25 Sementara itu, batasan usia remaja untuk masyarakat Indonesia adalah
antara 11 sampai 24 tahun dan belum menikah. Dengan pertimbangan bahwa usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai
tampak, sedangkan batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal untuk individu yang belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial
maupun psikologis. Individu yang sudah menikah dianggap dan diperlakukan sebagai individu dewasa penuh sehingga tidak lagi digolongkan sebagai remaja
Sarwono, 2000. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa remaja
adalah periode perkembangan dari anak-anak ke dewasa awal yang mencakup perubahan fisik, sosial, kognitif, emosional dan mental yang berlangsung antara
usia 12 atau 13 tahun hingga 18 atau 21 tahun.
2. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Dalam Hurlock 1999, semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku kekanak-kanakan dan
mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Adapun tugas perkembangan masa remaja adalah :
a. Mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita. b.
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. c.
Mencapai peran sosial pria dan wanita. d.
Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
Universitas Sumatera Utara
26 e.
Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya.
3. Ciri-ciri Masa Remaja Madya 15 – 18 tahun
Pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada kecenderungan narcisistik yaitu mencintai dirinya sendiri, dengan cara lebih
menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu harus
memilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis dan sebagainya. Pada tahap inilah hubungan persahabatan dengan lawan
jenis mulai meningkat Genmbeck, Siebenbruner, Collins, 2004. Hubungan persahabatan lawan jenis yang meningkat tersebut disebabkan karena adaptasi
remaja madya terhadap interaksi lawan jenis sudah berkembang dengan baik. Interaksi lawan jenis yang dilakukan remaja madya dapat berupa teman
biasa, sahabat dan pacar. Umumnya pada usia remaja madya seseorang berinteraksi dengan sebayanya. Demikian halnya untuk dijadikan sahabat, mereka
pada umumnya memilih teman sebaya, bisa teman di sekolah, di klub olah raga, organisasi, dan komunitas lain dimana keduanya sering berkomunikasi Harvey,
2003
4. Perkembangan emosi remaja
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “storm and stress” badai dan tekanan, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi
Universitas Sumatera Utara
27 sebagai akibat dari perubahan fisik. Meningginya keadaan emosi terutama karena
anak laki-laki dan wanita berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Meskipun emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan
tampaknya irrasional, tetapi pada umumnya dari tahun ke tahun terjadi perbaikan perilaku emosional Hurlock, 1998.
Menurut Gessel dkk Hurlock, 1998, remaja yang berusia empat belas tahun sering kali mudah marah, mudah dirangsang, dan emosinya cenderung
meledak, tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja enam belas tahun mengatakan bahwa mereka tidak punya keprihatinan. Jadi adanya
badai dan tekanan dalam periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal masa remaja.
Masa remaja merupakan masa dimana emosi menjadi meningkat. Intensitas emosi remaja biasanya terlihat tidak seimbang dengan keadaan mereka.
Seringnya remaja tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka dengan baik. Terkadang mereka menjadikan orang tua atau saudara sebagai sasaran kemarahan
atau perasaan mereka terhadap orang lain Santrok, 2002.
5. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja