27 sebagai akibat dari perubahan fisik. Meningginya keadaan emosi terutama karena
anak laki-laki dan wanita berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Meskipun emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan
tampaknya irrasional, tetapi pada umumnya dari tahun ke tahun terjadi perbaikan perilaku emosional Hurlock, 1998.
Menurut Gessel dkk Hurlock, 1998, remaja yang berusia empat belas tahun sering kali mudah marah, mudah dirangsang, dan emosinya cenderung
meledak, tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja enam belas tahun mengatakan bahwa mereka tidak punya keprihatinan. Jadi adanya
badai dan tekanan dalam periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal masa remaja.
Masa remaja merupakan masa dimana emosi menjadi meningkat. Intensitas emosi remaja biasanya terlihat tidak seimbang dengan keadaan mereka.
Seringnya remaja tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka dengan baik. Terkadang mereka menjadikan orang tua atau saudara sebagai sasaran kemarahan
atau perasaan mereka terhadap orang lain Santrok, 2002.
5. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja
Kematangan seksual pada remaja menyebabkan munculnya minat seksual dan keingintahuan remaja tentang seksual. Perkembangan minat seksual ini
menyebabkan masa remaja disebut juga dengan ”masa keaktifan seksual” yang tinggi, yang merupakan masa ketika masalah seksual dan lawan jenis menjadi
Universitas Sumatera Utara
28 bahan pembicaraan yang menarik dan penuh dengan rasa ingin tahu tentang
masalah seksual Imran, 2000. Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masa remaja, dipengaruhi
oleh berfungsinya hormon-hormon seksual testosteron untuk laki-laki dan progesteron estrogen untuk wanita. Hormon-hormon inilah yang berpengaruh
terhadap dorongan seksual remaja Imran, 2000. Hal ini didukung oleh pendapat Monks 1999, dimana pertumbuhan kelenjar seks seseorang telah sampai pada
taraf matang saat akhir masa remaja, sehingga fokus utama pada fase ini biasanya lebih diarahkan pada perilaku seksual dibandingkan pertumbuhan kelenjar seks itu
sendiri. Pada kehidupan sosial remaja, perkembangan organ seksual mempunyai
pengaruh dalam minat remaja terhadap lawan jenis. Remaja dapat memperoleh teman baru, dan mengadakan jalinan cinta dengan lawan jenisnya yang kemudian
dimunculkan dalam bentuk berpacaran. Menurut Rahman dan Hirmaningsih dalam Mayasari, 2000 adanya dorongan seksual dan rasa cinta membuat remaja
ingin selalu dekat dan mengadakan kontak fisik dengan pacar. Kedekatan fisik inilah yang akan mengarah pada perilaku seksual dalam pacaran.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kematangan seksual pada remaja menyebabkan munculnya minat seksual dan keingintahuan remaja tentang
seksual. Pada masa-masa seperti inilah remaja mulai menunjukkan perilaku- perilaku seksual dalam upaya memenuhi dorongan seksualnya. Perilaku seksual
merupakan perilaku yang bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis dan memperoleh teman baru kemudian dimunculkan dalam bentuk pacaran. Aktivitas
Universitas Sumatera Utara
29 seksual dianggap sebagai hal yang lazim dilakukan remaja yang berpacaran
sebagai ekspresi rasa cinta dan kasih sayang.
D. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Perilaku Seksual pada Remaja