Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi menjadi aktivitas yang tidak terelakkan dalam kehidupan sehari–hari. Komunikasi memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hampir setiap saat kita bertindak dan belajar melalui komunikasi. Melalui komunikasi seseorang tumbuh dan belajar, menemukan diri sendiri dan orang lain, bergaul, bersahabat, mencintai atau mengasihi orang lain dan sebagainya. Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Tanpa komunikasi tidak ada hubungan dan kesepian dalam menjalankan aktivitas. Komunikasi yang kita lakukan dalam kehidupan sehari–hari terjadi dalam beberapa bentuk, seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik dan komunikasi massa. Semua itu juga terkait dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti lingkungan dan lainnya. Komunikasi sangat berarti didalam berbagai kegiatan manusia, dan memberikan manfaat didalam kelangsungan hidup dan aktivitas manusia, yang sekaligus merupakan bagian dari kehidupan manusia terutama didalam melakukan interaksi dan berhubungan dengan manusia lainnya. Bagi remaja komunikasi juga sangat penting. Komunikasi yang dilakukan oleh para remaja dapat dibagi dalam berbagai bentuk. Bentuk komunikasi yang di lakukan para remaja saat ini seperti: Universitas Sumatera Utara 9 1. Hubungan orang tua dan anak yg mulai tumbuh remaja dirumah berjalan baik, seperti antara orang tua dan anak selalu terbuka dalam memecahkan permasalahan remaja, orang tua tidak pernah meninggalkan anak remajanya bila anak - anak memerlukan informasi. 2. Komunikasi remaja sebagai murid atau pelajar disekolah seperti komunikasi remaja dengan sesama teman disekolah, dengan para guru, dengan aktivitas disekolah. 3. Komunikasi remaja dengan lingkungan sekitarnya, seperti kegiatan di RTRW,atau organisasi Inilah yang dinamakan komunikasi secara intensif, yaitu adanya kontak antara remaja sendiri dengan pihak lain dalam kegiatan mereka. Banyak remaja yang lebih merasa nyaman bercerita atau terbuka terhadap teman atau sahabat, dibandingkan kepada orang tua. Beberapa fakor yang menyebabkan hal itu terjadi, salah satunya kurangnya informasi yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya, sehingga anak itu sendiri berusaha untuk mendapatkan informasi melalui media, ataupun dari orang lain. Ini yang seharusnya lebih diperhatikan oleh orang tua. 1 . Masa remaja adalah masa-masa seseorang akan menemukan hal-hal yang menarik. Dimana masa-masa ini seseorang akan mulai mempelajari dunia kedewasaan dan pencarian jati diri. Namun demikian, saat masa-masa remaja inilah dimana seseorang dapat dengan mudahnya terjerumus dalam penyimpangan sosial terutama penyimpangan perilaku seks bebas . 1 http:lonol.orgreleatedpengertian+komunikasi+remaja-1.html Universitas Sumatera Utara 10 Masa remaja merupakan suatu masa dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak- kanak ke masa remaja atau usia belasan tahun. Masa remaja juga di artikan sebagai masa dimana seseorang menunjukkan tanda- tanda pubertas dan berlanjut hingga tercapainya kematangan seksual. Perubahan-perubahan tersebut terutama ditandai oleh perkembangan karakteristik seks primer dan seks sekunder. Perilaku seks yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya bagi remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Perilaku seksual pada remaja dapat di wujudkan dalam tingkah laku yang bermacam- macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat kelamin di balik baju, dan melakukan senggama Sarwono 47 : 2003 . Pertumbuhan budaya seks bebas di kalangan pelajar mulai mengancam masa depan bangsa Indonesia. Pemerintah menemukan indikator baru yakni makin sulitnya menemukan remaja putri yang masih memiliki keperawanan virginity dikota-kota besar. Kehidupan remaja sepertinya tidak pernah terlepas dari persoalan perilaku seksual pranikah, terlebih remaja kota. Pengaruh informasi global paparan audio visual yang semakin mudah diakses diakui atau tidak telah memancing anak dan remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiasaan tidak sehat seperti merokok, minum minuman beralkohol, dan penyalahgunaan obat terlarang. Pada akhirnya secara kumulatif kebiasaan-kebiasaan tersebut akan mempercepat usia awal seksual aktif serta mengantar mereka pada berperilaku seksual yang berisiko tinggi. Berdasarkan survey Sumber Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia SKKRI di tahun 2002-2003, remaja mempunyai teman yang pernah Universitas Sumatera Utara 11 berhubungan seksual pada: usia 14-19 tahun, perempuan 34,7, laki-laki 30,9. Sedangkan pada usia 20-24 tahun perempuan 48,6 dan laki-laki 46,5. SKRRI pun melanjutkan analisanya pada tahun 2003 dengan memetakan beberapa faktor yang mempengaruhi mereka melakukan seks pra nikah. Menurut SKRRI, faktornya yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual antara lain: Pertama, pengaruh teman sebaya atau punya pacar. Kedua, punya teman yang setuju dengan hubungan seks pra nikah. Ketiga, punya teman yang mendorong untuk melakukan seks pra nikah. Dan berdasarkan data dari survey BKKBN tahun 2010 terdapat 52 remaja di kota medan yang sudah tidak perawan lagi. Dari hasil penelitian ini harusnya membuat para orang tua lebih maksimal dalam mengawasi ataupun berkomunikasi dengan anak terlebih masalah seksual. 2 2 Lebih mengejutkan lagi, perilaku seksual pranikah dikalangan remaja ini tidak hanya terjadi pada remaja yang tidak sekolah saja, akan tetapi fenomena seks pranikah ini juga terjadi pada remaja yang berstatus sebagai pelajar. Keterlibatan pelajar dalam perilaku seks pranikah ini juga sudah tidak menjadi rahasia lagi. Dikota kota besar seperti kota Medan kita dapat dengan mudah menyaksikan fenomena ini ditempat-tempat umum seperti cafe ataupun pondok yang dengan mudahnya mereka melakukan hubungan yang biasa di lakukan oleh suami istri itu, bahkan sampai ditempat-tempat shooping sekalipun kita dapat dengan mudah melihat perilaku para remaja yang sudah tidak sesuai dengan nilai- nilai sosial . http:news.okezone.comread20101204338400182tiap-tahun-remaja-seks-pra-nikah- meningkat Universitas Sumatera Utara 12 Seks dikalangan remaja kini sudah menjadi rahasia umum. Faktanya, 15 remaja Indonesia telah melakukan hubungan seks sebelum menikah sumber lain menyatakan lebih dari 63 3 Minimnya kualitas komunikasi orang tua dan anak dapat menyebabkan perilaku seksual pranikah pada remaja menurut Hurlock dalam Amrillah, dkk, 2006. Selain itu, dari hasil penelitian penulis terhadap remaja yang telah melakukan seks pranikah dapat di ketahui bahwa, yang melatar belakangi hal itu Kebanyakan dilakukan bersama pacar atau teman. Ada beragam alasan yang menjerumuskan remaja kedalam hubungan seks pranikah. Selain rasa penasaran atau suka sama suka, hal yang paling penting adalah kurangnya komunikasi orang tua dan anak. Para orang tua masih sulit untuk membicarakan masalah seksual terhadap anak- anaknya. Selain itu, lebih dari 80 remaja merasa lebih nyaman membicarakan masalah seksual dengan teman. Sehingga tidak menutup kemungkinan informasi yang mereka terima masih simpang siur. Masalah- masalah seperti ini sering terjadi di karenakan kurangnya efektivitas komunikasi yang di lakukan oleh para orang tua. Menurut Green 2003, perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Hasil penelitian Seotjiningsih 2006 menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah hubungan orangtua - remaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman tingkat agama religiusitas, dan eksposur media pornografi memiliki pengaruh yang signifikan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja. 3 http:mylearningissue.wordpress.com20100221genting-pendidikan-kesehatan-reproduksi Universitas Sumatera Utara 13 terjadi di karenakan pengaruh lingkungan pergaulan dengan teman, dan kurangnya komunikasi orang tua di dalam keluarga. Anak memiliki kebebasan penuh dalam pergaulannya tanpa ada yang mengontrol. Orang tua cenderung sibuk dengan pekerjaannya, sehingga kurang memperhatikan kehidupan anaknya. Oleh karena itu kualitas komunikasi orang tua- anak tentang seksualitas di perlukan untuk menghindari anak dari perilaku seksual pranikah. Kualitas komunikasi orang tua-anak mengenai masalah seksual, berarti dalam memberikan pendidikan seks kepada anak orang tua harus menghilangkan anggapan tabu terhadap seks, orang tua mampu mengarahkan anak untuk menghindarkan hal-hal yang merangsang seks dengan memberi informasi secara lengkap tentang pengetahuan seks dan cara penanggulangannya, kualitas komunikasi yang baik antara orang tua-anak akan menimbulkan pengertian, kepercayaan dan hubungan baik dengan anak. Dengan demikian orang tua mudah menyampaikan segala sesuatu hal dengan lebih mudah dan bisa diterima oleh anak Chilman dalam Wulandari, dkk, 2006. Faktor lingkungan yang memang sangat berpengaruh terhadap perilaku seks remaja di antaranya adalah faktor keluarga. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan anak. Nilai-nilai moral, agama, dan norma-norma sosial dikenalkan kepada anak melalui interaksi di dalam keluarga. Di sinilah letak pentingnya efektivitas komunikasi keluarga tentang seksualitas antara orang tua dengan anaknya. Komunikasi yang efektif dilandasi adanya kepercayaan, keterbukaan, dan dukungan positif pada anak agar anak dapat menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh orang tua Rakhmad Sudirman dalam Magdalena, 2000. Komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak memiliki peranan yang penting dalam membentuk karakter dan Universitas Sumatera Utara 14 perilaku seksual anak. Selain itu, dengan komunikasi yang baik akan memberikan gambaran atau pandangan mengenai pemaknaan seks yang benar sehingga anak dapat mengerti batasan mana yang seharusnya baik atau tidak baik bagi mereka. Melalui komunikasi yang baik pula, orang tua dapat membimbing serta memberikan pemahaman- pemahaman mengenai seksualitas dan perilaku seksual yang bertanggung jawab pada anak. Dengan komunikasi tersebut, orang tua dapat segera menyadari masalah-masalah yang terjadi pada diri anak remajanya, termasuk masalah seksualitas anak dan dapat membantu mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi. Remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak di antaranya berasal dari keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan Kinnaird, 2003. Hubungan orang tua remaja, mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung dengan perilaku seksual pranikah remaja. Hasil penelitian yang dilakukan Soetjiningsih 2006 menunjukkan, makin baik hubungan orang tua dengan anak remajanya, makin rendah perilaku seksual pranikah remaja, begitu juga sebaliknya. Selain Faktor hubungan antara orang tua dan anak yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja adalah tekanan teman sebaya, dan eksposur media pornografi. Pendidikan seks bagi remaja sangat di perlukan, sehingga informasi yang remaja dapatkan menjadi valid dan tidak menjerumuskan. Ini dimaksudkan agar remaja tidak salah persepsi dan tidak berperilaku asusila hingga merugikan diri sendiri dan orang lain. Selain itu, ini juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan perilaku positif remaja tentang masalah seks. Dengan mengetahui informasi yang benar dan resiko- Universitas Sumatera Utara 15 resikonya, diharapkan remaja bisa lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah fakor lingkungan seperti VCD, buku, dan film porno Taufik, 2005. Menurut Rohmahwati 2008 paparan media massa, baik cetak koran, majalah, buku-buku porno maupun elektronik TV, VCD, Internet, mempunyai pengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Penelitian di lakukan di Lingkungan XXII Desa Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia karena peneliti melihat ada beberapa remaja yang terlalu bebas dalam bergaul sehingga menyebabkan mereka terjerumus ke dalam perilaku seks pranikah. Berdasarkan uraian yang telah di paparkan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Bagaimana Komunikasi Remaja pelaku seks pranikah di lingkungan XXII Desa Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia.

1.2 PERUMUSAN MASALAH