yang selalu memberi do’a dan dukungan kepada penulis.

2. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku ketua Departemen Kimia FMIPA USU. 3. Bapak Dr. Mimpin Ginting, MS selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan panduan dan semangat kepada saya untuk dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, Msi selaku ketua jurusan Diploma III Kimia Analis 5. Staff Laboratorium Pupuk di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan

diantaranya Pak Edy Suriono selaku penjab, ibu Kartini OS, bang Erjan Amri, kak Susi Andayani, kak Siti Ramadhani, dan kak T. Irfa Yunita, yang telah meluangkan waktunya dan berbagi ilmu pengetahuan

6. Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen serta pegawai di Departemen Kimia FMIPA USU.

7. Buat kakakku tersayang Mariatul Qibtiyah Batubara dan Sahabat-sahabat baikku Helfa Fuji A, Nurmawaddah Lubis, Juliana, Yeni Sartika,Wiranty, Xerra Fazariyani, Nurul Handayani, dan Gusti Yatina Dewi.

8. Rekan angkatan 2009 Kimia Analis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

9. Teman-teman Kost 22 Jln Pembangunan yang selalu menyemangati dan memberikan dukungan kepada penulis.

Atas bimbingan, bantuan, dan dukungan tersebut penulis tidak dapat membalasnya, hanya memohon kepada Allah SWT agar mereka memperoleh rahmat dan hidayah serta balasan yang lebih baik dari-Nya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang


(35)

membangun guna menyempurnakan Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini berguna bagi para pembaca umunya dan bagi penulis khususnya.

Medan, Mei 2012


(36)

PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL

ABSTRAK

Pupuk Urea adalah sumber unsur hara Nitrogen yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman sehingga sebagai salah satu parameter yang utama dalam penentuan kualitasnya adalah tergantung kepada kandungan nitrogen yang dimilikinya. Dalam penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan kadar nitrogen pada berbagai jenis produk pupuk Urea. Analisa nitrogen pada pupuk Urea dilakukan menggunakan metode Kjeldahl melalui tahap destruksi, destilasi, dan titrasi. Dari hasil sebanyak tiga jenis produk pupuk yang dianalisis didapat kadar nitrogen pada pupuk urea antara 45%-46%. Hasil analisis ini menyatakan bahwa pupuk Urea masih sesuai dengan standart yang ditetapkan yaitu syarat mutu SNI 02-2801-2010.


(37)

DETERMINATION OF NITROGEN RATE FROM SOME TYPE MANURE UREA USED KJELDAHL METHOD

ABSTRACT

Urea is a source of nutrient nitrogen needed for plant growth so that as one of the main parameter in determining its quality is dependent on its nitrogen content. In the present study was carried out checks on the various types of nitrogen fertilizer product Urea. Urea nitrogen in the fertilizer analysis performed using the Kjeldahl method through the stages of destruction, distillation, and titration. From the results of three kinds of fertilizer products obtained were analyzed on urea nitrogen levels between 45% -46%. The analysis suggests that urea is in accordance with the standards set out the terms of the quality of SNI 02-2801-2010.


(38)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Manfaat 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Pengertian pupuk 4

2.2 Klasifikasi pupuk 5

2.2.1 Pupuk organik 5

2.2.2 Jenis-jenis pupuk organik 6

2.2.3 Pupuk anorganik 8

2.3 Jenis-jenis pupuk anorganik 9

2.3.1 Pupuk sumber nitrogen 9

2.3.2 Pupuk sumber fosfor 12

2.3.3 Pupuk sumber kalium 12

2.3.4. Pupuk sumber unsur hara makro skunder 13

2.4 Nitrogen 13

2.5 Metode analisa kandungan nitrogen 14

2.5.1 Metode Kjeldahl 14

2.5.2 Metode Lowry 16

2.5.3 Metode Biuret 17

2.5.4 Metode Spektrofotometer UV 17

2.5.5 Metode Turbidimeter atau Kekeruhan 17

2.5.6 Metode Pengecatan 17

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 19

3.1 Penentuan Kadar Nitrogen dari Pupuk Urea 19

3.2 Alat-alat 19

3.3 Bahan-bahan 20

3.4 Prosedur kerja 20

3.4.1 Pembuatan Reagent 20


(39)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 23

4.1 Data analisis 23

4.1.1 Hasil Penentuan Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk PT. A 23 4.1.2 Hasil Penentuan Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk PT. B 23 4.1.3 Hasil Penentuan Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk PT. X 23

4.2 Perhitungan 23

4.3 Pembahasan 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 26

5.1 Kesimpulan 26

5.2 Saran 26


(40)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. A 23 Tabel 4.1.1 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. B 23 Tabel 4.1.1 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. X 23


(1)

membangun guna menyempurnakan Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini berguna bagi para pembaca umunya dan bagi penulis khususnya.

Medan, Mei 2012


(2)

PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN DARI BEBERAPA JENIS PUPUK UREA MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL

ABSTRAK

Pupuk Urea adalah sumber unsur hara Nitrogen yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman sehingga sebagai salah satu parameter yang utama dalam penentuan kualitasnya adalah tergantung kepada kandungan nitrogen yang dimilikinya. Dalam penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan kadar nitrogen pada berbagai jenis produk pupuk Urea. Analisa nitrogen pada pupuk Urea dilakukan menggunakan metode Kjeldahl melalui tahap destruksi, destilasi, dan titrasi. Dari hasil sebanyak tiga jenis produk pupuk yang dianalisis didapat kadar nitrogen pada pupuk urea antara 45%-46%. Hasil analisis ini menyatakan bahwa pupuk Urea masih sesuai dengan standart yang ditetapkan yaitu syarat mutu SNI 02-2801-2010.


(3)

DETERMINATION OF NITROGEN RATE FROM SOME TYPE MANURE UREA USED KJELDAHL METHOD

ABSTRACT

Urea is a source of nutrient nitrogen needed for plant growth so that as one of the main parameter in determining its quality is dependent on its nitrogen content. In the present study was carried out checks on the various types of nitrogen fertilizer product Urea. Urea nitrogen in the fertilizer analysis performed using the Kjeldahl method through the stages of destruction, distillation, and titration. From the results of three kinds of fertilizer products obtained were analyzed on urea nitrogen levels between 45% -46%. The analysis suggests that urea is in accordance with the standards set out the terms of the quality of SNI 02-2801-2010.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Manfaat 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Pengertian pupuk 4

2.2 Klasifikasi pupuk 5

2.2.1 Pupuk organik 5

2.2.2 Jenis-jenis pupuk organik 6

2.2.3 Pupuk anorganik 8

2.3 Jenis-jenis pupuk anorganik 9

2.3.1 Pupuk sumber nitrogen 9

2.3.2 Pupuk sumber fosfor 12

2.3.3 Pupuk sumber kalium 12

2.3.4. Pupuk sumber unsur hara makro skunder 13

2.4 Nitrogen 13

2.5 Metode analisa kandungan nitrogen 14

2.5.1 Metode Kjeldahl 14

2.5.2 Metode Lowry 16

2.5.3 Metode Biuret 17

2.5.4 Metode Spektrofotometer UV 17

2.5.5 Metode Turbidimeter atau Kekeruhan 17

2.5.6 Metode Pengecatan 17

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 19

3.1 Penentuan Kadar Nitrogen dari Pupuk Urea 19

3.2 Alat-alat 19

3.3 Bahan-bahan 20

3.4 Prosedur kerja 20

3.4.1 Pembuatan Reagent 20

3.4.2 Prosedur Analisis 21


(5)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 23

4.1 Data analisis 23

4.1.1 Hasil Penentuan Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk PT. A 23 4.1.2 Hasil Penentuan Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk PT. B 23 4.1.3 Hasil Penentuan Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk PT. X 23

4.2 Perhitungan 23

4.3 Pembahasan 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 26

5.1 Kesimpulan 26

5.2 Saran 26


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. A 23 Tabel 4.1.1 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. B 23 Tabel 4.1.1 Kadar Nitrogen dari Sampel Pupuk Urea dari PT. X 23