Desentralisasi dan Otonomi Daerah

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hambatan- hambatan terhadap pembayaran retribusi Izin Mendirikan Bangunan pada Pendapatan Asli Daerah Pada Tata Ruang, Perumahan dan Pemukiman Pemerintah Kota Binjai.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Guna mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah serta melatih penulis menerapkan teori yang telah didapat selama perkuliahan. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Pemukiman Pemerintah Kota Binjai pada khususnya dan pihak – pihak yang berkepentingan pada umumnya untuk meningkatkan efektifitas peran IMB sebagai PAD di Kota Binjai. 3. Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

1.5. Kerangka Teori

1.5.1. Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Menurut Hoy dan Miskel dalam Sugiono, 2005:55 teori adalah seperangkat kosep, asumsi dan generalisasi yang digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi, sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan Universitas Sumatera Utara berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilihnya. Maka dalam penelitian ini, menjadi kerangka teorinya adalah sebagai berikut: Pengertian Desentralisasi secara etimologis berasal dari bahasa latin yaitu “de” berarti lepas dan “centrum” yang berarti “pusat”. Jadi Desentralisasi mengandung arti melepaskan diri dari pusat. Secara yuridis formal Desentralisasi dapat diartikan sebagai berikut : “Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari pemerintah atau daerah tingkat atasnya kepada daerah yang menjadi urusan rumah tangganya” Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974:3 Selanjutnya menurut Bayu Suryaningrat 1990:6-7 ada dua macam Desentralisasi yaitu : 1. Desentralisasi Jabatan yaitu pemancaran kekuasaan dari atasan kepada bawahan sehubungan dengan kepegawaian atas jabatan dengan maksud untuk meningkatkan kelancaran kerja. 2. Desentralisasi Kenegaraan yaitu penyebaran kekuasaan untuk mengatur Daerah dalam lingkungannya sebagai usaha untuk mewujudkan azas demokrasi dalam Pemerintahan Negara. Di dalam Desentralisasi ini rakyat secara langsung mempunyai kesempatan untuk turut serta dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dari pengertian tersebut diatas penulis melihat bahwa Desentralisasi adalah suatu pemancaran, bila dikaitkan dengan kepegawaian. Kemudian Desentralisasi dapat juga berarti usaha untuk mewujudkan demokrasi dan sekaligus sebagai alat untuk turut serta dalam proses Pemerintahan. Universitas Sumatera Utara Negara Republik indonesia menganut azas Desentralisasi ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18, yang konsekuensinya dikeluarkannya Undang- Undang tentang pelaksanaan Desentralisasi yang dikenal dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah yang menyangkut azas Desentralisasi dan Dekonsentrasi serta membuahkan dasar-dasar bagi penyelenggaraan berbagai urusan Pemerintahan di Daerah menurut Azas Pembantuan. Dengan dianutnya azas Desentralisasi ini maka terbentuklah Daerah- Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah. Dari uraian tersebut diatas maka jelaslah bahwa penerapan Desentralisasi menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 menempatkan Desentralisasi sama pentingnya dengan Dekonsentrasi yang dilaksanakan secara bersama-sama dalam suasana keseimbangan. Dari pelaksanaan azas Desentralisasi ini, maka terbentuklah Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II yang masing-masing tidak bersifat vertikal karena memiliki Otonomi Daerah masing-masing.

1.5.2. Pengertian Otonomi Daerah