Depo Farmasi merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.

78 administrasi pada direktorat keuangan dan IFRS sendiri. Masalah ini juga terkait dengan PBFdistributor yang terlibat, sehingga sangat diperlukan koordinasi yang intensif antara ketiga pihak tersebut. Selain itu P2E juga perlu memberitahukan kekosongan barang kepada seluruh unit pelayanan farmasi, sehingga dengan adanya komunikasi tidak ada saling menyalahkan antara pihak yang satu dengan yang lain dan juga pelayanan pasien tidak terganggu.

4.2.4 Depo Farmasi

Depo farmasi merupakan perpanjangan tangan dari instalasi farmasi yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi ke pasien yang ada di instalasi Rindu A, Rindu B, IGD dan CMU lantai III. Perbekalan farmasi didistribusikan secara sistem one day dose dispensing untuk obat injeksi, three days dose dispensing untuk obat oral dan floor stock. Depo farmasi rindu A melayani kebutuhan obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai AKHP untuk pasien Jamkesmas dan Askes yang ada di ruangan rawat inap terpadu A. Sistem distribusi obat pada depo farmasi rindu A adalah dengan sistem one day dose dispensing untuk obat injeksi maupun oral. Pengendalian obat-obat mahal dilakukan dengan cara pengecekan dari status pasien, pencatatan tersendiri keluarnya obat serta pengembalian wadah bekas. Sementara itu, depo farmasi rindu B melayani kebutuhan obat dan AKHP untuk pasien Jamkesmas dan Askes yang ada di ruangan Rawat inap terpadu B. Sistem distribusi obat di depo farmasi rindu B adalah sistem one day dose dispensing untuk obat injeksi dan three days dose dispensing untuk obat oral. Universitas Sumatera Utara 79 Rindu B menerapkan sistem distribusi obat three days dose dispensing untuk obat oral karena keterbatasan jumlah dari petugas depo. Sistem distribusi obat yang tepat ke pasien adalah dengan menggunakan sistem unit dose dispensing yaitu pemberian obat oleh petugas depo per waktu penggunaan obat, sehingga penggunaan obat oleh pasien lebih terpantau dan terjadwal. Namun hal ini belum dapat diterapkan oleh depo farmasi rindu A dan B karena keterbatasan SDM dari apoteker. Dalam melakukan pelayanan di depo farmasi, juga dibutuhkan ruangan yang cukup besar dan nyaman, namun pada depo farmasi rindu A, ruangannya cukup sempit dan padat sehingga petugas tidak dapat bekerja dengan nyaman serta kemungkinan terjadi medication error lebih besar. Depo CMU lantai III melayani pendistribusian perbekalan kesehatan untuk pasien Jamkesmas, Askes dan umum dan kebutuhan pasien pada Instalasi Bedah Pusat IBP dan Instalasi Perawatan Intensif IPI. CMU lantai III melayani kamar operasi, recovery room, pasca bedah, ICU dan ICU jantung. Depo farmasi IGD melayani kebutuhan obat dan AKHP untuk pasien yang ada di IGD.

4.2.5 Apotek