digunakan sebagai pembentuk gel, pengemulsi dan penstabil, dan lain-lain Morris,et all, 1980.
2.6 Kitosan
Kitosan merupakan polisakarida kationik yang diperoleh melalui deasetilasi kitin yang secara khusus ditemukan pada kulit binatang air berkulit keras seperti
kepiting dan udang. Kitosan telah dikenal dapat menjadi bahan yang baik sekali untuk sediaan obat Karena polimer alami ini mempunyai keunggulan yang utama
seperti tidak toksik, biokompatibel, biodegradasi, mukoadesif, serta mampu membentuk gel dan mengembang dalam suasana asam. Kitosan mempunyai
aktivitas sebagai antasida yang mencegah atau mengurangi iritasi obat pada lambung. Formula matriks kitosan muncul mengapung dan perlahan-lahan
mengembang dalam medium asam. Banyak kegunaan kitosan didasarkan pada sifat kationik yang membuatnya dapat berinteraksi dengan biomolekul bermuatan
negatif seperti protein, polisakarida anionik dan asam nukleat. Maka alginat dan kitosan yang berbeda muatan dapat berinteraksi membentuk kompleks
polielektrolit yang dapat digunakan untuk pembuatan matriks dari obat yang dapat mengembang dan mempunyai sifat bertahan dalam lambung sehingga dapat
digunakan untuk pembuatan pelepasan obat terkontrol Mambo,2010.
2.7 Matriks
Suatu matriks dapat digambarkan sebagai pembawa padat inert yang didalamnya obat tercampur secara merata. Suatu matriks dapat dibentuk secara
sederhana dengan mengempa atau menyatukan obat dan bahan matriks secara
Universitas Sumatera Utara
bersama-sama. Sebagian besar bahan matriks tidak larut dalam air meskipun ada beberapa bahan yang dapat mengembang secara lambat dalam air. Jenis matriks
dari pelepasan obat dapat dibentuk menjadi suatu bentuk atau butir-butir kecil Shargel dan Yu, 2005. Matriks dapat digolongkan menjadi 3 karakter yaitu :
a. Matriks tidak larut, inert
Polimer inert yang tidak larut seperti polietilen, polivinil klorida, kopolimer akrilat-metakrilat dan etilselulosa telah digunakan sebagai
dasar untuk banyak formulasi di pasaran. Tablet yang dibuat dari bahan- bahan ini di desain untuk dimakan dan tidak pecah dalam saluran cerna.
b. Matriks tidak larut, terkikis
Matriks jenis ini mengontrol pelepasan obat melalui difusi pori dan erosi. Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan ini adalah asam asetat,
stearil alkohol, malam carnauba, polietilen glikol monostearat dan trigliserida.
c. Matriks hidrofilik
Sistem ini mampu mengembang dan diikuti oleh erosi dari bentuk gel sehingga obat dapat terdisolusi dalam media air. Media hidrofilik
diantaranya adalah metil selulosa, hidroksietil selulosa, hidroksipropil metilselulosa, natrium karboksimetilselulosa dan natrium alginat. Bila
bahan-bahan tersebut berkontak dengan air, maka akan terbentuk lapisan matriks terhidrasi. Lapisan ini bagian luarnya akan mengalami erosi
sehingga terlarut Lachman dkk,1994.
Universitas Sumatera Utara
2.8 Saluran Pencernaan 2.8.1 Lambung
Lambung adalah organ berbentuk huruf J terletak pada bagian kiri atas rongga perut di bawah diafragma. Lambung terdiri dari epitel selapis toraks
dengan lekukan-lekukan, sehingga terbentuk lubang-lubang pada permukaaan lambung. Lubang-lubang ini merupakan muara dari kelenjar-kelenjar lambung.
Lambung dapat diregangkan sehingga mampu menampung sejumlah besar makanan. Lambung terdiri dari kardia, fundus, korpus dan antrum. Lekukan
sebelah medal disebut kurvatur minor sedangkan sebelah lateral disebut kuvatur mayor. Di sebelah atas di antara kardia dan esofagus terdapat penempitan yang
disebut sfinkter esofagus. Di sebelah bawah di antara pilorus dengan duodenum terdapat penyempitan lain yang disebut sfinkter pilorus. Kedua sfinkter ini harus
membuka sewaktu makanan melaluinya Leeson,1985. Lambung terdiri dari empat lapisan umum yaitu : mukosa, submukosa,
muskularis, dan serosa. Epitel pelapis permukaan dan sumur lambung adalah epitel selapis silindris, dan menghasilkan mucus. Sel – sel epitel itu sekitar 20-40
mikrometer, intinya bulat dan mengandung banyak granul mukosa Junquiera, 2005.
2.8.2 Usus Halus
Usus halus panjang dan bergelung berbelit-belit dalam rongga abdomen, panjang usus halus adalah sekitar 10-14 kaki. Usus halus terdiri atas 3 bagian :
duodenum, jejunum, dan ileum. Duodenum panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari pirolus sampai jejenum. Pemisahan duodenum dan jejenum ditandai oleh
ligamentum Treitz. Kira-kira dua perlima dari usus halus adalah jejenum, tiga
Universitas Sumatera Utara
perlima bagian terminalnya adalah ileum. Pada usus halus terdapat vilus yang merupakan tonjolan kecil mirip jari atau daun pada membran mukosa. Vili
duodenum merupakan bangunan lebar mirip spatula, tetapi di ileum bentuknya mirip jari. Untuk memperluas permukaan, sel silindris absorptif yang meliputi
vili terdiri atas banyak mikrovilus. Masing –masing mikrovilus diliputi oleh membran plasma yang lapisan luarnya dilengkapi dengan jala filamen halus
Leeson,1985.
2.8.3 Usus Besar
Usus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 5 kakisekitar 1,5 m. Diameter usus besar lebih besar dari usus halus. Diameter
rata-rata sekitar 2,5 inci sekitar 6,5 m, tetapi semakin mendekati anus diameternya semakin kecil. Usus besar mempunyai bernagai fungsi yang
semuanya berkaitan dengan proses akhir di usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorpsi air dan elektrolit Price dan Wilson, 1994.
2.9 Mekanisme Terjadi Perdarahan Pada Lambung
Obat-obat anti inflamasi nonsteroid AINS termasuk aspirin dapat menyebabkan terjadinta perdarahan karena kristal-kristal obat berkontak
langsung dengan mukosa lambung. Aspirin merusak mukosa lambung sehingga mengubah permeabilitas sawar epitel, memungkinkan difusi balik asam klorida
dengan akibat kerusakan jaringan khususnya pembuluh darah. Histamin dikeluarkan, merangsang sekresi asam dan pepsin, sejumlah protein plasma dapat
hilang sehingga mukosa kapiler dapat rusak dan dapat mengakibatkan perdarahan Price dan Wilson, 1994.
Universitas Sumatera Utara
2.10 Preparasi Jaringan 2.10.1 Fiksasi