Pembuatan Plat KLT Preparatif Pemisahan Senyawa Antrakuinon dari Fraksi Etilasetat dengan cara KLT Preparatif Pemurnian Kristal Hasil Preparatif Hasil Identifikasi Tumbuhan Hasil Pemeriksaan Makroskopik Umbi Bawang Sabrang

3.9 Analisis Fraksi Etilasetat dengan cara Kromatografi Lapis Tipis KLT

Fraksi etilasetat yang diperoleh dianalisis dengan cara KLT menggunakan plat pra lapis silika gel GF 254 dengan berbagai macam fase gerak yaitu petroleum eter-etilasetat-asam formiat 75:25:1, petroleum eter-etilasetat-air 75:25:1 dan etilasetat-metanol-air 100:17:13 Wagner, et al., 1984. Benzen-aseton 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, kloroform-etilasetat 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5 dan n.propanol-etilasetat 8:2, 7:3, 5:5, 3:7. Sebagai penampak bercak adalah pereaksi kalium hidroksida KOH 10 dalam etanol. Fraksi etilasetat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel GF 254 kemudian dimasukkan ke dalam chamber yang masing-masing telah dijenuhkan dengan uap fase gerak dan ditutup rapat. Setelah elusi selesai plat dikeluarkan dari chamber, dikeringkan kemudian plat disemprot dengan penampak bercak KOH 10, warna bercak yang terjadi diamati dan dihitung harga Rf-nya.

3.10 Pembuatan Plat KLT Preparatif

Sebanyak 7 g silika gel GF 254 ditambahkan air suling dengan perbandingan 1 : 2 dan dihomogenkan sampai didapat suspensi yang seragam tanpa terjadi gelembung udara ataupun gumpalan, kemudian suspensi segera dituangkan ke plat kaca ukuran 20 x 20 cm yang telah dibebaslemakkan dengan pelarut metanol. Plat yang sudah dilapisi dibiarkan kering kemudian diaktifkan dalam oven pada suhu 100 C selama 1 jam. Universitas Sumatera Utara

3.11 Pemisahan Senyawa Antrakuinon dari Fraksi Etilasetat dengan cara KLT Preparatif

Terhadap fraksi etilasetat dilakukan pemisahan dengan cara KLT preparatif menggunakan fase diam silika gel GF 254 , fase gerak benzen : aseton 8:2 dan penampak bercak KOH 10. Fraksi etilasetat ditotolkan berupa pita pada plat KLT preparatif berukuran 20 x 20 cm yang telah di aktifkan, setelah kering plat dimasukkan ke dalam chamber yang telah jenuh dengan uap fase gerak, kemudian fase gerak dibiarkan naik sampai batas pengembangan. Setelah elusi selesai plat dikeluarkan dari chamber lalu dikeringkan, bagian tepi dari plat disemprot dengan penampak bercak KOH 10. Bagian plat silika yang sejajar dengan bercak yang memberikan hasil positif dengan penampak bercak KOH 10, dikerok kemudian dilarutkan dalam pelarut metanol.

3.12 Pemurnian Kristal Hasil Preparatif

Kristal hasil KLT preparatif dimurnikan dengan cara dicuci berulang-ulang dengan metanol dingin hingga diperoleh kristal berbentuk jarum.

3.13 Uji Kemurnian Senyawa Antrakuinon Hasil KLT Preparatif

Terhadap isolat yang diperoleh dilakukan uji kemurnian dengan KLT satu arah dan dua arah menggunakan fase diam plat pra lapis silika gel GF 254, fase gerak yang sesuai dan penampak bercak KOH 10. Universitas Sumatera Utara

3.13.1 Pengujian dengan KLT Satu Arah

Isolat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel GF 254 , setelah kering dimasukkan ke dalam chamber yang telah jenuh dengan uap fase gerak. Setelah fase gerak mencapai batas pengembangan plat dikeluarkan dari chamber, diamati bercaknya kemudian disemprot dengan penampak bercak KOH 10. Amati warna yang terbentuk dan dihitung harga Rf.

3.13.2 Pengujian dengan KLT Dua Arah

Isolat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel GF 254, lalu dimasukkan ke dalam chamber yang telah dijenuhkan dengan uap fase gerak I, setelah elusi selesai, plat dikeluarkan dari chamber dan dikeringkan. Selanjutnya dielusi kembali dengan fase gerak II dengan arah yang berbeda, plat dikeluarkan, dikeringkan dan diamati bercaknya kemudian disemprot dengan penampak bercak KOH 10. Diamati warna yang terbentuk dan dihitung harga Rf. 3.14 Identifikasi Isolat 3.14.1 Identifikasi Isolat dengan Spektrofotometri UltravioletVisibel Karakterisasi isolat dilakukan secara spektrofotometri ultravioletvisibel dengan melarutkan isolat dalam metanol, kemudian dimasukkan ke dalam kuvet yang terlebih dahulu dibilas dengan larutan sampel dan diukur panjang gelombang pada 200-800 nm. Universitas Sumatera Utara

3.14.2 Identifikasi Isolat dengan Spektrofotometri Inframerah

Karakterisasi isolat secara spektrofotometri inframerah dilakukan dengan cara mencampurkan isolat dengan kalium bromida hingga homogen kemudian dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer inframerah, lalu diukur absorbansinya pada frekuensi 4000-500 cm -1 . Universitas Sumatera Utara Bagan Isolasi Senyawa Antrakuinon dari Fraksi Etilasetat sebagai berikut : Di KLT satu arah dan Kristal Isolat murni dikarakterisasi secara Spektrum di KLT, fasegerak yang sesuai dan penampak bercak yang sesuai Kromatogram di KLT preparatif, fasegerak yang sesuai dan penampak bercak yang sesuai Fraksi-fraksi F Rekristalisasi dengan pelarut metanol dingin Fraksi etilasetat kental Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI, Bogor adalah tumbuhan bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr suku Iridaceae. Hasil identifikasi dan gambar tumbuhan dapat dilihat pada lampiran 1-2 halaman 52-53.

4.2 Hasil Pemeriksaan Makroskopik Umbi Bawang Sabrang

Hasil pemeriksaan makroskopik umbi dari bawang sabrang segar Eleutherine palmifolia L. Merr adalah berbentuk bulat telur memanjang, berwarna merah dan tidak berbau, serta berasa pahit. Umbi lapis terdiri dari 5-6 lapisan dengan pangkal daun di tengahnya dan biasanya memiliki panjang 4-5 cm dan diameter 1-3 cm, hasil ini sama dengan yang tertera pada Heyne 1987 dan Depkes 1989.

4.3 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia