PERUMUSAN MASALAH PEMBATASAN MASALAH KERANGKA KONSEP DEFINISI OPERASIONAL

15 resikonya, diharapkan remaja bisa lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah fakor lingkungan seperti VCD, buku, dan film porno Taufik, 2005. Menurut Rohmahwati 2008 paparan media massa, baik cetak koran, majalah, buku-buku porno maupun elektronik TV, VCD, Internet, mempunyai pengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Penelitian di lakukan di Lingkungan XXII Desa Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia karena peneliti melihat ada beberapa remaja yang terlalu bebas dalam bergaul sehingga menyebabkan mereka terjerumus ke dalam perilaku seks pranikah. Berdasarkan uraian yang telah di paparkan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Bagaimana Komunikasi Remaja pelaku seks pranikah di lingkungan XXII Desa Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana komunikasi remaja pelaku seks pranikah di Lingkungan XXII Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia.” Universitas Sumatera Utara 16

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Sesuai dengan masalah penelitian yang di rumuskan di atas, selanjutnya peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian. Adapun maksudnya agar permasalahan yang di teliti menjadi jelas, dan tidak terlalu luas sehingga dapat di hindari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan masalah yang akan di teliti adalah : 1. Bagaimana komunikasi remaja pelaku seks pranikah 2. Faktor- faktor apa saja yang menjadi alasan remaja putri melakukan hubungan seks pranikah 1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun Tujuan penelitian ini untuk: 1. Memperoleh gambaran komunikasi remaja pelaku seks pranikah 2. Mengungkapkan alasan seks pranikah di kalangan remaja.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU Medan 2. Secara praktis, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja di lingkungan XXII Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

1.5 KERANGKA TEORI

Dalam penelitian di perlukan teori-teori dan kerangka berpikir yang berguna sebagai landasan dalam memecahkan permasalahan secara jelas dan Universitas Sumatera Utara 17 sistematis. Mengingat masalah yang di kaji dalam penelitian ini adalah komunikasi antar pribadi orang tua tentang pendidikan kesehatan reproduksi remaja.

1.5.1 Teori Interaksi Simbolik

Interaksi Simbolik di lakukan dengan menggunakan bahasa sebagai salah satu symbol yang terpenting dan isyarat Decoding. Akan tetapi symbol bukanlah merupakan faktor- faktor yang telah terjadi namun merupakan suatu proses yang berlanjut. Maksudnya, ia merupakan suatu proses penyampaian “makna”. Penyampaian makna dan symbol inilah yang menjadi subject matter dalam interaksi simbolik. Interaksi simbolik juga di definisikan secara implisit melalui gerakan tubuh. Dalam gerakan tubuh ini akan terimplikasi ataupun terlihat seperti suara atau vocal, gerakan fisik, dan sebagainya yang mengandung makna. Hal- hal yang di contohkan itu adalah symbol yang significant dari interaksi simbolik. Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara simbol dan interaksi, serta inti dari pandangan pendekatan ini adalah individu Soeprapto. 2007. Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia Mind mengenai diri Self, dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan tujuan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat Society dimana individu tersebut menetap. Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara lain untuk membentuk makna, selain dengan membangun hubungan dengan individu lain melalui interaksi. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian pula perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa Universitas Sumatera Utara 18 simbol, maka kita dapat mengutarakan perasaan, pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang ditampilkan Semua interaksi antar individu manusia melibatkan suatu pertukaran simbol. Ketika kita berinteraksi dengan yang lainnya, kita secara konstan mencari “petunjuk” mengenai tipe perilaku apakah yang cocok dalam konteks itu dan mengenai bagaimana menginterpretasikan apa yang dimaksudkan oleh orang lain. Interaksionisme simbolik mengarahkan perhatian kita pada interaksi antar individu, dan bagaimana hal ini bisa dipergunakan untuk mengerti apa yang orang lain katakan dan lakukan kepada kita sebagai individu. oleh orang lain

1.5.2 Komunikasi

Istilah komunikasi atau communicataion berasal dari bahasa latin communication dan bersumber dari kata komunis yang berarti “sama “, yakni “ sama makna” lambang Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia . Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, jumlahnya sebanyak orang yang mendifinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan noise, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Menurut Ruben Arni,1992 : 3, komunikasi adalah suatu proses melalui individu berhubungan dengan kelompok, organisasi, dan masyarakat, menciptakan, Universitas Sumatera Utara 19 menyampaikan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasikan lingkungannya dan orang lain. Sedangkan menurut Effendy 2005 :50 , komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung maupun tidak langsung melalui media. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain, dan akan berhasil bila terjadi saling pengertian di antara kedua belah pihak yang berkomunikasi.

1.5.3 Komunikasi Antar Pribadi

Secara umum komunikasi antar pribadi KAP dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi terjadi secara tatap muka face to face antara dua individu. Dalam pengertian tersebut mengandung 3 aspek yaitu : 1. Pengertian proses, yaitu mengacu pada perubahan dan tindakan yang berlangsung terus menerus 2. KAP merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. 3. Mengandung Makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi. Universitas Sumatera Utara 20 Dari ketiga aspek tersebut maka KAP menurut Judy C. Pearson memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. KAP di mulai dengan diri pribadi self. Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita. 2. KAP bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima pesan. 3. KAP mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Artinya isi pesan dipengaruhi oleh hubungan antar pihak yang berkomunikasi. 4. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak yang berkomunikasi. 5. KAP melibatkan pihak-pihak yang saling bergantung satu sama lainnya dalam proses komunikasi 6. KAP tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu pada pasangan maka tidak dapat diubah. Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau menghapus yang sudah dikatakan Menurut Devito 1976 bahwa komunikasi antar pribadi merupakan penggunaan pesan- pesan dari seseorang, dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik berlangsung Aloliliweri,1991 :12 Umpan balik mempunyai peranan yang sangat penting dalam komunikasi, sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang di lancarkan komunikator. Dalam komnikasi antar pribadi, karena situasinya tatap muka, tanggapan kominikan dapat segera di ketahui. Dalam hal ini komunikator perlu bersikap tanggap terhadap tanggapan komunikan.

1.5.4 Teori Self Disclosure

Teori ini di perkenalkan oleh Joseph Luft 1969 yang menekankan bahwa setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain. Untuk hal ini dapat di kelompokkan kedalam empat macam bidang pengenalan yang di tunjukkan dalam suatu gambar yang di sebutnya dengan jendela Johari Johari Window Universitas Sumatera Utara 21 Jendela Johari Johari Window Di ketahui Sendiri Tidak di ketahui sendiri Diketahui Orang lain Tidak diketahui orang lain Gambar yang di sebut Johari Window tersebut melukiskan bahwa dalam pengembangan hubungan antar seseorang dengan yang lainnya terdapat empat kemungkinan sebagaimana terwakili melalui keempat bidang Jendela itu. Bidang 1, melukiskan suatu kondisi dimana seseorang dengan yang lain mengembangkan suatu hubungan yang terbuka sehingga kedua belah pihak saling mengetahui masalah tentang hubungan mereka. Bidang 2, melukiskan bidang buta, masalah hubungan antara kedua belah pihak hanya di ketahui orang lain namun tidak di ketahui dirinya sendiri. Bidang 3, disebut bidang tersembunyi, yakni, masalah hubungan antara kedua belah pihak diketahui diri sendiri namun tidak di ketahui oleh orang lain. Bidang 4, bidang tidak di kenal, dimana kedua belah pihak sama – sama tidak mengetahui masalah hubungan antar mereka. Keadaan yang di kehendaki sebenarnya dalam suatu komunikasi antar pribadi adalah bidang 1, dimana antara komunikator dengan komunikan saling mengetahui makna pesan yang sama, meskipun kenyataan hubungan antar pribadi tidak seideal yang di harapkan, ini di sebabkan karena dalam berhubungan dengan orang lain betapa sering setiap orang mempunyai peluang untuk menyembunyikan atau mengungkapkan masalah yang di hadapinya.

1. Terbuka 2. Buta

3.Tersembunyi 4. Tidak di kenal Universitas Sumatera Utara 22

1.5.5 Komunikasi Keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial, dalam interaksi dengan kelompoknya Kurniadi,2001: 271 . Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan. Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam masyarakat, yang terbentuk dari hubungan laki – laki dan perempuan, perhubungan ini yang paling sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak – anak. Menurut Rae Sedwig dalam Syaiful Bahri 2004 , komunikasi keluarga adalah suatu pengorganisasian yang menggunakan kata – kata, sikap tubuh gesture , intonasi suara, tindakan untuk menciptakan harapan image, ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian. Hafied Cangara 2002 : 62 menjelaskan fungsi komunikasi dalam keluarga adalah meningkatkan hubungan insani Human relation , menghindari dan mengatasi konflik – konflik pribadi dalam keluarga, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Komunikasi dalam keluarga merupakan salah satu bentuk komunikasi antar pribadi yang khas. Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah–masalah dalam keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran dan keterbukaan Friendly : 2002 : 1. Dengan adanya Universitas Sumatera Utara 23 komunikasi, permasalahan yang terjadi diantara anggota keluarga dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik.

1.5.6 Remaja

Remaja dalam ilmu psikologis juga diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia sering pula dikaitkan pubertas atau remaja. Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun Monks, et al. 2002. Masa remaja disebut juga sebagai periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan perubahan fisik Hurlock, 2004. Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Gunarsa 2001 menyatakan ciri–ciri tertentu yaitu: 1. Masa remaja sebagai periode yang penting 2. Masa remaja sebagai periode peralihan. 3. Masa remaja sebagai periode perubahan 4. Masa remaja sebagai periode bermasalah 5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas 6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. 7. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Gunarsa 2001 menyebutkan bahwa masa remaja sebagai masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Semua aspek perkembangan dalam Universitas Sumatera Utara 24 masa remaja secara global berlangsung antara umur 12–21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan, 18- 21 tahun adalah masa remaja akhi Monks, et al. 2002.

1.5.7 Perilaku seksual remaja

Menurut Sarwono 2003, perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama. Menurut Stuart dan Sundeen 1999, perilaku seksual yang sehat dan adaptif dilakukan ditempat pribadi dalam ikatan yang sah menurut hukum. Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing Mu’tadin, 2002. Perilaku seksual merupakan bagian perilaku yang bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis. Contohnya, antara lain mulai dari berdandan, merayu, menggoda, bersiul termasuk juga yang berkaitan dengan aktivitas dan hubungan seks. Perilaku seksual remaja di Indonesia melalui berbagai tahap mulai dari menunjukkan perhatian pada lawan jenis, berkencan, lips kissing, deep kissing, genetal stimulor petting dan intercourse Hasmi, 2001.

1.6 KERANGKA KONSEP

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang di capai Nawawi, 1995:33. Universitas Sumatera Utara 25 Dalam penelitian ini, ada 2 kategori yang di teliti, yaitu : 1. Kategori berdasarkan komunikasi remaja Dalam penelitian ini yang hendak di teliti adalah konteks komunikasi seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa. 2. Kategori berdasarkan seks pranikah Dalam penelitian ini yang hendak di teliti adalah mengenai alasan remaja putri melakukan hubungan seks pranikah.

1.7 DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasioanal adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasioanal adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti yang ingin menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 1995 : 46 1. Komunikasi remaja a. Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang terjadi di antara dua individu, yang terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi ini berlangsung secara tatap muka, bisa melalui media. b. Komunikasi kelompok, adalah komunikasi yang melibatkan lebih dari dua orang atau tiga orang, bisa berbentuk diskusi, rapat dan lain- lain yang satu sama lain saling mengenal. Misalnya komunikasi kelompok remaja, pengajian ibu- ibu, dan lain- lain. c. Komunikasi Massa, adalah komunikasi ini melibatkan media, misalnya, televisi, surat kabar, majalah, dan lain- lain. Dalam hal ini apakah remaja itu sendiri sering membaca bacaan yang porno ataupun menonton VCD porno. Universitas Sumatera Utara 26 2. Perilaku seks pranikah b. Pengaruh teman sebaya, dorongan yang di berikan oleh teman dalam hal ini untuk melakukan hubungan seks pranikah c. Minimnya komunikasi orang tua-anak, rendahnya kualitas komunikasi yang di berikan oleh orang tua terhadap anak untuk memberikan informasi tentang masalah seksual. Universitas Sumatera Utara 27

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Teori Interaksi simbolik

Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara simbol dan interaksi, serta inti dari pandangan pendekatan ini adalah individu 4 Definisi singkat dari ke tiga ide dasar dari interaksi simbolik, antara lain: 1 Pikiran Mind adalah kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain, 2 Diri Self adalah kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolis adalah salah satu cabang dalam Soeprapto, 2007. Banyak ahli di belakang perspektif ini yang mengatakan bahwa individu merupakan hal yang paling penting dalam konsep sosiologi. Mereka mengatakan bahwa individu adalah objek yang bisa secara langsung ditelaah dan dianalisis melalui interaksinya dengan individu yang lain. Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia Mind mengenai diri Self, dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan tujuan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat Society dimana individu tersebut menetap. Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara lain untuk membentuk makna, selain dengan membangun hubungan dengan individu lain melalui interaksi. 4 Soeprapto, Riyadi. 2007. Teori Interaksi Simbolik. Averroes Community – Membangun Wacana Kritis Rakyat. Melalui http:www.averroes.or.idresearchteori-interaksionisme-simbolik .html [18032011] Universitas Sumatera Utara