Gambar 8 Matriks dengan Formula III
alginat : kitosan 60 mg: 60 mg
4.2 Uji Pengembangan Matriks Kalsium Alginat-Kitosan
Uji pengembangan matriks dilakukan untuk mengetahui sifat fisik matriks dalam saluran pencernaan dengan melihat pengaruh medium terhadap perubahan
berat dan diameter matriks. Perubahan berat matriks dilakukan dengan membandingkan selisih berat matriks sebelum dan setelah perendaman dengan
berat awal matriks, sedangkan perubahan diameter dilakukan dengan membandingkan diameter setelah perendaman dengan diameter awal matriks.
4.2.1 Uji Pengembangan Matriks Kalsium Alginat-Kitosan pada Medium pH 1,2
Perubahan berat dan diameter matriks pada perendaman dalam medium pH 1,2 pada waktu-waktu tertentu dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Perubahan berat dan diameter pada perendaman matriks dalam medium pH 1,2 pada suhu 37±0,5
o
C.
Formula Pertambahan berat
Diameter Ф mm
t
30
t
240
t
480
t
30
t
240
t
480
I 21,13 67,47
76,42 5,069
6,325 6,855
II 32,34 95,74 119,14
7,244 8,478
9,266 III
35,33 101
127,06 8,305
10,377 11,325
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada t
480
, matriks formula I mengalami perubahan berat menjadi 76,42 dan diameternya menjadi 6,885 mm, formula II
Universitas Sumatera Utara
mengalami perubahan berat menjadi 119,14 dan diameternya menjadi 9,266 mm, formula III mengalami perubahan berat menjadi 127,06 dan diameternya
menjadi 11,325 mm. Grafik pengembangan matriks kalsium alginat-kitosan dapat dilihat pada
gambar 9 dan gambar 10.
Gambar 9. Grafik pertambahan berat matriks selama perendaman dalam
medium pH 1,2 pada suhu 37±0,5
o
C.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10. Grafik perubahan diameter matriks selama perendaman dalam
medium pH 1,2 pada suhu 37±0,5
o
C.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin besar jumlah kitosan maka pertambahan berat dan diameter semakin bertambah. Penambahan berat dan
diameter terjadi karena difusi air ke dalam pori-pori yang terdapat dalam matriks kalsium alginat-kitosan. Pori-pori ini terbentuk karena pada saat pengeringan
partikel-partikel air meninggalkan matriks dan membentuk pori-pori kosong. Pada saat matriks dimasukkan ke dalam medium pH 1,2 terjadi pengisian pori-pori
tersebut sehingga terjadi pertambahan berat dan diameter dari matriks tersebut. Semakin besar jumlah kitosan maka pertambahan berat dan diameter semakin
bertambah, hal ini terjadi karena kitosan bersifat mengembang dalam medium asam sehingga partikel air dapat berdifusi lebih banyak dan matriks menjadi
mengembang, ini terjadi karena adanya gugus amina NH
2
dari kitosan membentuk gugus amina yang bermuatan kationik NH
3 +
yang bersifat hidrofilik. Dengan demikian, air dapat berdifusi ke dalam matriks dan membuat matriks
mengembang. Foto perbandingan dari ketiga formula pada medium ini dapat dilihat dari gambar 11 dan 12.
Formula I Formula II
Universitas Sumatera Utara
Formula III Gambar 11. Foto pengembangan matriks pada menit ke-240 menit dalam
medium pH 1,2 pada suhu 37±0,5 C.
Formula I Formula II
Formula III Gambar 12. Foto pengembangan matriks pada menit ke-480 menit dalam
medium pH 1,2 pada suhu 37±0,5 C.
4.2.2 Uji Pengembangan Matriks Kalsium Alginat-Kitosan pada Medium Medium pH 6,8