1 Pendapatan Asli Daerah
2 Dana Perimbangan
3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Tentang pendapatan Asli Daerah disebutkan AW. Wijaya, 1992:42, yaitu: “Merupakan salah satu modal Pemerintah Daerah dalam memenuhi dana
pembangunan dan memenuhi belanja daerah”
Apabila daerah telah berhasil menghimpun dana dari masyarakat untuk membangun daerahnya, maka hal ini juga merupakan kemandirian daerah dalam
memperkecil ketergantungan daerah-daerah terhadap subsidi dari Pemerintah Pusat. Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa modal
utama Daerah dalam membangun Daerahnya adalah dari pendapatan Asal Daerah tersebut. Jadi semakin besar pendapatan Asli daerah tersebut semakin besar pula
keberhasilan yang akan diraih Daerah tersebut dalam melaksanakan pembangunan.
1.5.4. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli daerah sebagai salah satu sumber kuangan daerah, pada hakekatnya menempati posisi yang paling strategis bila dibandingkan dengan sumber
keuangan lainya. Dikatakan menempati posisi yang paling strategis, karena sumber kuangan
daerah mempunyai keleluasan yang lebih besar dan didasarkan pada kreatifitas masing-masing daerah untuk semaksimal mungkin memperoleh pendapatannya
sendiri berdasarkan kewenangan yang ada padanya, dan selain itu secara bebas pula dapat menggunakan hasil-hasil sumber keuangan daerah dari sector ini guna
Universitas Sumatera Utara
membiayai jalannya pemerintahan dan pembangunan daerah yang telah menjadi tugas pokoknya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan asli daerah ini
merupakan sumber pendapatan yang menjadi tulang punggung otomoni daerah, bahkan dapat dikatakan lebih lanjut bahwa sektor pendapatan asli daerah inilah yang
menjadi salah satu ukuran penting untuk menilai apakah daerah-daerah akan mampu menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan dalam mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri. Disamping itu penerimaan keuangan daerah yang bersumber dari pendapatan
asli daerah ini dimaksudkan pula untuk mencegah ketergantungan yang tinggi terhadap penerimaan dari pemerintah pusat, sehingga dapat menghindari investasi
yang terlalu jauh oleh pusat terhadap jalannya otonomi daerah yang dirasakan pemerintah daerah.
Sumber pendapatan asli daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, antara lain :
a. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari :
1. Hasil pajak daerah
2. Hasil retribusi daerah
3. Hasil perusahaan daerah
4. Lain-lain perusahaan daerah yang sah
b. Dana perimbangan terdiri dari :
1. Dana bagi hasil.
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusu.
Universitas Sumatera Utara
c. Lain-lain pendapatan yang sah.
Jadi dalam hal ini retribusi daerah termasuk dalam pendapatan Asli Daerah sesuai dengan Undang-Undang tersebut diatas.
1.5.5. Retribusi Daerah
Retribusi daerah sebagaimana halnya pajak daerah merupakan salah satu pendapatan asli daerah yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan
penyelenggaraan daerah dan pembangunan daerah, untuk menigkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Ahmad Yani 2002:55 “ Daerah provinsi, kabupatenkota diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber keuangan dengan menetapkan jenis
retribusi selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi criteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat”.
Pemungutan retribusi daerah yang ada saat ini dilaksanakan sesuai dengan undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat
dan daerah, yang menyatakan bahwa setiap daerah harus mampu mengurus dan membiayai rumah tangganya sendiri dengan sebaik-baiknya oleh karena itu daerah
diwajibkan untuk menggali sumber keuangnya sendri menurut perundang-undangan yang berlaku.
Retibusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada Negara kerna adanya jasa tertentu yang diberikan oleh nergara bagi penduduknya secara
perorangan. Jasa tersebut dapat dikatanakan bersifat langsung, yiatu hanya membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari Negara. Marihot, 2005:5
Universitas Sumatera Utara
Menurut S. Munawir, 1980:4 retribusi adalah “……Iuran kepada Pemerintah yang dapat dipaksakan dan jasa balik secara langsung dapat ditunjuk, paksaan disini
bersifat ekonomis karena sipaa saja yang tidak merasakan jasa balik Pemerintah, dia tidak dikenakan iuran itu
Dari uraian diatas penulis dapat diartikan sebagai ongkos yang harus dibayar untuk memperoleh jasa yang dikeluarkan daerah menurut peraturan yang berlaku.
Kemudian dari pendapat diatas yang menjadi ciri pokok retribusi daerah yang saat ini dipungut di Indonesia sebagai berikut: Sutedi, 2008:76
1. Retribusi dipungut oleh Negara
2. Dalam pemungutan terdapat paksaan secara ekonomi.
3. Adanya interprestasi yang secara langsung dapat ditunjukkan.
4. Retribusi dapat dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan atau
mengenyam jasa uanmg diberijkan oleh pemerintah daerah dalam perkembangan hingga saat ini jenis-jenis retribusi yang dinyatakan diserahkan
kepada daerah adalah sebagai berikut: Riwu Kaho, Op cit:154 1.
Uang leges 2.
Bea jalan, jembatan dan jalan tol 3.
Bea pangkalan 4.
Bea penambangan 5.
Bea pemeriksaan, pembantaian hewan 6.
Uang sewa tanah bangunan 7.
Uang sempadan izin bangunan 8.
Uang pemakaian tanah milik daerah
Universitas Sumatera Utara
9. Bea penguburan
10. Retribusi pengerukan kakus WC
11. Retribusi pelelangan ikan
12. Izin perusahaan industri kecil
13. Retribusi pengujian kendaraan bermotor
14. Retribusi jembatan timbang
15. Stasiun bis dan taksi
16. Balai pengobatan
17. Retribusi reklame
18. Retribusi pasar
19. Sewa pesanggarahan
20. Retribusi pengeluaran hasil hutan
21. Bea pemeriksanaan susu dan lain-lain
22. Retribusi tempat rekreasi.
Josep Riwu Kaho, op cit1990 : 154. Seperti yang telah disebutkan oleh Josep Riwu Kaho sebelumnya bahwa salah
satu retribusi telah diserahkan kepada Daerah sebanyak 22 jenis, diantaranya dalam uang Sempadan Izin Bangunan.
Dari pendapat ahli ini terlihat bahwa uang Sempadan Izin Bangunan termasuk dalam retribusi Daerah bila uang Sempadan Izin Bangunan yang dikelola oleh Dinas
Tata Kota besar jumlahnya maka besar pula penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Mengenai besar kecilnya uang Sempadan Izin Bangunan dalam mengisi pendapatan
Asli Daerah dapat dilihat pada bab selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
1.5.6. Sarana dan Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah