Pengamatan Mikroskopik Salurn Cerna Kelinci yang Diberi aspirin dalam Kapsul Gelatin

Dari Gambar 25 terlihat bahwa lambung dan usus halus kelinci yang diberi dalam kapsul gelatin terlihat adanya luka kemerahan namun pada kolon tidak terlihat adanya iritasi.

4.3.2.2 Pengamatan Mikroskopik Salurn Cerna Kelinci yang Diberi aspirin dalam Kapsul Gelatin

Lambung kelinci yang diberi aspirin dalam kapsul gelatin yang telah diamati secara makroskopik kemudian diamati lebih lanjut secara mikroskopik. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa lambung dan usus halus kelinci yang diberi dalam kapsul gelatin terlihat adanya luka kemarahan namun pada kolon tidak terlihat adanya iritasi, Hal ini dapat dilihat pada Gambar 26. Lambung Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Duodenum Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Pelebaran pembuluh darah Penipisan epitel Universitas Sumatera Utara Ileum Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Kelinci 2 Gambar 26. Foto mikroskopik lambung, duodenum, dan ileum kelinci 2 yang diberi aspirin dalam kapsul gelatin dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin Dari Gambar 26 terlihat bahwa lambung kelinci yang diberi aspirin dalam kapsul gelatin mengalami iritasi yang ditandai dengan melebarnya sumur-sumur pada lapisan mukosa dan menipisnya sel epitel. Pada duodenum dan ileum iritasi ditandai dengan adanya pelebaran pembuluh darah. 4.3.3 Pengamatan Efek Iritasi pada Saluran Cerna Kelinci yang Diberi Aspirin dalam Matriks Kalsium Alginat-Kitosan 10 mg : 10 mg 4.3.3.1 Pengamatan Makroskopik Saluran Cerna Kelinci yang Diberi Aspirin dalam Matriks Kalsium Alginat-Kitosan 10 mg : 10 mg Pada pengujian ini, kelinci diberikan aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 10 mg : 10 mg dengan dosis 80 mg. Setelah 1 hari kelinci tersebut dibedah dan dilakukan pengamatan makroskopik pada saluran cerna. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa secara makroskopik semua saluran cerna kelinci mengalami iritasi Gambar 27 menunjukkan saluran cerna kelinci 3, 4, 5, 6 dan 7 yang diamati secara makroskopik. Pelebaran pembuluh darah Universitas Sumatera Utara Kelinci 3 Kelinci 4 Kelinci 5 Kelinci 6 Kelinci 7 Gambar 27. Foto makroskopik lambung kelinci no 3-7 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 10 mg: 10 mg Dari Gambar 23 terlihat bahwa secara makroskopik dijumpai adanya tanda-tanda iritasi berupa luka, kemerahan maupun penipisan lapisan pada lambung kelinci 3, 4, 5, 6, dan 7. luka luka luka luka luka Universitas Sumatera Utara Kelinci 3 Kelinci 4 Kelinci 5 Kelinci 6 Kelinci 7 Gambar 28. Foto makroskopik usus halus kelinci no 3-7 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 10 mg : 10 mg Dari Gambar 28 terlihat bahwa secara makroskopik tidak dijumpai adanya tanda-tanda iritasi berupa luka, kemerahan maupun penipisan lapisan pada usus halus kelinci 3, 4, 5, 6, dan 7. Universitas Sumatera Utara Kelinci 1 Kelinci 2 Kelinci 3 Kelinci 4 Kelinci 7 Gambar 29. Foto makroskopik kolon kelinci no 3-7 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 10 mg : 10 mg Dari Gambar 29 terlihat bahwa secara makroskopik tidak dijumpai adanya tanda-tanda iritasi berupa luka, kemerahan maupun penipisan lapisan pada usus halus kelinci 3, 4, 5, 6, dan 7. 4.3.3.2 Pengamatan Mikroskopik Saluran Cerna Kelinci yang Diberi Aspirin dalam Matriks Kalsium Alginat-Kitosan 10 mg : 10 mg Lambung kelinci yang telah diamati secara makroskopik kemudian diamati lebih lanjut secara mikroskopik. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa secara mikroskopik lambung kelinci mengalami iritasi yang ditandai dengan Universitas Sumatera Utara menipisnya sel-sel epitel dan terjadinya dilatasi pembuluh darah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 30. Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Kelinci 3 Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Kelinci 4 Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Kelinci 5 Gambar 30. Foto mikroskopik lambung kelinci no 3-5 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 10 mg : 10 mg dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin Dari Gambar 30 terlihat bahwa secara mikroskopik lambung kelinci 3, 4, dan 5 mengalami iritasi. Pada kelinci 3 iritasi ditandai dengan adanya penipisan Penipisan Epitel Penipisan Epitel Penipisan Epitel Pelebaran pembuluh darah Penipisan Epitel Pelebaran pembuluh darah Universitas Sumatera Utara epitel dan pelebaran pembuluh darah. Pada kelinci 4 iritasi ditandai dengan adanya penipisan epitel dan pelebaran pembuluh darah. Pada kelinci 5 iritasi ditandai dengan adanya penipisan epitel namun tidak dijumpai adanya dilatasi pembuluh darah. 4.3.4 Pengamatan Efek Iritasi pada Saluran Cerna Kelinci yang Diberi Aspirin dalam Matriks Kalsium Alginat-Kitosan 30 mg : 30 mg 4.3.4.1 Pengamatan Makroskopik Saluran Cerna Kelinci yang Diberi Aspirin dalam Matriks Kalsium Alginat-Kitosan 30 mg : 30 mg Pada pengujian ini, kelinci diberikan aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 30 mg : 30 mg dengan dosis 80 mg. Setelah 1 hari kelinci tersebut dibedah dan dilakukan pengamatan makroskopik pada saluran cernanya. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa secara makroskopik saluran cerna kelinci mengalami iritasi. Gambar 31 menunjukkan saluran cerna kelinci 8, 9, 10, 11, dan 12 yang diamati secara makroskopik. Kelinci 8 Kelinci 9 Kelinci 10 Kelinci 11 luka luka luka luka Universitas Sumatera Utara Kelinci 12 Gambar 31. Foto makroskopik lambung kelinci no 8-12 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 30 mg: 30 mg Dari Gambar 31 terlihat bahwa secara makroskopik dijumpai adanya tanda-tanda iritasi berupa luka, kemerahan pada lambung kelinci 8, 9, 10, 11, namun pada kelinci 12 tidak dijumpai adanya iritasi berupa luka kemerahan. Kelinci 8 Kelinci 9 Kelinci 10 Kelinci 11 kemerahan Universitas Sumatera Utara Kelinci 12 Gambar 32. Foto makroskopik usus halus kelinci no 8-12 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 30 mg : 30 mg Dari Gambar 32 terlihat bahwa secara makroskopik tidak dijumpai adanya tanda-tanda iritasi berupa luka, kemerahan maupun penipisan lapisan pada usus halus kelinci 8, 9, 10, 11 dan 12. Kelinci 8 Kelinci 9 Kelinci 10 Kelinci 11 Universitas Sumatera Utara Kelinci 12 Gambar 33. Foto makroskopik kolon kelinci no 8-12 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 30 mg : 30 mg Dari Gambar 33 terlihat bahwa secara makroskopik tidak dijumpai adanya tanda-tanda iritasi berupa luka, kemerahan maupun penipisan lapisan pada usus halus kelinci 8, 9, 10, 11 dan 12. 4.3.4.2 Pengamatan Mikroskopik Saluran Cerna Kelinci yang Diberi Aspirin dalam Matriks Kalsium Alginat-Kitosan 30 mg : 30 mg Lambung kelinci yang telah diamati secara makroskopik kemudian diamati lebih lanjut secara mikroskopik. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa secara mikroskopik lambung kelinci mengalami iritasi yang ditandai dengan menipisnya sel-sel epitel dan terjadinya dilatasi pembuluh darah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 34. Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Kelinci 8 Penipisan Epitel Universitas Sumatera Utara Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Kelinci 9 Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Kelinci 10 Gambar 34. Foto mikroskopik lambung kelinci no 8-10 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 30 mg : 30 mg dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin Dari Gambar 34 terlihat bahwa secara mikroskopik lambung kelinci 8, 9, dan 10 mengalami iritasi. Pada kelinci 8, 9 dan 10 iritasi ditandai dengan adanya penipisan epitel. 4.3.5 Pengamatan Efek Iritasi pada Saluran Cerna Kelinci yang Diberi Aspirin dalam Matriks Kalsium Alginat-Kitosan 60 mg : 60 mg 4.3.5.1 Pengamatan Makroskopik Saluran Cerna Kelinci yang Diberi Aspirin dalam Matriks Kalsium Alginat-Kitosan 60 mg : 60 mg Pada pengujian ini, kelinci diberikan aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 60 mg : 60 mg dengan dosis 80 mg. Setelah 1 hari kelinci tersebut dibedah dan dilakukan pengamatan makroskopik pada saluran cernanya. Penipisan Epitel Penipisan Epitel Penipisan Epitel Penipisan Epitel Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengamatan terlihat bahwa secara makroskopik saluran cerna kelinci tidak mengalami iritasi dan matriks kalsium alginat-kitosan masih tetap berada di dalam lambung. Matriks tersebut mengalami pertambahan berat dan diameter. Gambar 35 menunjukkan saluran cerna kelinci 13, 14, 15, 16 dan 17 yang diamati secara makroskopik. Kelinci 13 Kelinci 14 Kelinci 15 Matriks Matriks Matriks Universitas Sumatera Utara Kelinci 16 Kelinci 17 Gambar 35. Foto makroskopik lambung kelinci no 13-17 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 60 mg: 60 mg Dari Gambar 35 terlihat bahwa secara makroskopik tidak dijumpai adanya tanda-tanda iritasi berupa luka, kemerahan maupun penipisan lapisan pada lambung kelinci 13, 14, 15 ,16, dan 17. Kelinci 13 Kelinci 14 Matriks Matriks Universitas Sumatera Utara Kelinci 15 Kelinci 16 Kelinci 17 Gambar 36. Foto makroskopik usus halus kelinci no 13-17 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 60 mg: 60 mg Dari Gambar 36 terlihat bahwa secara makroskopik tidak dijumpai adanya tanda-tanda iritasi berupa luka, kemerahan maupun penipisan lapisan pada lambung kelinci 13, 14, 15 ,16, dan 17. Kelinci 13 Kelinci 14 Universitas Sumatera Utara Kelinci 15 Kelinci 16 Kelinci 17 Gambar 37. Foto makroskopik kolon kelinci no 13-17 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 60 mg: 60 mg Dari Gambar 37 terlihat bahwa secara makroskopik tidak dijumpai adanya tanda-tanda iritasi berupa luka, kemerahan maupun penipisan lapisan pada lambung kelinci 13, 14, 15 ,16, dan 17. 4.3.5.2 Pengamatan Mikroskopik Saluran Cerna Kelinci yang Diberi Aspirin dalam Matriks Kalsium Alginat-Kitosan 60 mg : 60 mg Lambung kelinci yang telah diamati secara makroskopik kemudian diamati lebih lanjut secara mikroskopik. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa secara mikroskopik lambung kelinci mengalami iritasi yang ditandai dengan menipisnya sel-sel epitel dan terjadinya dilatasi pembuluh darah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 38. Universitas Sumatera Utara Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Kelinci 13 Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Kelinci 14 Perbesaran 100 x Perbesaran 400 x Kelinci 15 Gambar 38. Foto mikroskopik lambung kelinci no 13-15 yang diberi aspirin dalam matriks kalsium alginat-kitosan 60 mg : 60 mg dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin Dari Gambar 38erlihat bahwa secara mikroskopik lambung kelinci 13, 14, dan 15 mengalami iritasi. Pada kelinci 13 iritasi ditandai dengan adanya penipisan epitel dan pelebaran pembuluh darah. Pada kelinci 14 iritasi ditandai Penipisan Epitel Penipisan epitel Penipisan Epitel Universitas Sumatera Utara dengan adanya penipisan epitel. Pada kelinci 15 iritasi ditandai dengan adanya penipisan epitel namun tidak dijumpai adanya dilatasi pembuluh darah. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil uji pengembangan yang dilakukan terhadap matriks kalsium alginat- kitosan yang mengandung aspirin pada medium pH 1,2; 6,8 dan pH berganti menunjukkan bahwa matriks formula III dengan alginat-kitosan 60mg : 60mg lebih cepat mengembang dari pada formula I dan II. Hasil uji efek iritasi menunjukkan bahwa secara makroskopik terlihat adanya iritasi pada semua lambung kelinci dengan pemberian formula I dan II tetapi pada pemberian formula III tidak terlihat adanya iritasi, secara mikroskopik menunjukkan adanya iritasi pada lambung kelinci pada semua lambung kelinci dengan pemberian formula I, II, dan III yang ditandai dengan adanya penipisan epitel dan pelebaran pembuluh darah.

5.2 Saran

Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan formulasi matriks kalsium alginat-kitosan sehingga dapat digunakan untuk mencegah efek iritasi pada saluran pencernaan. Universitas Sumatera Utara