Beban Terpusat pada Balok

Untuk penampang tak kompak dengan nilai λ p λ λ r , maka besarnya tahanan momen nominal dihitung dengan melakukan interpolasi linear. Langkah ini menghasilkan persamaan sabagai berikut: r p r p p p r r n M M M               2.14 Dengan: λ = kelangsingan penampang balok = b2t f λ r , λ p = ditampilkan dalam tabel 7.5-1 Peraturan Baja SNI 03-1729-2002

2.5.3.3 Beban Terpusat pada Balok

Ketika menerima beban terpusat, balok akan mengalami leleh lokal akibat tegangan tekan yang tinggi diikuti dengan terjadinya tekuk inelastik pada daerah web yaitu di sekitar lokasi beban terpusat tersebut. Gaya tumpu perlu R u pada pelat web harus memenuhi: n u R R    2.15 Dengan: ϕ = faktor reduksi R n = kuat tumpu nominal pelat web akibat beban terpusat Jika persamaan 2.15 dipenuhi, maka tidak diperlukan pengaku stiffener pada pelat web. Besarnya R u ditentukan menurut SNI 03-1729-2002 dan ditampilkan sebagai berikut: 1. Lentur lokal pada flens flange local buckling yf f n f t R    2 25 , 6 2.16 ϕ = 0,90 t f = tebal pelat sayap yang dibebani gaya tekan tumpu 2. Leleh lokal pada web local web yielding   w yw n t f N k R       2.17       d j d j 5 , 2 5  ϕ = 1,0 k = tebal pelat sayap ditambah jari-jari peralihan mm N = dimensi longitudinal pelat perletakan, minimal sebesar k mm N = panjang dukung ≥ k k = jarak antara muka sayap terluar ke kaki lengkungan badan R = beban terpusat yang disalurkan ke gelagar Gambar 2.14 Balok dengan Beban Terpusat Agus Setiawan: 2008 3. Lipat pada web local web crippling u f yf f w w n t t f E t t t R                      5 , 1 2 1   2.18 ϕ = 0,75                        2 , : 2 , 4 2 , : 3 2 39 , 3 ; 2 79 , d N bila d N d N bila d N d j d N d j     4. Tekuk web bergoyang sidesway web buckling Gambar 2.15 Tekuk Web Bergoyang Agus Setiawan: 2008. Ada dua kondisi pada tekuk web bergoyang: a. Jika sisi tekan flens dikekang terhadap rotasi pada posisi kerja R u : untuk 3 , 2   b f w L b t h                     3 2 3 4 , 1 b f w f w r n L b t h h t t E C R 2.19 Jika 3 , 2   b f w L b t h → R n → ∞ b. Jika sisi tekan flens tak dikekang terhadap rotasi untuk 7 , 1   b f w L b t h                    3 2 3 4 , b f w f w r n L b t h h t t E C R 2.20 Jika 7 , 1   b f w L b t h → R n → ∞        y y r M M untuk M M untuk C : 62 , 1 : 25 , 3 ϕ = 0,85 5. Lentur pada pelat web yw w n f E h t R    3 08 , 24 2.21 ϕ = 0,90

2.6 Konsep LRFD pada Balok Komposit

Perencanaan struktur baja dengan metode LRFD mengacu pada penentuan kekuatan batas penampang. Kekuatan batas penampang komposit bergantung pada kekuatan leleh dan sifat penampang balok baja, kekuatan pelat beton, dan kapasitas interaksi alat penyambung geser yang menghubungkan balok dengan pelat atau juga dikenal dengan aksi komposit. Pengertian yang lebih jelas tentang kelakuan komposit akan diperoleh dengan baik ketika kekuatan batas sistem komposit dinyatakan dalam kapasitas momen batas. Penetapan kapasitas momen batas ini juga akan memberi ukuran faktor keamanan sistem komposit yang lebih tepat. Faktor keamanan yang sebenarnya adalah rasio kapasitas momen batas dengan momen yang sesungguhnya bekerja. Pada pembahasan berikut ini, sambungan antara pelat dan balok dianggap memadai, baik untuk untuk kondisi pelat beton “memadai” atau “tidak memadai” dibanding dengan kapasitas leleh tarik dari balok. Pemindahan gaya geser juga dianggap terjadi secara sempurna di pertemuan baja-beton. Untuk penyederhanaan analisis, dibuatlah beberapa asumsi dasar yang akan membantu perumusan kapasitas momen batas komposit ini. Dalam penentuan kapasitas momen batas, beton dianggap hanya menerima tegangan tekan. Walaupun beton juga memiliki kemampuan menahan tegangan tarik dalam tingkat tertentu yang terbatas, kekuatan tarik beton pada regangan yang terjadi selama perumusan kapasitas momen plastis ini dapat diabaikan Salmon: 1995. a b c Gambar 2.16 Kuat Lentur Nominal Berdasarkan Distribusi Tegangan Plastis Agus Setiawan: 2008 Penentuan kapasitas momen batas bergantung pada letak garis netral. Garis netral dapat berpotongan pada pelat beton atau dapat juga berpotongan pada balok baja. Jika garis netral berpotongan pada pelat beton, maka pelat beton dapat dikatakan memadai, yang berarti bahwa pelat mampu menahan gaya tekan total. Jika garis netral berpotongan pada balok baja, maka pelat beton dianggap tidak memadai, yang berarti bahwa pelat beton hanya mampu menahan sebagian dari gaya tekan dan sisanya ditahan oleh balok baja.

2.6.1 Garis Netral Berpotongan pada Pelat Beton