Pelayanan Informasi Obat PIO Konseling

49 c. melakukan penilaian terhadap kepatuhan dan pemahaman pasien terhadap obat yang digunakan. d. melakukan penilaian rasionalitas obat yang diresepkan. e. memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan alat bantu kepatuhan minum obat concordance aids.

C. Pelayanan Informasi Obat PIO

RSUP H. Adam Malik memiliki suatu unit Pusat Informasi Obat yang memberikan informasi obat yang benar bagi pasien dan keluarga pasien dalam menggunakan obat yang benar. Informasi tentang penggunaan obat tersebut diberikan oleh apoteker yang bertugas di Pusat Informasi Obat setiap hari, sehingga pasien dan keluarga pasien dapat memahami penggunaan obat yang benar dan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani proses penyembuhan penyakit. Pelayanan Informasi Obat adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak diluar rumah sakit. Tujuan : a. menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah sakit. b. menunjang penggunaan obat yang rasional. Kegiatan : 1. menjawab pertanyaan. 2. menerbitkan buletin, leaflet, poster. Universitas Sumatera Utara 50 3. menyediakan informasi bagi Komite Sub Komite Farmasi dan Terapi sehubungan dengan penyusunan Formularium Rumah Sakit. 4. bersama dengan PKMRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap. 5. melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya. 6. melakukan penelitian. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: 1. sumber daya manusia 2. tempat 3. perlengkapan

D. Konseling

Konseling obat adalah suatu proses diskusi antara apoteker dengan pasien keluarga pasien yang dilakukan secara sistematis untuk memberikan kesempatan kepada pasienkeluarga pasien mengeksplorasikan diri dan membantu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran sehingga pasienkeluarga pasien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam penggunaan obat yang benar termasuk swamedikasi. Tujuan umum konseling adalah meningkatkan keberhasilan terapi, memaksimalkan efek terapi, meminimalkan resiko efek samping, meningkatkan cost effectiveness dan menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi. Kegiatan yang dilakukan di konseling dimulai dari: a. membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien. Universitas Sumatera Utara 51 b. mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui Three Prime Questions. c. menggali informasi lebih lanjut dengan memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat. d. memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan obat. e. dokumentasi. Faktor yang diperhatikan: 1. kriteria pasien • Pasien kondisi khusus pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan ginjal, ibu hamil dan menyusui. • Pasien dengan terapi jangka panjangpenyakit kronis TB, DM, epilepsi, dan lain-lain. • Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit digoksin, phenytoin. • Pasien yang menggunakan banyak obat polifarmasi. • Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan rendah. 2. sarana dan prasarana • Ruangan atau tempat konseling. • Alat bantu konseling kartu pasiencatatan konseling.

E. Pemantauan Terapi Obat PTO