dari sel folikel diklasifikasikan sebagai sex cord-stromal tumor
, terutama tumor sel granulosa dan tumor yang berasal dari stroma ovarium
adalah sarkoma. Akan tetapi, angka kejadian tumor ovarium nonepitelial kecil sekali sehingga angka kejadian tumor ovarium epitelial
dianggap angka kejadian seluruh kanker ovarium. Pada penelitian Iqbal 2002-2006 di Medan, ditemukan 105 kasus kanker ovarium, yaitu 84
kasus 80 kanker ovarium jenis epitel dan 21 kasus 20 kanker ovarium nonepitel.
2,3,5,13
2.1.2. Diagnosis
Melihat topografi ovarium hampir tak memungkinkan untuk melakukan deteksi dini tumor ganas ovarium oleh karena letaknya
sangat tersembunyi. Diagnosis didasarkan atas 3 gejalatanda yang biasanya muncul dalam perjalanan penyakitnya yang sudah agak
lanjut:
2,14,15
a. Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasi ke jaringan sekitar.
b. Gejala diseminasipenyebaran yang diakibatkan oleh implantasi peritoneal dan bermanifestasi adanya asites.
c. Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi, atau hiperestrogenisme; intensitas gejala ini sangat
bervariasi dengan tipe histologik tumor dan usia penderita. Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan
mendapatkan tumor atau massa di dalam panggul dengan bermacam- macam konsistensi mulai dari massa yang kistik sampai yang
padat.
14,15
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
Universitas Sumatera Utara
a. Ultrasonografi Merupakan cara pemeriksaan noninvasif yang relatif murah.
Pemakaian USG dapat membedakan tumor kistik dengan tumor yang padat. Pada tumor dengan bagian-bagian padat ekogenik
persentase keganasan makin meningkat. Sebaliknya, pada tumor kistik tanpa ekointernal anekogenik kemungkinan keganasan
menurun.
2
Pemakaian USG Color
Doppler dapat membedakan tumor ovarium jinak dengan tumor ovarium ganas. Modalitas ini
didasarkan kepada analisis gelombang suara Doppler RI, PI, dan Velocity
dari pembuluh-pembuluh darah tumor yang menunjukkan peningkatan arus darah diastolik dan perbedaan kecepatan arus
darah sistolik dan diastolik.
2
b. Computed Tomography Scan
CT- scan
Pemakaian CT- scan
untuk diagnosis tumor ovarium juga sangat bermanfaat. Dengan CT-
scan dapat diketahui ukuran tumor primer,
adanya metastasis ke hepar dan kelenjar getah bening, asites, dan penyebaran ke dinding perut.
2
CT- scan
kurang disenangi karena 1 risiko radiasi, 2 risiko reaksi alergi terhadap zat kontras, 3 kurang tegas dalam
membedakan tumor kistik dengan tumor padat, dan 4 biaya mahal.
2
c. Magnetic Resonance Imaging
MRI Jika dibandingkan dengan CT-
scan , MRI tidak lebih baik dalam
hal diagnostik, menggambarkan penjalaran penyakit, dan menentukan lokasi tumor di abdomen atau pelvis.
2
d. Pemeriksaan Tumor Marker
CA 125
Universitas Sumatera Utara
CA 125 adalah antigen yang dihasilkan oleh epitel coelom
sel mesotelial pleura, pericardium dan peritoneum dan epitel saluran
muller tuba, endometrium dan endoserviks. Permukaan epitel ovarium dewasa tidak menghasilkan CA 125, kecuali kista inklusi,
permukaan epitel ovarium yang mengalami metaplasia dan yang mengalami pertumbuhan kapiler. Kadar normal paling tinggi yang
disepakati untuk CA 125 adalah 35 Uml. Pemeriksaan kadar CA 125 ini mempunyai spesifisitas dan
positive predictive value yang
rendah. Hal ini karena pada kanker lain seperti kanker pankreas, kanker mammae, kanker kandung kemih, kanker liver, dan kanker
paru, kadar CA 125 juga meningkat. Di samping itu, pada keadaan bukan kanker seperti mioma uteri, endometriosis, kista jinak
ovarium, abses tuboovarian, sindroma hiperstimulasi ovarium, kehamilan ektopik, kehamilan, dan menstruasi, kadar CA 125 juga
meningkat.
2,16
2.1.3. Angiogenesis Kanker Ovarium