Prosedur dan Peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Asahan

(1)

PRO BAN N N OSEDUR D NGUNAN T DA NAMA NIM Un Menye FAKULTA UNI LA TUG DAN PERA TERHADAP AERAH (PA : WIRDH : 1026000 ntuk Memen elesaikan Pr Adminis

AS ILMU SO IVERSITAS M APORAN GAS AKHIR ANAN RETR P PENINGK AD) KABUP O L E H HA RAHMA 080

nuhi Salah S rogram Stud strasi Perpaj OSIAL DAN S SUMATE MEDAN 2013 R RIBUSI IZI KATAN PE PATEN ASA

AH SIAGIA

Satu Syarat di Diploma

akan

N ILMU PO ERA UTARA IN MENDIR ENDAPATA AHAN AN III OLITIK A RIKAN AN ASLI


(2)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin. Berkat rahmat dan ridho serta kemudahan dari Allah SWT, Penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dalam bentuk Proposal Praktek Kerja Lapangan Mandiri. Tugas akhir ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan Studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul “PROSEDUR DAN PERANAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN ASAHAN”.

Sebagaimana manusia yang tidak luput dari kekurangan, Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini belum cukup sempurna. Masih banyak kelemahan dan kekurangan yang membutuhkan saran dan perbaikan, demi peningkatan kualitas keilmiahan dimasa yang akan datang.

Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan terkhusus kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Nazaruddin Siagian S.H dan Ibunda Mariana Syahlan, S.pd yang sangat saya sayangi dan cintai. Dan juga buat Bapak Raden Suratman dan Ibu Wan Kamisyariah. Terima Kasih. Ketulusan dan kesabaran mereka dalam mendidik dan membimbing saya serta selalu mendoakan dan mendukung saya baik secara moral maupun materil. Saya tidak akan mampu menyelesaikan segala proses mulai dari


(3)

awal pendidikan hingga sampai tahap akhir saya meyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Di masa perkuliahan hingga selesainya Tugas Akhir ini, Penulis sungguh merasakan banyak bantuan moril dan materil baik secara langsung maupun tidak langsung dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.Alwi Hashim Batubara,Msi, selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Bapak Drs.Alwi Hashim Batubara,Msi, selaku Dosen Pembimbing saya yang telah memberikan waktu, pemikiran,serta mengarahkan saya dengan sabar hingga terselesaikanya Laporan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh staf pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah membantu saya dalam segala urusan yang berhubungan dengan administrasi.

5. Bapak H. Darwin Idris, SH. MAP sebagai Kepala Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

6. Bapak Mhd. Haris Munandar, SE. MAP sebagai Kasubbag Program Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan dan selaku supervisor saya yang telah membantu memberikan data dan informasi dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini.


(4)

7. Bapak DTM. Sofyan,SS sebagai Kasubbid Penagihan Bidang Administrasi Perizinan Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan. 8. Ibu Juli selaku pegawai Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal

Kabupaten Asahan, serta pegawai-pegawai lainnya yang turut membantu penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini .

9. Terima kasih buat pak Herdi siagian, special for my lovely eonni Tarida Elvirahmih Siagian, dan Sepupuku Rizki Yazda dan Adik-adikku Tersayang terutama buat Rizki Akbar yang sudah mau menemani kekantor . Terima kasih untuk semua doa, sayang, perhatian, dan dukungan yang telah kalian berikan, yang telah membuatku selalu bersemangat dalam menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir ini.

10.Special Thank’s untuk teman-teman aku yang imoet dan lucu Jenny Yelina Rambe, Putria Chairul, Nurma Riflawati dan Corlina Fince Matondang, Ayu Retno Anggraini, makasi atas kesabaran dan dukungannya.

11.Untuk teman-teman Angkatan 2010 Administrasi Perpajakan kelas B , terimakasih karena kita selalu saling mendukung satu sama lain. Semoga kita dapat meraih keberhasilan, Amin.

Saya menyadari akan keterbatasan kemampuan,pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir saya ini .Saya juga menyadari bahwa di dalam penulisan dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, saya mengusahakan agar Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan berjalan sebagaimana


(5)

seharusnya. Oleh karena itu saya mengharapkan kepada semua pembaca untuk memberi kritik dan saran yang dapat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata, Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Medan, 15 Juli 2013

Penulis

Wirdha Rahmah Siagian

       

 


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….….... ii

DAFTAR ISI………....…iii

BAB I PENDAHULUAN………...1

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)…..………….1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)………....4

C. Uraian Teoritis………..…..6

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)………..11

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)………...12

F. Metode Pengumpulan Data………...…14

G. Sistematika Penulisan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...15

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM...17

A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan ... ...17

B. Struktur Organisasi Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan ... ...20

C. Gambaran Umum Tugas Dan Fungsi Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan...21


(7)

D. Gambaran Pegawai Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman

Modal Kabupaten Asahan...42

BAB III GAMBARAN DATA ...44

A. Dasar Hukum Retribusi Izin Mendirikan Bangunan...44

B. Pengertian Retribusi Izin Mendirikan Bangunan...44

C. Objek dan Subjek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan...45

D. Struktur dan Besar Tarif Retribusi Izin Mendirikan Bangunan...46

E. Ketentuan Administrasi Retribusi Izin Mendirikan Bangunan...50

F. Ketentuan Larangan dan Sanksi Administrasi Retribusi Izin Mendirikan Bangunan...51

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI...52

A. Prosedur Izin Mendirikan Bangunan.... ... ...52

B. Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Kabupaten Asahan...55

C. Faktor-faktor Penghambat Penerimaan Retribusi IMB Kabupaten Asahan dan Upaya Penanggulangannya...65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...66

A. Kesimpulan...66

B. Saran...68

DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Mandiri (PKLM)

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang merupakan salah satu negara yang memiliki luas wilayah yang amat besar dengan tingkat pembangunan yang cukup besar pula. Terlebih lagi dalam kehidupan modern saat ini berbagai pembangunan yang dapat menunjang kehidupan manusia khususnya bangunan gedung seperti bangunan perumahan, gedung fasilitas pendidikan, gedung fasilitas kesehatan, serta fasilitas lainnya telah menjadi tuntutan yang harus dipenuhi. Dengan adanya pembangunan-pembangunan gedung tersebut akan memberikan dampak positif yang kemudian diharapkan dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Hal tersebut juga berkaitan dengan tujuan pencapaian penerimaan atau pendapatan daerah yang memerlukan adanya usaha pendekatan pemerintah terhadap masyarakat di bidang pendapatan daerah itu sendiri seperti sosialisasi perpajakan, seminar-seminar perpajakan atau melalui sarana pendidikan. Salah satu indikator kemajuan suatu negara dapat dilihat dari pembangunan nasional yang berjalan secara berkesinambungan. Pembangunan yang dilaksanakan diharapkan akan membawa dampak bagi


(9)

meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya di daerah Kabupaten Asahan.

Pembangunan harus ditunjang oleh anggaran yang digunakan negara atau daerah setiap tahunnya. Hal ini tercermin dalam susunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), anggaran tersebut dikelompokkan menjadi Biaya Rutin dan Biaya Pembangunan. Salah satu cara pemerintah terutama pemerintah daerah unutk menghimpun dana bagi pembangunan adalah melalui pajak dan retribusi. Pajak dan retribusi mempunyai kontribusi yang sangat besar terutama dalam penerimaan daerah.

Karena Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah (BUMD), Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut


(10)

Retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 .

Sesuai dengan program Pemerintah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2005 tentang Pendidikan Nasional menetapkan bahwa tujuan pendidikan adalah menghasilkan mahasiswa yang mampu sebagai tenaga terampil yang layak dalam berbagai sektor pembangunan. Dengan sistem pendidikan yang baik dan bermutu serta berlandaskan tata nilai yang berlaku, diharapkan dihasilkan manusia-manusia yang memiliki kecakapan untuk melaksanakan pembangunan sesuai dengan bakat, kemampuan serta bidang keahlian yang diperoleh dari proses pendidikan. Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara akan menjembatani dua aktivitas belajar yakni antara belajar teori dengan kondisi nyata yang ada dilapangan kerja sesungguhnya.

Berdasarkan kondisi tersebut penulis akan melakukan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dengan judul” Prosedur Dan Peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kabupaten Asahan” . Dan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi pada Program Diploma III Administrasi


(11)

Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun tujuan dari pelaksanaan PKLM adalah:

1.1 Untuk mengetahui proses pengurusan pengajuan penerbitan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

1.2 Untuk mengetahui peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Asahan.

1.3 Untuk mengetahui tata cara pengenaan dan prosedur pembayaran Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik kerja Lapangan Mandiri tentunya sangat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya adalah:


(12)

a. Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang perpajakan .

b. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar pada suatu instansi pemerintah.

c. Menerapkan teori yang diperoleh di perkuliahan terhadap masalah yang nyata dalam dunia kerja dan pemecahan masalahnya .

d. Meningkatkan produktivitas dan memperluas wawasan mahasiswa.

e. Guna menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan yang akan dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

2.2 Bagi Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal

Kabupaten Asahan.

a. Untuk meningkatkan mutu dengan Praktek Kerja Lapangan jangka pendek.

b. Memperoleh ide-ide dan upaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dan retribusi daerah khususnya penerimaan dibidang Izin Mendirikan Bangunan (IMB). c. Meningkatkan hubungan baik dengan Universitas Sumatera


(13)

2.3 Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP

USU

a. Mempererat hubungan kerja sama dengan instansi-instansi pemerintah dalam hal ini Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

b. Memberikan uji nyata atas ilmu yang disampaikan selama perkuliahan.

c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah. d. Meningkatkan kurikulum sehingga mampu mencapai

standar mutu pendidikan.

e. Guna mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dengan bidang keahliannya.

C. Uraian Teoritis

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.


(14)

Dari pengertian pajak diatas, maka terdapat dua fungsi pajak yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi regularend (pengatur). Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan. Pajak mempunyai fungsi regularend artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. (Resmi, 2008 : 3).

Pajak dapat ditinjau dari berbagai aspek diantaranya aspek ekonomi, aspek hukum, aspek keuangan, dan aspek sosiologi. Dari aspek ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Dari aspek hukum merupakan dasar yang digunakan pemerintah untuk mengatur masalah keuangan negara yaitu Pasal 23A Amandemen UUD 1945 (Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang). Aspek keuangan pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara. Aspek sosiologi ini bahwa pajak ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang menyangkut akibat atau dampak terhadap masyarakat atas pungutan dan hasil yang dapat disampaikan kepada masyarakat. (Waluyo, 2007:3-6).

Pendapatan daerah dapat berasal dari pendapatan asli daerah sendiri, pendapatan asli daerah yang berasal dari pembagian pendapatan asli daerah,


(15)

dana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pinjaman daerah, dan pendapatan daerah lainnya yang sah. Selanjutnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah, keuntungan perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah. (Darwin, 2010:67).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

Pada tahun 2009, diundangkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mencabut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 dan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. Jenis- jenis pajak dan retribusi daerah antara lain :

1. Pajak Provinsi yaitu pajak daerah yang dipungut oleh daerah provinsi, terdiri dari:

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan


(16)

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan air Permukaan.

2. Pajak Kabupaten/ Kota yaitu pajak yang dipungut oleh daerah Kabupaten / Kota, terdiri dari :

a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Pengambilan bahan Galian golongan C, dan; g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan;

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Banguna;

Sedangkan dari pembagian Retribusi menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Retribusi terbagi atas 3 (tiga) golongan yaitu:

1. Jenis Retribusi Jasa Umum adalah. a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan; c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil;


(17)

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

f. Retribusi Pelayanan Pasar;

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus; k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair;

l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang; m. Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan

n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.Jasa Usaha 2. Jenis Retribusi Jasa Usaha adalah:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan; c. Retribusi Tempat Pelelangan;

d. Retribusi Terminal;

e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;

f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa; g. Retribusi Rumah Potong Hewan;

h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan; i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; j. Retribusi Penyeberangan di Air; dan


(18)

k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

3. Jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah: a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; c. Retribusi Izin Gangguan;

d. Retribusi Izin Trayek; dan e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan. Pemberian izin adalah meliputi kegiatan peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang, dengan tetap memperhatikan koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien luas bangunan (KLB), koefisien ketinggian bangunan (KKB), dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut. Tidak termasuk objek Retribusi adalah pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Salah satu sumber penerimaan daerah adalah dari Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Dalam rangka untuk meningkatkan sumber


(19)

penerimaan daerah maka penulis akan membahas yang menjadi ruang lingkup dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah

a. Prosedur Pemungutan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan pada Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

b. Objek dan Subjek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan pada Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

c. Tata cara untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan. d. Tata cara perhitungan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

e. Tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan untuk meningkatkan penerimaan pendapatan daerah.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi sesuai dengan metode yang digunakan maka tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan penentuan tempat Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mencari data dan mengumpulkan bahan untuk pembuatan proposal dan melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing.


(20)

2. Studi Literatur

Dalam tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka seperti undang-undang, buku-buku, majalah maupun literatur lain yang berkaitan dengan pengenaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan observasi lapangan di Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan, mengenai Prosedur dan Peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Dalam observasi ini penulis memberikan suatu pengaturan untuk melaksanakan praktek kerja lapangan dan melakukan pengamatan data yang akan diminta pada Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini dilakukan melalui dua cara yaitu:

- Data primer yaitu data yang bersumber dari pihak yang memahami sistem pengenaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan di Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.


(21)

- Data sekunder yaitu data yang bersumber dari buku – buku tentang Perpajakan, Undang – Undang Perpajakan maupun Peraturan lain yang berkaitan dengan sistem pengenaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

5. Analisis data dan Evaluasi

Setelah data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka penulis melakukan analisis data evaluasi terhadap data atau keterangan mengenai prosedur dan peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Daftar Wawancara (Interview Guide)

Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab langsung kepada para pegawai mengenai permasalahan yang dihadapi penulis dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini.

2) Daftar Observasi (observation Guide)

Dalam metode ini penulis secara langsung mengamati dan meneliti hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas Retribusi Izin Mendirikan Bangunan di Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.


(22)

Dalam metode ini penulis mempelajari buku dan/atau literatur, hasil-hasil penelitian, dokumen atau data-data pendukung yang dibutuhkan dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM)

Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan Proposal tugas akhir ini adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menyajikan latar belakang yang mendasar menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan tujuan dan manfaat, ruang lingkup , metode praktik, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.

BAB II :GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi PKLM, sejarah, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi dan gambaran umum mengenai pegawai pada Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.


(23)

Dalam bab ini berisikan ketentuan dalam pengenanaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dalam peraturan perundang-undangan, objek dan subjek pajak, tarif retribusi dan lain-lain.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh dilapangan, yaitu sistem pengenaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan pada Kantor Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini disimpulkan uraian-uraian dalam bab-bab sebelumnya serta saran dari penulis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan

Penanaman Modal Kabupaten Asahan

Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekkan prinsip-prinsip good governance. Selain itu, masyarakat menuntut agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh–sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan public goods and services sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat.


(25)

Untuk menjawab tuntutan masyarakat dan kebutuhan akan

public goods dan public services, Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Dalam Negeri meminta pemerintah daerah untuk mengembangkan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Terpadu Satu Pintu dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 503/125/PUOD tanggal 16 Januari 1997 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu Perizinan Satu Atap di Daerah.

Pemerintah Kabupaten Asahan telah mengeluarkan kebijaksanaan untuk membentuk Kantor Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Satu Atap (SIMTAP) sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Asahan Nomor 6 Tahun 2002 tanggal 01 April 2002, dimana dengan model tersebut masyarakat dalam mengurus perizinan hanya perlu mendatangi kantor SIMTAP untuk mengurus semua pelayanan perizinan yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Asahan.


(26)

Berdasarkan pertimbangan untuk lebih mengefisienkan pelaksanaan tugas dan dengan semakin meningkatnya volume kerja maka Pemerintah Kabupaten Asahan memandang perlu melakukan perubahan atas Surat Keputusan Bupati Asahan Nomor 6 Tahun 2002 yaitu dengan mengubah bentuk kantor SIMTAP menjadi Badan Pengelola Perizinan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 5 Tahun 2003 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 03 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Asahan dan Surat Keputusan Bupati Asahan Nomor 11 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Badan Pengelola Perizinan Kabupaten Asahan, Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Asahan dan Peraturan Bupati Asahan Nomor 29 Tahun 2007 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Badan Pengelola Perizinan Daerah Kabupaten Asahan.

Sehubungan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Asahan dengan merubah susunan


(27)

organisasi dan nomenklatur Badan Pengelola Perizinan Daerah Kabupaten Asahan menjadi Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan serta Peraturan Bupati Asahan Nomor 35 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

B. Struktur Organisasi Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman

Modal Kabupaten Asahan

Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Asahan dengan merubah susunan organisasi dan nomenklatur menjadi Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal serta Peraturan Bupati Asahan Nomor 35 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

Adapun Struktur Organisasi Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan terdiri dari:

a. Kepala Badan

b. Sekretaris membawahi

1. Sub Bagian Umum/Kepegawaian; 2. Sub Bagian Keuangan;


(28)

3. Sub Bagian Program;

c. Bidang Administrasi Perizinan membawahi 1. Sub Bidang Pelayanan Perizinan; 2. Sub Bidang Penagihan

d. Bidang Pendataan dan Penetapan membawahi 1. Sub Bidang Pendataan;

2. Sub Bidang Penetapan;

e. Bidang Penelitian dan Pengembangan membawahi 1. Sub Bidang Penelitian Lapangan

2. Sub Bidang Pengembangan Kinerja f. Bidang Penanaman Modal membawahi

1. Sub Bidang Pengkajian dan Pengembangan Investasi 2. Sub Bidang Promosi Investasi

C. Gambaran Umum Tugas Dan Fungsi Kantor Badan Pengelola

Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan

Adapun uraian tugas dan jabatan Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan berdasarkan Peraturan Bupati Asahan Nomor 35 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan dapat dilihat di bawah ini:


(29)

1. Kepala Badan

a. Kepala Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan dalam bidang perizinan dan investasi serta melaksanakan pemungutan di Daerah Kabupaten Asahan.

b. Untuk melaksanakan tugas pokok, Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan mempunyai fungsi:

1) Mengkoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelola perizinan dan penanaman modal.

2) Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja anggaran (RKA) Badan.

3) Mengkoordinasikan pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah.

4) Mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi bendaharawan umum. 5) Mengkoordinasikan penyusunan laporan keuangan.

6) Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan perlengkapan.

7) Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi keuangan daerah. 8) Mengkoordinasikan pengelolaan gaji pegawai negeri sipil.


(30)

9) Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, perencanaan dan urusan rumah tangga.

10) Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan dan perhitungan semua penerimaan retribusi perizinan tertentu.

11) Mengkoordinasikan pelaksanaan penetapan objek retribusi perizinan tertentu yang berkaitan dengan pendapatan daerah. 12) Mengkoordinasikan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

Untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi tersebut diatas, kepala badan Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan dibantu oleh:

1) Sekretaris.

2) Kepala bidang administrasi perizinan. 3) Kepala bidang pendataan dan penetapan. 4) Kepala bidang penelitian dan pengembangan. 5) Kepala bidang penanaman modal.

6) Unit pelaksanaan teknis. 7) Kelompok jabatan fungsional.

2. Sekretaris

a. Sekretaris mempunyai tugas sebagai unsur pembantu sebahagian tugas Kepala Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal


(31)

Kabupaten Asahan yang berkaitan dengan urusan ketatausahaan, ketatalaksanaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, hubungan masyarakat, perlengkapan, pengumpulan dan stastistik bahan perumusan rencana dan program, keuangan serta pemberian pelayanan teknis administrasi Kepala Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

b. Untuk menyelenggarakan tugas, sekretaris mempunyai fungsi :

1) Mengkoordinisikan pelaksanaan tugas dalam bidang umum meliputi pembinaan ketatausahaan, ketatalaksanaan dan hukum, kerumahtanggaan, hubungan masyarakat perlengkapan dan kepegawaian di lingkungan Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan

2) Mengkoordinasikan pelaksanakan tugas dalam bidang keuangan yang meliputi pelaksanaan penyusunan anggaran, pembukuan keuangan baik masukan maupun pengeluaran dan mempersiapkan laporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban keuangan.

3) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dalam bidang perencanaan yang meliputi pengumpulan data statistik bahan perumusan rencana dan program.

4) Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi


(32)

Pemerintah (LAKIP) dan laporan tahunan dari pelaksanaan tugas dari Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

5) Mengkoordinasikan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. c. Untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi, Sekretaris dibantu oleh:

a. Kepala Sub Bagian Umum/Kepegawaian; b. Kepala Sub Bagian Keuangan;

c. Kepala Sub Bagian Program;

3. Kepala Sub Bagian Umum/Kepegawaian

a. Kepala Sub Bagian Umum/Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan sebahagian tugas Sekretaris yang berkaitan dengan ketatausahaan dan hukum kerumahtanggaan, hubungan masyarakat, perlengkapan dan kepegawaian.

b. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana Kepala Sub Bagian Umum/Kepegawaian mempunyai fungsi:

1) Melaksanakan urusan rumah tangga Badan.

2) Melaksanakan urusan surat menyurat yang meliputi menerima membaca, meneliti, mengagenda dan mendistribusikan surat masuk sesuai dengan tujuan surat.

3) Mempersiapkan administrasi perjalanan dinas badan dan melaksanakan urusan rumah tangga dinas.


(33)

4) Mempersiapkan pelayanan angkutan dan perawatan kendaraan dinas serta pemeliharaan kebersihan kantor dan pekarangan. 5) Mempersiapkan dan menyusun pelaksanaan kegiatan acara-acara

Badan.

6) Mempersiapkan berkas pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan gaji, cuti dan usul perpindahan pegawai.

7) Melaksanakan urusan administrasi ketatausahaan.

8) Menyusun dan mempersiapkan rencana kebutuhan barang dan perbekalan serta alat tulis kantor, pengadaan perlengkapan dan perbekalan dinas.

9) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan .

4. Kepala Sub Bagian Keuangan

a. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebahagian tugas sekretaris yang berkaitan dengan penyusunan anggaran belanja, pembukuan dan verifikasi.

b. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Bagian Keuangan mempunyai fungsi:

1) Melaksanakan penyusunan rencana anggaran Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

2) Melaksanakan penyampaian dan melakukan pengelolaan administrasi keuangan.


(34)

3) Menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA) Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

4) Melaksanakan penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan sesuai dengan Anggaran Pembelanjaan Daerah (APBD) yang telah ditetapkan.

5) Melaksanakan penyusunan laporan bulanan keuangan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

6) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan.

5. Kepala Sub Bagian Program

a. Kepala Sub Bagian Program mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas sekretaris yang berkaitan dengan penyusunan program evaluasi dan pelaporan.

b. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Sub Bagian Program mempunyai fungsi:

1) Melaksanaklan penyusunan rencana program kerja tahunan Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan. 2) Melaksanakan pembuatan laporan dan mengevaluasi kegiatan

kerja tahunan Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

3) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan data statistik dan analisa perencanaan dalam rangka penyusunan program kerja


(35)

Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

4) Mempersiapkan bahan penyusunan rencana anggaran pembangunan.

5) Menyusun Rencana Strategis (Renstra) Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

6) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

6. Kepala Bidang Administrasi Perizinan

a. Kepala bidang administrasi perizinan mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana sebahagian tugas Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan dibidang administrasi perizinan yang berkaitan dengan pelayanan perizinan dan penagihan.

b. Untuk melaksanakan tugas, Kepala Bidang Administrasi Perizinan mempunyai fungsi:

1) Mengkoordinasikan kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan perizinan dan penagihan.

2) Mengkoordinasikan perumusan potensi-potensi terhadap pelayanan.

3) Mengkoordinasikan pelayanan atas permohonan yang memerlukan persyaratan teknis.


(36)

4) Mengawasi pelaksanaan pelayanan perizinan yang dilaksanakan dilingkup Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

5) Menyiapkan bahan penyusunan program dan rencana kegiatan pelayanan perizinan dan penagihan.

6) Menciptakan aturan terhadap data-data pelayanan perizinan yang dilaksanakan dilingkup Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

7) Menyiapkan jenis-jenis layanan perizinan termasuk prosedur mekanisme dan persyaratannya.

8) Melaksanakan upaya penggalian potensi perizinan.

9) Bertanggung jawab terhadap upaya pencapaian dan realisasi target.

10)Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

c. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala Bidang Administrasi Perizinan dibantu oleh:

1) Kepala sub bidang pelayanan perizinan. 2) Kepala sub bidang penagihan.

7. Kepala Sub Bidang Pelayanan Perizinan

a. Kepala Sub Bidang Pelayanan Perizinan mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana sebahagian tugas bidang administrasi perizinan yang


(37)

berkaitan dengan penerbitan pelayanan perizinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Uraian melaksanakan tugas, Kepala Sub Bidang Pelayanan Perizinan mempunyai fungsi:

1) Merumuskan dan menggali potensi pelayanan sesuai dengan kewenagan yang ada.

2) Mengkoordinasikan penerimaan dan penelitian permohonan sesuai pelayanan yang diberikan .

3) Mengawasi penerbitan perizinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4) Mengawasi pelayanan perizinan yang memerlukan persyaratan teknis dari tim peneliti untuk penerbitan perizinan.

5) Menginformasikan kepada pemohon apabila permohonan tidak dikabulkan sesuai dengan analisa.

6) Penyiapan bahan dan kegiatan pelayanan umum. 7) Melaksanakan pengolahan pelayanan umum.

8) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengawasan petugas pelayanan umum.

9) Penyusunan bahan laporan.

10)Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.


(38)

a. Kepala Sub Bidang Penagihan mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana sebahagian tugas Kepala Bidang Administtrasi Perizinan yang berkaitan dengan penagihan retribusi perizinan tertentu dan pencapaian target Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

b. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Sub Bidang Penagihan mempunyai fungsi:

1) Mengumpulkan bahan penyusunan rencana strategis dibidang penagihan.

2) Melaksaanakan kegiatan penyelenggaraan administrasi dibidang penagihan retribusi perizinan tertentu.

3) Melaksanakan peningkatan sumber-sumber potensi retribusi. 4) Menyusun rencana penagihan retribusi perizinan tertentu. 5) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan.

9. Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan

a. Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas sebagai unsur pelaksanaan sebahagian tugas Kepala Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan yang berkaitan dengan pendataan dan penetapan.

b. Untuk melaksanakan tugas, Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai fungsi:


(39)

1) Mengkoordinasikan pengumpulan bahan penyusunan rencana strategis di Bidang Pendataan dan Penetapan

2) Mengkoordinasikan pelaksanaan survey dan penelitian dalam rangka pengembangan pendapatan.

3) Mengkoordinasikan pelaksanaan pendataan, pendaftaran retribusi perizinan tertentu.

4) Mengkoordinasikan pelaksanaan pengolahan data dan informasi di bidang pendapatan daerah.

5) Melaksanakan penerbitan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) serta surat ketetapan lainnya di lingkungan Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan. c. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala Bidang Pendataan dan

Penetapan dibantu oleh:

1) Kepala Sub Bidang Pendataan 2) Kepala Sub Bidang Penetapan

10. Kepala Sub Bidang Pendataan

a. Kepala Sub Bidang Pendataan mempunyai tugas sebagai unsur pelaksanaan sebahagian tugas bidang pendataan dan penetapan yang berkaitan dengan pendataan.

b. Untuk melaksanakan tugas, Kepala Sub Bidang Pendataan mempunyai fungsi:


(40)

1) Melaksanakan pendataan dan pendaftaran wajib retribusi perizinan tertentu dengan menggunakan formulir pendaftaran

2) Melakukan pemeriksaan ulang terhadap Objek Retribusi perizinan tertentu di lapangan dalam rangka penetapan secara jabatan.

3) Mendata potensi perizinan.

4) Mengolah data dan menyusun kebutuhan yang berkaitan dengan pendataan.

5) Menyiapkan data-data pelayanan perizinan yang telah dilaksanakan di Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

6) Menyiapkan data-data pendukung pelayanan perizinan, seperti data pemohon, berkas-berkas persyaratan;

7) Menyiapkan data-data perkembangan pelayanan perizinan sebagai bahan untuk pelaksanaan evaluasi.

8) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

11. Kepala Sub Bidang Penetapan

a. Kepala Sub Bidang Penetapan mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana sebahagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan yang berkaitan dengan penetapan.

b. Untuk melaksanakan tugas, Kepala Sub Bidang Penetapan mempunyai fungsi:


(41)

1) Memproses penerbitan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) serta Surat Ketetapan lainnya di lingkungan Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

2) Melaksanakan perhitungan dan menetapkan jumlah Retribusi Daerah di lingkungan Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

3) Melaksanakan penetapan terhadap Wajib Retribusi Daerah di lingkungan Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

4) Menetapkan dan memberikan Nomor Pokok Wajib Retribusi Daerah (NPWRD) yang berkaitan dengan perizinan.

5) Memeriksa kembali data objek retribusi perizinan tertentu dan` menyesuaikannya dengan data yang diterima dari wajib retribusi perizinan tertentu.

6) Melakukan pemeriksaan ulang terhadap retribusi perizinan tertentu dilapangan dalam rangka penetapan secara jabatan.

7) Melaksanakan pendistribusian Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) serta surat ketetapan lainnya kepada wajib retribusi daerah.

8) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.


(42)

a. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana sebahagian tugas Kepala Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan dibidang penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan penelitian kelapangan dan pengembangan kinerja.

b. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai fungsi:

1) Mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana kebijakan umum teknis dan operasional penelitian dan pengembangan kinerja.

2) Mengkoordinasikan penelitian dan pembinaan teknis administrasi pemungutan dan penyetoran retribusi perizinan tertentu.

3) Mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian dan pengkajian potensi-potensi pengembangan penanaman modal.

4) Mengkoordinasikan pelaksanaan survey dalam rangka pengembangan pendapatan.

5) Mengkoordinasikan pelaksanaan perumusan rancangan naskah peraturan daerah, keputusan bupati sebagai dasar hukum pungutan. 6) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan, pemberian

informasi kepada masyarakat serta menangani pengaduan-pengaduan yang muncul sebagai akibat pelaksanaan pelayanan


(43)

perizinan yang dilakuakan di Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

7) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

13. Kepala Sub Bidang Penelitian Lapangan.

a. Kepala Sub Bidang Penelitian Lapangan mempunyai tugas sebagai unsure pelaksana sebahagian tugas Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan yang berkaitan dengan teknis operasional pelaksanaan penelitian lapangan.

b. Untuk melaksanakan tugas, Kepala Sub Bidang Penelitian Lapangan mempunyai fungsi:

1) Melaksanakan penyusunan rencana teknis dan operasional penelitian lapangan.

2) Melaksanakan koordinasi perlaksanaan kegiatan penelitian lapangan.

3) Melaksanakan perencanaan program penelitian lapangan.

4) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian pelaksanaan penelitian lapangan.

5) Melaksanakan pengendalian dan pemeriksaan atas pelanggaran perizinan.

6) Melaksanakan survey kelapangan terhadap pelaksanaan pelayanan yang mempunyai persyaratan teknis.


(44)

7) Merumuskan dan menganalisis hasil survey.

8) Membuat berita acara penolakan atau mengabulkan permohonan pelayanan yang bersifat teknis.

9) Melakukan penelitian kelapangan bersama tim teknis guna penyiapan bahan-bahan informasi dan penyuluhan.

10)Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

14. Kepala Sub Bidang Pengembangan Kinerja

a. Kepala Sub Bidang Pengembangan Kinerja mempunyai tugas sebagai unsur pelaksanaan sebahagian tugas Kepala Bidang Penelitian dan Pengengembangan yang berkaitan dengan pengembangan kinerja. b. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Sub Bidang Pengambangan

Kinerja mempunyai fungsi:

1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja anggaran serta program kerja tahunan Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

2) Memberikan informasi (publikasi secara luas) pelayanan dan perizinan bagi masyarakat dan instansi baik pemerintah maupun swasta, baik melalui media massa maupun melalui radio pemerintah kabupaten.

3) Menerima pengaduan yang datang dari masyarakat dan instansi baik pemerintah maupun swasta.


(45)

4) Pelaksanaan tindak lanjut pengaduan dari masyarakat dan instansi baik pemerintah maupun swasta.

5) Melaksanakan sosialisasi dasar hukum pungutan melalui penerangan dan penyuluhan.

6) Menyiapkan rancangan peraturan daerah beserta petunjuk teknis sebagai dasar pelaksanaan pemberian perizinan.

7) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

15. Kepala Bidang Penanaman Modal

a. Kepala Bidang Penanaman Modal daerah mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana sebagian tugas Kepala Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan dibidang penanaman modal yang berkaitan dengan pengkajian, pengembangan investasi dan promosi investasi.

b. Untuk menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Penanaman Modal Daerah mempunyai fungsi;

1) Mengkoordinasikan pengkajian, penilaian, pengawasan dan evaluasi kebijakan unsur pengembangan modal.

2) Mengkoordinasikan penyusunan rumusan bahan hubungan kerja sama dan investasi antara pemerintah daerah, swasta maupun dengan pihak yang lainnya.


(46)

3) Mengkoordinasikan pengelolaan dan pemberdayaan penanaman modal.

4) Mengkoordinasikan pengembangan penanaman modal di dalam negeri/ penanaman modal asing di daerah.

5) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan promosi penanaman modal dalam negeri dan luar negeri.

6) Mengkoordinasikan pelaksanaan monitoring dan pengawasan terhadap penanaman modal daerah.

7) Mengkoordinasikan pelaksanaan koordinasi dengan dinas terkait dalam rangka perencanaan promosi dan pengawasan penanaman modal.

8) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

c. Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi, Kepala Bidang Penanaman Modal dibantu oleh

1) Kepala sub bidang pengkajian dan pengembangan investasi. 2) Kepala sub bidang promosi investasi.

16. Kepala Sub Bidang Pengkajian dan Pengembangan Investasi

a. Kepala sub bidang pengkajian dan pengembangan investasi mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana sebahagian tugas Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan yang


(47)

berkaitan dengan teknis dan operasinal pengkajian dan pengembangan investasi.

b. Untuk melaksanakan Kepala Sub Bidang Pengkajian dan Pengembangan Investasi mempunyai fungsi:

1) Pelaksanaan kegiatan analisa dan telaah serta menyiapkan rumusan kebijakan bagi pengembangan penanaman modal;

2) Penyiapan bahan kegiatan kerja sama antar instansi didaerah, antar kabupaten/ kota, provinsi, pusat, luar negeri dan dunia usaha;

3) Pemrosesan surat pengajuan Penanam Modal Asing (PMA)/Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN).

4) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

17. Kepala Sub Bidang Promosi Investasi

a. Kepala Sub Bidang Promosi Investasi mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana sebahagian tugas bidang penanaman modal yang berkaitan promosi investasi.

b. Untuk melaksanakan tugas Kepala Sub Bidang Promosi Investasi mempunyai fungsi:

1) Penyiapan bahan kegiatan promosi penanaman modal di dalam dan luar negeri.

2) Pelaksanaan koordinasi dengan investasi terkait dalam kegiatan promosi penanaman modal di dalam dan luar negeri.


(48)

3) Melaksanakan kegiatan kerja sama dalam kegiatan promosi investasi.

4) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

Bagan Struktur OrganisasiBadan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan

KEPALA

SEKRETARIS

SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN

UMUM/ KEPEGAWAIAN

BIDANG PENANAMAN BIDANG

PENELITIAN DAN BIDANG

PENDATAAN DAN BIDANG

ADMINISTRASI

SUB BIDANG PELAYANAN PERIZINAN

SUB BIDANG PENDATAAN

SUB BIDANG PENELITIAN

SUB BIDANG PENGKAJIAN DAN

SUB BAGIAN PROGRAM


(49)

D. GAMBARAN PEGAWAI

Jumlah pegawai yang bekerja pada Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan sebanyak 55 orang terdiri dari 33 orang pria dan 22 orang wanita, selengkapnya dapat dilihat dari rincian berikut:

Tabel 1: Kualifikasi Pendidikan Pegawai Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan

Golongan Tingkat Pendidikan

SD SMP SMA D III S1 S2 JLH

Gol.IV - - - - 3 1 4

Gol III - - 11 - 10 1 22

Gol II - - 7 1 - - 8

Gol I - 1 - - - - 1

Honorer - - 16 - 1 - 17

JUMLAH - 1 34 1 14 2 52

Sumber : Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan


(50)

Sedangkan untuk informasi tentang kepangkatan pegawai Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2 : Kualifikasi Kepangkatan Pegawai Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan

Pangkat Golongan

a b c d JLH

Gol.IV 3 - 1 - 4

Gol III 5 4 7 6 22

Gol II 5 2 1 - 8

Gol I 1 - - - 1

JUMLAH 14 6 9 6 35

Sumber : Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan

Dan untuk informasi tentang Jabatan Struktural pegawai Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3 : Kualifikasi Jabatan Struktural Pegawai Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan


(51)

Eselon II b 1 Eselon III a 1 Eselon III b 4 Eselon IV a 11

Sumber : Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan

BAB III

GAMBARAN DATA

A. Dasar Hukum Retribusi Izin Mendirikan

Ketentuan yang mengatur tentang Izin Mendirikan Bangunan di Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan diatur oleh Peraturan Daerah (Perda) sebagai berikut:

1. Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu.

2. Peraturan Bupati Asahan Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Ketentuan Garis Sempadan Dan Tata Cara Serta Persyaratan Perubahan Izin Gangguan Retribusi Perizinan Tertentu.

B. Pengertian Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu pengertian Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran


(52)

atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Sedangkan yang dimaksud Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan suatu bangunan sesuai rencana tata ruang yang berlaku, sesuai dengan koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien luas bangunan (KLB), koefisien ketinggian bangunan (KKB) yang ditetapkan dan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.

Selain itu, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) merupakan salah satu pos penerimaan retribusi daerah. Retribusi IMB dikenakan terhadap setiap pekerjaan mendirikan, merubah, merobohkan bangunan menurut peraturan daerah. Masalah yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini antara lain mengenai prosedur IMB (baik pemohon ataupun pelaksana), peranaan retribusi IMB terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten Asahan.

C. Objek dan Subjek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan termasuk jenis Retribusi Perizinan Tertentu. Yang menjadi Objek Retribusi IMB adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan. Bangunan yang tidak termasuk Objek Retribusi IMB adalah pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, bangunan fungsi keagamaan dan bangunan fungsi sosial dan budaya non komersial.


(53)

Sedangkan Subjek Retribusi IMB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin mendirkan bangunan. Dan selanjutnya, yang menjadi Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

D. Struktur dan Besar Tarif Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

Atas jasa pelayanan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan dikenakan Retribusi. Setiap pekerjaan bangunan yang memerlukan izin dikenakan biaya-biaya yang terdiri dari biaya-biaya izin bangunan baru dan/atau biaya-biaya izin merubah bangunan. Sedangkan saat retribusi terutang adalah saat ditetapkannya Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang merupakan surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.

1. Perhitungan Tarif Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

a. Bangunan Gedung :

RIMB = LB X THDB per m² X Koefisien

Yang dimaksud dengan :

RIMB : Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah jumlah biaya retribusi IMB yang harus


(54)

dibayarkan kepada Pemerintah Daerah oleh orang pribadi atau Badan.

LB : Luas Bangunan.

THDB : Tarif Harga Dasar Bangunan m².

Koefisien : Presentase yang dikenakan sebagai angka pengkalian dalam komponen perhitungan Retribusi IMB .

b. Bangunan Bukan Gedung :

1. RIMB Pagar, Turap dan Tanggul = Panjang x Tinggi x Tarif 2. RIMB Pelataran/Lapangan = LB (Panjang x Lebar) x Tarif 3. RIMB Kolam = Panjang x Lebar x Tinggi x Tarif 4. RIMB Tower/Menara Seluler = LB (Panjang x Lebar) x Tarif 2. Tarif Harga Dasar Bangunan (THDB) per m² untuk bangunan baru milik orang pribadi atau Badan adalah sesuai tabel berikut ini :

Tabel 4 : Tarif Harga Dasar Bangunan (THDB) Per m² Untuk Bangunan Baru Milik Orang Pribadi Atau Badan

BANGUNAN TIDAK BERTINGKAT

BANGUNAN BERTINGKAT


(55)

(Rp) PERMANEN (Rp) (Rp) PERMANEN (Rp) 650.000,- 300.000,- 800.000,- 600.000,- Sumber : Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman

Modal Kabupaten Asahan

3. Tarif Harga Dasar Bangunan (THDB) untuk rehab/merubah bangunan milik orang pribadi atau Badan adalah sebagai berikut: a. Rehab berat adalah pekerjaan rehab atau perubahan konstruksi

bangunan yang ditetapkan sebesar 75 % dari Tarif Harga Dasar Bangunan (THDB) bangunan baru.

b. Rehab sedang adalah pekerjaan rehab atau perubahan konstruksi bangunan yang ditetapkan sebesar 45 % dari Tarif Harga Dasar Bangunan (THDB) bangunan baru.

c. Rehab ringan adalah pekerjaan rehab atau perubahan konstruksi bangunan yang ditetapkan sebesar 25 % dari Tarif Harga Dasar Bangunan (THDB) bangunan baru.

d. Menambah bangunan baru yang berdampingan ataupun pada lokasi bangunan lama ditetapkan sesuai dengan tarif izin baru. 1. Besar koefisien bangunan ditetapkan sebagai berikut :


(56)

Jenis

Bangunan Jumlah Lantai Permanen Semi Permanen Fungsi Hunian Tidak Bertingkat 1 % 1 %

Bertingkat :

Lantai I (dasar) 1 % 1 % Lantai II – III 1.5 % 1 %

Lantai IV- IX

Lantai X dst

2 % 2,5 %

- Fungsi Usaha Tidak Bertingkat 1,5 % 1 %

Bertingkat :

Lantai I (dasar) 1,5 % 1 % Lantai II – III 2 % 1,5 %

Lantai IV- IX

Lantai X dst

2,5 % 3 %

- Ganda/Campuran Tidak Bertingkat 1,5 % 1 %

Bertingkat :

Lantai I (dasar) 1,5 % 1 % Lantai II – III 2 % 1,5 %

Lantai IV- IX

Lantai X dst

2,5 % 3 %

- Sumber : Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman

Modal Kabupaten Asahan

2. Besaran Tarif Izin Mendirikan Bangunan Bukan Gedung adalah sebagai berikut:

Tabel 6: Besaran Tarif Izin Mendirikan Bangunan Bukan Gedung

Jenis Bangunan Tarif


(57)

b. Pelataran / Lapangan Rp. 3.000 / m2

c. Bangunan Kolam Rp. 5.000 / m3

Sumber : Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan

3. Khusus IMB Tower / Menara Seluler dikenakan tarif khusus dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

Tabel 7: Tarif Khusus IMB Tower / Menara Seluler

Ketinggian dari Permukaan Tanah Tarif < 40 m Rp. 100.000 / m2

41 – 50 Rp. 150.000 / m2

51 – 60 Rp. 200.000 / m2

61 dst Rp. 250.000 / m2

Sumber : Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan

E. Ketentuan Administrasi Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

1. Setiap bangunan harus memenuhi persyaratan administrasi yang meliputi:

a) Status hak atas tanahatau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah.

b) Status penggunaan ruang di atas atau di bawah tanah, atau hak penggunaan ruang di atas atau di bawah air dan/atau c) Status kepemilikan bangunan.


(58)

2. Pemerintah Daerah wajib melakukan pendataan bangunan untuk keperluan pembinaan tertib pembangunan dan pemanfaatan bangunan.

F. Ketentuan Larangan dan Sanksi Administrasi Retribusi Izin

Mendirikan Bangunan

Dalam pelaksanaannya, untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan setiap Wajib Retribusi harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Ketentuan Larangan tersebut adalah:

a. Dilarang melaksanakan pekerjaan bangunan sebelum memperoleh IMB dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

b. Dilarang membangun diatas pondasi lama sebelum pondasi tersebut diperiksa oleh Pejabat instansi teknis.

Apabila mendirikan bangunan tanpa dilengkapi IMB atau menyalahkahgunakan IMB dan terjadi pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Daerah, maka pemilik bangunan dapat dikenakan sanksi administrasi. Sanksi tersebut berupa:

a. Peringatan tertulis.

b. Pembatasan kegiatan pembangunan.

c. Penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan pelaksanaan bangunan pembangunan.

d. Penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan bangunan gedung.


(59)

e. Pembekuan izin. f. Pencabutan izin. g. Pembongkaran.

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Prosedur Izin Mendirikan Bangunan

Untuk memperoleh izin mendirikan bangunan terlebih dahulu pemohon harus mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan. Sebelum pemohon melakukan pengajuan permohonan izin mendirikan bangunan terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Persyaratan Pengajuan Permohonan

a. Surat Permohonan

b. Surat Rekomendasi Camat c. Photo Copy KTP Pemohon

d. Photo Copy Surat Tanah / Surat Keterangan Tanah

e. Surat Keterangan tidak silang sengketa dari Lurah/Kepala Desa f. Bukti Pelunasan Pajak Bumi Bangunan (PBB)

g. Pernyataan jaminan bangunan tidak runtuh (bertingkat) h. Gambar Bangunan.


(60)

i. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ataupun Upaya Kelolaan Lingkungan (UKL)/ Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) (bila diperlukan).

j. Rekomendasi/Advis Dinas Teknis.

Setelah Pemohon atau wajib Retribusi memenuhi persyaratan pengajuan permohonan, maka pemohon selanjutnya masuk ke tahap melakukan tata cara pemberian Izin Mendirikan Bangunan.

2. Tata Cara Pemberian Izin Mendirikan Bangunan

a. Pemohon datang ke Bagian Pelayanan Perizinan untuk mengajukan permohonan Izin Mendirikan Bangunan secara tertulis beserta persyaratan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

b. Petugas Pelayanan Perizinan segera menerima berkas permohonan Izin Mendirikan Bangunan untuk diverifikasi kelengkapan administrasinya sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Apabila berkas permohonan tidak lengkap maka berkas tersebut dikembalikan kepada pemohon untuk segera dilengkapi.

c. Penelitian lapangan/survey dilakukan oleh Kasubbid Penelitian Lapangan dan Tim Teknis terkait dan menetapkan jadwal penelitian lapangan/survey.

d. Penerbitan Berita Acara Penelitian Lapangan (BAP) diketahui/disetujui oleh pemohon dan ditandatangani oleh Kabid Penelitian dan Pengembangan.


(61)

e. Berita Acara Penelitian Lapangan tersebut diserahkan kepada Kasubbid Penetapan untuk diterbitkan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD) yang berisikan perhitungan jumlah retribusi yang harus dibayar oleh pemohon.

f. Penerbitan Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD) ditandatangani oleh Kabid Pendataan dan Penetapan diserahkan kepada pemohon.

g. Pemohon membayar retribusi pada Loket Penerimaan Pembayaran yang tersedia di Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan. Surat Izin mendirikan Bangunan diproses dan dicetak kemudian diparaf oleh Kasubbid Pelayanan Perizinan. h. Kepala Bidang Administrasi Perizinan memparaf Surat Izin

Mendirikan Bangungan dan diteruskan kepada Sekretaris Badan untuk diparaf.

i. Kepala Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan menandatangani Izin Mendirikan Bangunan. j. Surat Izin Mendirikan Bangunan yang telah ditandatangani

diberikan nomor dan tanggal oleh Kasubbid Pelayanan Perizinan. k. Surat Izin Mendirikan Bangunan distempel oleh Kasubbag umum. l. Kasubbid Pendataan menyimpan dan mengarsipkan Dokumen


(62)

m. Petugas pelayanan perizinan menerima kembali tanda terima berkas dari pemohon dan menyerahkan Petikan Surat Keputusan Izin Mendirikan Bangunan.

Sedangkan untuk jangka waktu penyelesaian penerbitan Izin Mendirikan Bangunan maksimal 3 (tiga) hari.

B. Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Kabupaten

Asahan

Retribusi IMB merupakan salah satu sumber penerimaan yang cukup potensial dalam meningkatkan pendapatan kas Kabupaten Asahan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penerimaan PAD daerah melalui Retribusi IMB Kabupaten Asahan yang cukup besar setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini Penulis menyajikan data dan informasi tentang penerimaan Retribusi IMB Kabupaten Asahan untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dan jumlah izin yang diterbitkan.

1. Data Statistik Jumlah Izin yang Diterbitkan dari Tahun 2010 s/d

Tahun 2012

Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan dalam kurun waktu tahun 2010 s/d 2012 telah menerbitkan ± 4.000 izin. Adapun jumlah izin yang diterbitkan dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(63)

G NO 1 2 3 Sumber : D diterbitka dilihat leb

Grafik 1: Ju

1500 1550 1600 1650 1700 1750 1800 1850 J L H I Z I N TAHU Tahun 2 Tahun 2 Tahun 2 : Kantor Ba

Kabupaten Dari tabel di an dari tahu

bih jelas pa umlah Pener

Tahun 2

UN 010 011 012 adan Penge n Asahan iatas menje un 2010 sam da grafik be rbitan Izin T

2010 JUMLAH elola Perizin elaskan terja mpai dengan erikut ini: Tahun 2010

Tahun 201

H IZIN YAN

1 1 1 nan Dan Pe adi peningk tahun 2012

0 - 2012

1 T NG DITER 1610 1793 1826 enanaman M katan jumla 2. Kondisi te

Tahun 2012

BITKAN

Modal ah izin yan ersebut dapa

ng at


(64)

Sumber : Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan

Posisi grafik diatas menunjukkan peningkatan kinerja Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan, sebab banyak faktor yang menyebabkan statistik perizinan diatas mengalami peningkatan. Beberapa faktor tersebut adalah:

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melegalitaskan usahanya atau melakukan pengurusan perizinannya. Walaupun demikian Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal terus melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengurus izin.

2. Pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Asahan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami perubahan yang cukup berarti terutama dari pembangunan perumahan, dan pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKN).

Pada bagian berikutnya akan diuraikan statistik perizinan berdasarkan jenis izin yang diterbitkan. Kondisi real data izin yang diterbitkan per jenis izin dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9: Jumlah Penerbitan Per Jenis Izin Tahun 2010 - 2012

NO JENIS IZIN JUMLAH IZIN


(65)

1 2 3 4 5 1 Izin Mendirikan Bangunan 253 401 384

2 Izin Gangguan 290 272 238

3 Izin Usaha Perikanan 0 4 0

4 Izin Sarang Burung Walet 0 0 0

5 Izin Usaha Pertambangan Umum 0 2 0

6 Izin Usaha Angkutan 6 4 7

7 Izin Jasa Konstruksi 35 71 121

8 Izin Usaha Perkebunan 3 5 5

9 Izin Air Bawah Tanah 75 10 23

10 Izin Usaha Pariwisata 35 24 24

11 Izin Sarana Kesehatan 100 152 164

12 Izin Reklame 95 65 64

13 Izin Perternakan 1 2 6

14 Izin Pembuangan Limbah Cair 7 10 5

15 Izin Usaha Perdagangan 710 771 785

Sumber : Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan

Kemudian dari ke-15 (lima belas) izin di atas dapat dilihat pada grafik berikut ini:


(66)

G

S

Grafik 2 : J

Sumber : G signifikan konstruks Ju tertinggi 2010, m mengalam 2011. D menyada tidak lan Kabupate 0 200 400 600 800 Jumlah Pene

Kantor B Kabupaten Grafik diata n yaitu peni si, izin saran

umlah Izin dalam pen mengalami p

mi penurun

Data statistik ari pentingny ngsung me en Asahan.

erbitan Per J

Badan Peng n Asahan as menunju ingkatan jum na kesehara Mendirika nerbitan izin peningkatan nan yang ti

k diatas m ya Izin Men emberikan

Untuk pera

Jenis Izin Ta

gelola Per ukkan penin

mlah izin m an, dan izin u

an Banguna nnya berjum n menjadi dak terlalu menunjukkan ndirikan Ba peranan p aturannya s

ahun 2010

-rizinan Da ngkatan jum endirikan b usaha perda an mendudu mlah sebesa 401 izin besar men

n bahwa m angunan, ha penting dal sendiri, Izin - 2012 n Penanam mlah izin angunan, iz agangan. uki posisi ar 253 izin pada tahun njadi 384 iz

masyarakat al ini secara

lam peneri n Mendirika

man Moda yang cuku zin usaha jas

Ke-2 (Dua n pada tahu n 2011 da zin di tahu

sudah mula tidak secar imaan PAD an Banguna 201 201 201 al up sa a) un an un ai ra D an 10 11 12


(67)

diterbitka Retribusi Tabel 10 JENIS 1 IM Sumber Ju atas dapa Grafik 3 Sumber an berdasar i Perizinan T

0: Jumlah Pe

S IZIN

1 MB

: Kantor Kabupa umlah Izin M at dijelaskan

3: Jumlah Pe

: Kantor Kabupate rkan Peratu Tertentu. Ko enerbitan Iz 2010 2 Badan Pen ten Asahan Mendirikan n pada grafik

enerbitan Iz Badan Pen en Asahan uran Daerah ondisi terseb zin Mendirik 20 3 253 ngelola Pe n n Bangunan k berikut ini zin Mendirik

ngelola Pe

h Nomor 1 but dapat di kan Bangun 011 3 401 erizinan Da Tahun 2010 i: kan Bangun erizinan Da

4 Tahun 2 ilihat pada t

an Tahun 20

2012

4 384 an Penana

0 s/d 2012 p

an Tahun 20

an Penana

2011 tentan abel berikut 010 – 2012

KET

5

aman Moda

pada tabel d

010 s/d 201

aman Moda ng t: al di 2 al


(68)

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa penerbitan Izin Mendirikan Bangunan terjadi peningkatan pada tahun2010 sampai 2011, dan terjadi penurunan yang tidak stabil ditahun berikutnya yaitu tahun 2012. Salah satu faktor penyebab kenaikan dari jumlah IMB seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah kenaikan kebutuhan akan kebutuhan perumahan dan juga pertumbuhan pembangunan perumahan yang dibangun pengembang.

2. Realisasi Jumlah Penerimaan Retribusi IMB Tahun 2010 s/d

Tahun 2012 dalam Rupiah

Jumlah penerimaan PAD yang dikelola Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan keadaan tahun 2010 s/d 2012 mencapai target yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11: Jumlah Penerimaan PAD dari Retribusi Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan Tahun 2010 – 2012

NO TAHUN

JUMLAH PENERIMAAN (Rp.)

TARGET REALISASI %


(69)

1 2010 1,243,000,000.00 2,004,279,061.00 161.25% 2 2011 1,618,263,850.00 2,119,059,498.00 130.95% 3 2012 2,090,483,148.30 2,098,278,431.00 100.37% Sumber : Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal

Kabupaten Asahan

Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa tahun 2010 dan tahun 2011 penerimaan pendapatan asli daerah yang dikelola Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan mengalami peningkatan dengan jumlah penerimaan sebesar Rp. 2.004.279.061,00 untuk tahun 2010 dan tahun 2011 juga mengalami kenaikan dengan jumlah penerimaan sebesar Rp. 2.119.059.498,00. Penerimaan tersebut lebih banyak diperoleh dari sumber penerimaan izin gangguan (HO) dan penerimaan izin mendirikan bangunan. Di Tahun 2012 mengalami penurunan dengan jumlah penerimaan menjadi Rp.2.098.278.431,00, walaupun demikian target yang ditetapkan dalam APBD masih tercapai sebesar 100,37%.

Hal ini juga disebabkan oleh masih terdapat minimnya kesadaran masyarakat dalam pengurusan perizinan sehingga terjadi perubahan/penurunan pada retribusi IMB, Izin Gangguan (HO) dan Izin Perikanan sesuai dengan Perda Nomor 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan tertentu. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada grafik berikut ini:


(70)

Grafik 4 Penanam Sumber Kabupate D PAD da penerima tersebut Asahan s Pengelola jelasnya d Tabel 1 Banguna

NO T

4: Jumlah Pe man Modal K

: Kantor en Asahan Dari data pen

ri IMB ter aan yang d sangat ber sendiri. Hal a Perizinan dapat diliha

2: Realisas n Yang Dite

TAHUN enerimaan R Kabupaten A Badan Pen nerimaan di rmasuk sum diberikan b rpengaruh t ini juga tida

dan Penan at dari tabel si Penerim erbitkan Tah JUM TARG Retribusi Ba Asahan Tahu ngelola Pe iatas menun mber pener bukanlah ju terhadap ke ak terlepas naman Moda berikut ini: aan Jumlah hun 2010 s/

MLAH IZI

GET

adan Pengelo un 2010 s/d

erizinan Da

njukkan bah rimaan terb umlah yang emajuan pe dari data ya al Kabupate

h Izin Retr /d 2012 dala

IN YANG D

REA ola Perizina 2012 an Penana hwa peranan besar karen g kecil, bah

embangunan ang telah dik

en Asahan. ribusi Izin am rupiah DITERBIT ALISASI an Dan aman Moda n penerimaa na kontribus hkan jumla n Kabupate kelola Bada Untuk lebi Mendirika TKAN % al an si ah en an ih an


(71)

1 2 3 4 5 1 2010 648,000,000.00 770,705,751.00 118.94% 2 2011 930,300,000.00 1,026,496,273.00 110.34% 3 2012 976,815,000.00 1,084,052,854.00 110.98% Sumber : Kantor Badan Pengelola Perizinan Dan Penanaman Modal

Kabupaten Asahan

Statistik realisasi jumlah penerimaan retribusi IMB keadaan tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 5: Jumlah Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Tahun 2010 s/d 2012


(72)

Sumber D mendirik penerima pada tahu akan ba meningka  200,0  400,0  600,0  800,0  1,000,0  1,200,0 : Kantor Kabupa Dari tabel kan banguna aan. Kenaik un 2010 sam angunan d atnya pemb  ‐ 000,000.00 000,000.00 000,000.00 000,000.00 000,000.00 000,000.00 Badan Pen ten Asahan diatas dap an selalu terc kan jumlah mpai denga an kenaika angunan pe 2010 ngelola Pe n pat dilihat capai dan te

penerimaa an tahun 20 an pendap erumahan ya 2011 erizinan Da bahwa ta erus mengal

n PAD dar 12 disebabk patan masy ang dilakuka 2012 an Penana arget pene lami kenaika

ri sektor re kan kenaika yarakat dit an pengemb

aman Moda

erimaan izi an target da etribusi IMB an kebutuha tambah lag bang. TARGET REALISAS al in an B an gi I


(73)

C. Faktor-faktor Penghambat Penerimaan Retribusi IMB

Kabupaten Asahan dan Upaya Penanggulangannya

Pada dasarnya penerimaan Retribusi IMB Kabupaten Asahan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun dalam pelaksanaannya, tidak jarang terdapat beberapa faktor penghambat dalam pencapaian penerimaan Retribusi IMB tersebut adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya tingkat pengetahuan Pemohon atau wajib retribusi. Rendahnya tingkat pengetahuan Pemohon atau wajib retribusi mengenai Prosedur dan Persyaratan mengenai pengajuan Retribusi IMB.

2. Rendahnya kesadaran Pemohon atau wajib retribusi dalam memenuhi kewajibannya.

Rendahnya kesadaran Pemohon atau wajib retribusi dalam memenuhi kewajibannya. Hal ini disebabkan mereka masih menganggap tarif yang dikenakan mahal atau tinggi, sehingga para pemohon terkesan enggan untuk melakukan pengurusan retribusi IMB tersebut.

3. Kepentingan tertentu pemohon atau wajib retribusi

Kepentingan tertentu pemohon atau wajib retribusi yang dimaksudkan adalah dalam pengajuan urusan tertentu pemohon atau wajib retribusi ke Bank harus terdapat Bukti pengurusan IMB


(74)

makanya pemohon baru mengajukan IMB. Kalau tidak ada kepentingan pemohon atau wajib retribusi tidak mau mengajukan IMB.

Untuk menanggulangi faktor-faktor penghambat penerimaan Retribusi IMB tersebut, Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal melakukan beberapa upaya penanggulangan. Adapun upaya penanggulangan tersebut yaitu :

1. Melalui ekstensifikasi.

2. Terus melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengurus izin terutama Izin Mendirikan Bangunan kepada masyarakat akan pentingnya melegalitaskan bangunannya atau melakukan pengurusan perizinannya, misalnya seminar atau pemasangan spanduk .

3. Bekerjasama dengan pihak kecamatan atau pihak-pihak yang lebih berwenang diantaranya yaitu Dinas perhubungan, Dinas Tata kota, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

4. Menjelaskan secara jelas dan rinci akan proses, prosedur, persyaratan untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan.

5. Memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang akan mengajukan perolehan Izin Mendirikan Bangunan.


(75)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dikemukakan pada Bab-bab terdahulu maka Penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan Pemohon atau Wajib Retribusi terlebih dahulu harus melaksanakan beberapa tahap yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah . Tahap-tahap tersebut berupa pengajuan permohonan izin mendirikan bangunan, kemudian dilanjutkan ke tahap pemberian Izin Mendirikan Bangunan di Bagian Pelayanan Perizinan.

2. Peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan terhadap PAD Kabupaten Asahan sangat besar bahkan retribusi ini selalu memberikan penerimaan yang besar ke kas daerah maka Retribusi IMB termasuk sumber penerimaan terbesar yang dimiliki Kabupaten Asahan. Pada tahun 2010 dan 2011 mengalami peningkatan hanya pada tahun 2012 terjadi penurunan. Namun, target penerimaan izin mendirikan bangunan selalu tercapai dan terus mengalami kenaikan target dan penerimaan.


(76)

3. Dalam pengenaan retribusi IMB, apabila telah diterbitkan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD) yang berisikan perhitungan jumlah retribusi yang harus dibayar oleh pemohon. dan penerbitan Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD) ditandatangani oleh Kabid Pendataan dan Penetapan, Pemohon membayar retribusi pada Loket Penerimaan Pembayaran yang tersedia di Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

B. Saran

Sebagai hasil akhir dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini Penulis mengurai beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan masukan. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan dalam pemberian penerbitan Izin Mendirikan Bangunan hendaknya tetap memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang akan mengajukan Izin Mendirikan Bangunan. Sehingga masyarakat merasa mendapatkan pelayanan yang terbaik dan meningkatkan kepatuhannya dalam pengurusan Izin Mendirikan Bangunan.

2. Dalam peningkatan peranan penerimaan Retribusi IMB dan izin lainnya, terus melakukan sosialisasi untuk meningkatkan


(77)

kesadaran masyarakat mengurus izin serta terus menunjukkan peningkatan kinerja Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan. Sehingga hasil yang diperoleh kedepannya semakin lebih baik.

3. Diharapkan tetap menjaga sistem pembayaran yang dapat mempermudah wajib retribusi atau pemohon dalam melakukan kewajibannya membayar retribusi IMB. Sehingga wajib retribusi atau pemohon semakin mempercepat penyelesaian kewajibannya dalam membayar retribusi IMB dan tidak menunda pembayaran .


(1)

makanya pemohon baru mengajukan IMB. Kalau tidak ada kepentingan pemohon atau wajib retribusi tidak mau mengajukan IMB.

Untuk menanggulangi faktor-faktor penghambat penerimaan Retribusi IMB tersebut, Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal melakukan beberapa upaya penanggulangan. Adapun upaya penanggulangan tersebut yaitu :

1. Melalui ekstensifikasi.

2. Terus melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengurus izin terutama Izin Mendirikan Bangunan kepada masyarakat akan pentingnya melegalitaskan bangunannya atau melakukan pengurusan perizinannya, misalnya seminar atau pemasangan spanduk .

3. Bekerjasama dengan pihak kecamatan atau pihak-pihak yang lebih berwenang diantaranya yaitu Dinas perhubungan, Dinas Tata kota, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

4. Menjelaskan secara jelas dan rinci akan proses, prosedur, persyaratan untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan.

5. Memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang akan mengajukan perolehan Izin Mendirikan Bangunan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dikemukakan pada Bab-bab terdahulu maka Penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan Pemohon atau Wajib Retribusi terlebih dahulu harus melaksanakan beberapa tahap yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah . Tahap-tahap tersebut berupa pengajuan permohonan izin mendirikan bangunan, kemudian dilanjutkan ke tahap pemberian Izin Mendirikan Bangunan di Bagian Pelayanan Perizinan.

2. Peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan terhadap PAD Kabupaten Asahan sangat besar bahkan retribusi ini selalu memberikan penerimaan yang besar ke kas daerah maka Retribusi IMB termasuk sumber penerimaan terbesar yang dimiliki Kabupaten Asahan. Pada tahun 2010 dan 2011 mengalami peningkatan hanya pada tahun 2012 terjadi penurunan. Namun, target penerimaan izin mendirikan bangunan selalu tercapai dan terus mengalami kenaikan target dan penerimaan.


(3)

3. Dalam pengenaan retribusi IMB, apabila telah diterbitkan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD) yang berisikan perhitungan jumlah retribusi yang harus dibayar oleh pemohon. dan penerbitan Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD) ditandatangani oleh Kabid Pendataan dan Penetapan, Pemohon membayar retribusi pada Loket Penerimaan Pembayaran yang tersedia di Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

B. Saran

Sebagai hasil akhir dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini Penulis mengurai beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan masukan. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan dalam pemberian penerbitan Izin Mendirikan Bangunan hendaknya tetap memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang akan mengajukan Izin Mendirikan Bangunan. Sehingga masyarakat merasa mendapatkan pelayanan yang terbaik dan meningkatkan kepatuhannya dalam pengurusan Izin Mendirikan Bangunan.

2. Dalam peningkatan peranan penerimaan Retribusi IMB dan izin lainnya, terus melakukan sosialisasi untuk meningkatkan


(4)

kesadaran masyarakat mengurus izin serta terus menunjukkan peningkatan kinerja Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan. Sehingga hasil yang diperoleh kedepannya semakin lebih baik.

3. Diharapkan tetap menjaga sistem pembayaran yang dapat mempermudah wajib retribusi atau pemohon dalam melakukan kewajibannya membayar retribusi IMB. Sehingga wajib retribusi atau pemohon semakin mempercepat penyelesaian kewajibannya dalam membayar retribusi IMB dan tidak menunda pembayaran .


(5)

.

DAFTAR PUSTAKA

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat. Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Darwin. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. : Jakarta: Mitra Wacana media.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Terpadu Satu Pintu.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 503/125/PUOD tanggal 16 Januari 1997

tentang Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu Perizinan Satu Atap di Daerah.


(6)

Surat Keputusan Bupati Asahan Nomor 11 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Badan Pengelola Perizinan Kabupaten Asahan.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Asahan.

Peraturan Bupati Asahan Nomor 35 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan.

Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu.

Peraturan Bupati Asahan Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Ketentuan Garis Sempadan Dan Tata Cara Serta Persyaratan Perubahan Izin Gangguan Retribusi Perizinan Tertentu.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu)

4 112 94

Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendidirikan Bangunan

19 165 120

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal dan Dampaknya terhadap Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan

1 52 87

Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemkab/Pemko di SUMUT.

3 62 88

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dalam Meningkatkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pada Tata Ruang, Perumahan dan Pemukiman Pemerintah Kota Binjai.

41 217 116

PERANAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN Peranan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Ekskaresidenan Banyumas.

0 1 14

PERANAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN Peranan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Ekskaresidenan Banyumas.

0 0 17

PELAKSANAAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN RUMAH DALAM MENUNJANG PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN SIJUNJUNG.

0 2 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Mandiri (PKLM) - Prosedur dan Peranan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Asahan

0 0 16