18
1.6 Pencegahan Kanker Payudara
Menurut Sutjipto 2001, pencegahan penyakit kanker payudara masih sulit diterapkan karena faktor penyebabnya masih dalam penelitian. Saat ini, yang
dapat dicegah adalah aspek “life style” serta mengurangi faktor resiko yang memungkinkan timbulnya kanker payudara. Usaha satu-satunya untuk
meningkatkan angka penyembuhan pasien kanker payudara adalah dengan mendeteksi secara dini keberadaan kanker payudara tersebut.
Adapun pencegahan penyakit kanker payudara terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier Tjahjadi, 2003; Tambunan, 1995; Moningkey, 2000
1.6.1 Pencegahan primer 1.6.1.1 Mengurangi makanan yang mengandung minyak tinggi.
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Idral dkk 2004 mengatakan mengkonsumsi lemak
secara berlebihan ternyata punya hubungan yang kuat untuk terjadinya kanker payudara. Hal ini diketahui setelah melakukan
penelitian terhadap 600 responden. 1.6.1.2 Makanlah produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu
dan tempe. Kedelai selain mengandung flanoid yang bertugas untuk mencegah kanker, juga mengandung genestein yang berfungsi
sebagai estrogen nabati. Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan
Universitas Sumatera Utara
19
menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.
1.6.1.3 Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak,
yang kemudian membawanya keluar melalui feses. Serat yang dibutuhkan menurut National Cancer Institut, USA adalah 20-30
gram setiap hari. 1.6.1.4 Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran,
terutama yang mengandung vitamin C, zat anti oksidan dan fitokimia, seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, manga, brokoli,
bayam, kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian. 1.6.1.5 Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu yang
lama. Sydney Ross Singer dan Soma Grismaijer menulis buku
berjudul Dressed to Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras ditahun 1995. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa
mengenakan bra selama lebih dari 12 jam sehari bisa menaikkan resiko terkena kanker payudara. Penyebabnya adalah dapat
menghalangi cairan limfatik, serta menghambat racun-racun yang berada di dalam tubuh untuk pindah dan bergerak, sehingga racun-
racun tersebut tersimpan di dalam dada. 1.6.1.6 Hindari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol. Dari
hasil penelitian yang diterbitkan American Medical Association 2011, memberikan kesimpulan bahwa perokok aktif, terutama
Universitas Sumatera Utara
20
wanita yang merokok sebelum kelahiran pertama, mungkin berhubungan dengan sedikit peningkatan dalam resiko terkena
kanker payudara. Sebuah penelitian di AS, diterbitkan dalam Journal of National
Cancer Institute 2010, telah mengkonfirmasi bahwa beberapa jenis kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita yang secara teratur
minum alkohol. Penelitian ini juga menegaskan bahwa alkohol meningkatkan resiko kanker payudara dengan mempengaruhi tingkat
estrogen dalam tubuh, dan peneliti telah memperkirakan bahwa alkohol terkait dengan sekitar 5.000 kasus kanker payudara setiap
tahun. 1.6.1.7 Memperbanyak aktifitas fisik dengan berolahraga. Supriyanto
2010 mengatakan berolahraga tiga kali seminggu selama 20 menit. Olahraga bisa menjadikan jantung bekerja di atas level istirahat,
yang sanggup memperkuat otot jantung dan peredaran darah ke sel, sehingga dapat meningkatkan kinerja jantung dan bermanfaat
terhadap menurunnya resiko terserang kanker. 1.6.1.8 Menghindari terlalu banyak terkena sinar x atau jenis-jenis
radiasi lainnya 1.6.1.9 Wanita yang mempunyai resiko tinggi salah satu anggota
keluarganya ada menderita kanker payudara, jangan menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon seperti pil, suntikan dan
susuk KB
Universitas Sumatera Utara
21
1.6.1.10 Penggunaan obat-obatan hormonal harus dengan sepengetahuan dokter
1.6.2 Pencegahan sekunder Pencegahan sekinder merupakan langkah yang dilakukan untuk
mendeteksi secara dini kelainan yang ada pada payudara, sehingga apabila kanker ditemukan masih dalam stadium dini, maka pengobatan atau
penanganan yang cepat dan tepat akan memberikan hasil yang lebih baik dan hidup lebih lama. Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan
payudara sendiri SADARI setiap bulan dan pemeriksaan mammografi sekali setahun terutama bagi wanita yang berusia 40 tahun keatas yang
beresiko tinggi mendapat penyakit kanker payudara pada usia tersebut Saryono, 2008.
1.6.3 Pencegahan tersier Yang ketiga adalah pencegahan tersier. Pencegahan tersier
biasanya diarahkan pada wanita yang telah positif menderita kanker payudara. Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan pelayanan di Rumah
Sakit diagnosa dan pengobatan serta perawatan paliatif dengan tujuan mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas
penyakit dan mengurangi rasa nyeri dan keluhan lain serta perbaikan di bidang psikologis, sosial dan spiritual Rasjidi, 2009.
Universitas Sumatera Utara
22
1.7 Pengobatan Kanker Payudara