Formularium Rumah Sakit Pemilihan Perencanaan

22 5. mengembangkan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat. 6. membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional. 7. membuat Pedoman Penggunaan Antibiotik Siregar dan, 2004.

2.4 Formularium Rumah Sakit

Berdasarkan Kepmenkes No. 1197MENKESSKX2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, formularium adalah himpunan obat yang diterimadisetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan. Penyusunan formularium rumah sakit merupakan tugas PFT. Adanya formularium diharapkan dapat menjadi pegangan para dokter staf medis fungsional dalam memberi pelayanan kepada pasien sehingga tercapai penggunaan obat yang efektif dan efisien serta mempermudah upaya menata manajemen kefarmasian di rumah sakit Siregar dan Amalia, 2004. Suatu sistem formularium rumah sakit yang dikelola dengan baik mempunyai tiga kegunaan, yaitu: 1. untuk membantu meyakinkan mutu dan ketepatan penggunaan obat dalam rumah sakit. 2. sebagai edukasi bagi staf tentang terapi obat yang tepat. 3. memberi rasio manfaat yang tinggi dengan biaya yang minimal Siregar dan Amalia, 2004. Universitas Sumatera Utara 23

2.5 Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS

IFRS adalah suatu bagian di rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian Siregar dan Amalia, 2004. Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut. Berdasarkan Kepmenkes No. 1197MENKESSKX2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, struktur organisasi instalasi farmasi rumah sakit mencakup penyelenggaraan pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu.

2.5.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Berdasarkan KepMenKes No 1197MENKESSKX2004, fungsi pelayanan farmasi rumah sakit sebagai pengelola perbekalan farmasi adalah: 1. memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit dan merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara efektif, efesien dan optimal. 2. mengadakan perbekalan farmasi berpedoman kepada perencanaan yang telah dibuat sesuai kebutuhan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara 24 3. memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi pelayanan kesehatan di rumah sakit. 4. menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku. 5. menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian. 6. mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit. Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan .

a. Pemilihan

Merupakan proses kegiatan mulai dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat essensial, standarisasi hingga menjaga dan memperbaharui standar obat. Penentuan seleksi obat merupakan peran aktif apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi untuk menetapkan kualitas dan efektifitas, serta jaminan transaksi pembelian .

b. Perencanaan

Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat Universitas Sumatera Utara 25 dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain: konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Pedoman perencanaan berdasarkan: 1. DOEN, formularium rumah sakit, Standar Terapi Rumah Sakit, ketentuan setempat yang berlaku. 2. data catatan medik 3. anggaran yang tersedia 4. penetapan prioritas 5. siklus penyakit 6. sisa persediaan 7. data pemakaian periode yang lalu 8. perencanaan pengembangan

c. Pengadaan