Sebagai konsekuensi prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1994 membuka kemungkinan penghapusan atau
penataan kembali daerah otonom.
1.5.3. Pendapatan Asli Daerah
Salah satu konsekwensi pada setiap Negara yang melaksanakan asas desentralisasi, yang pada gilirannya melahirkan otonomi daerah untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan-urusan pemerintahan yang mendaji urusan pada setiap pemerintahan daerah local government yang menjalankannya, adalah menimbulkan
pembagian kewenangan pada sektor keuangan untuk membiayai penyelenggaraan urusan tumah tangga otonomi pada pemerintahan tersebut. Meskipun deminkian,
bukan berarti bahwa pemerintahan nasional atau pusat central government melepaskan tanggungjawabnya dalam masalah pembiayaan pemerintah daerah, bila
pemerintah daerah yang bersangkutan mengalami kesulitan di dalam mencari sumber- sumber pembiayaan keuangan daerahnya.
Idealnya memang setiap pemerintahan daerah yang telah menerima otonomi dari pemerintah pusat kemudian diikuti dengan pembagian kewenangan dalam
pencarian sumber-sumber pembiayaan, seharusnya dapat mandiri dalam hal mencari sumber-sumber keuangan daerahnya, sebagai mana juga dikatakan oleh The Liang
Gia 1968:168 sebgai berikut: “ Pada prinsipnya daerah otonom harus dapat membiayai sendiri semua
kebutuhannya sehari-hari yang rutin. Apabila untuk kebutuhan itu daerah masih mengandalakan bantuan keuangan dari pusat, maka
sesungguhnya daerah itu tidak otonom lagi. Otomon yang diselenggarankannya tidak ada artinya karena umumnya angka
Universitas Sumatera Utara
mengikut i irama datangnya dan banyaknya bantuan dari pusat, serta syarat-syarat yang dikaitkan pada bantuan itu. Dengan demikian daerah
itu dapat dikatakan mempunyai kehidupan sendiri”
Dalam Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah pusat dan Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan asli
daerah terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan dan
pendapatan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pengelolaan pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta peraturan pelaksanaan lainya termasuk Peraturan Daerah.
Menurut Insukindro, Dkk 1994:1 dalam kaitannya dengan pemberian otonomi kepada daerah dalam merencanakan, menggali, mengelola dan menggunakan
keungan daerah sesuai dengan kondisi daerah, Pendapatan Asli Daerah dapat dipandang sebagai salah satu indikator atau kriteria untuk mengurangi ketergantungan
suatu daerah kepada pusat. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak pemerintah daerah dalam 1 satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut, pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap
sumber pendapatan. Seluruh pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD dianggarkan secara bruto, yang mempunyai makna bahwa jumlah pendapatan yang
dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut danatau dikurangi dengan bagian pemerintah
pusatdaerah lain dalam rangka bagi hasil.
Universitas Sumatera Utara
1 Pendapatan Asli Daerah
2 Dana Perimbangan
3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Tentang pendapatan Asli Daerah disebutkan AW. Wijaya, 1992:42, yaitu: “Merupakan salah satu modal Pemerintah Daerah dalam memenuhi dana
pembangunan dan memenuhi belanja daerah”
Apabila daerah telah berhasil menghimpun dana dari masyarakat untuk membangun daerahnya, maka hal ini juga merupakan kemandirian daerah dalam
memperkecil ketergantungan daerah-daerah terhadap subsidi dari Pemerintah Pusat. Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa modal
utama Daerah dalam membangun Daerahnya adalah dari pendapatan Asal Daerah tersebut. Jadi semakin besar pendapatan Asli daerah tersebut semakin besar pula
keberhasilan yang akan diraih Daerah tersebut dalam melaksanakan pembangunan.
1.5.4. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah