Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

13 150 300 450 600 750 900 1050 1200 1350 10 20 30 40 50 60 B iom as sa g Masa pemeliharaan hari 2600 indm2 3600 indm2 4600 indm2

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah pertambahan biomassa, pertambahan populasi, laju pertumbuhan biomassa, kualitas air dan analisis usaha.

3.1.1 Pertambahan Biomassa Cacing Oligochaeta

Data hasil pengamatan pertambahan biomassa cacing oligochaeta selama 60 hari pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran 2 yang diplotkan pada grafik seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 4 Pertambahan biomassa gm 2 selama 60 hari pemeliharaan dengan padat penebaran berbeda Berdasarkan Gambar 2 di atas puncak biomassa yang diperoleh perlakuan 2600 individum 2 adalah 411.26 gm 2 dan puncak biomassa yang diperoleh perlakuan 3600 individum 2 adalah 739.95 gm 2 , keduanya dicapai pada hari ke- 40 masa pemeliharaan. Kemudian puncak biomassa yang diperoleh perlakuan 4600 individum 2 adalah 1275.46 gm 2 yang dicapai pada hari ke-50 masa pemeliharaan. Hasil analisis sidik ragam biomassa cacing oligochaeta pada hari ke-40 dan ke-50 dari ketiga perlakuan padat penebaran yang berbeda dengan selang 14 2.61±0.057 2.85±0.179 2.96±0.063 2.55±0.076 2.66±0.036 3.10±0.092 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 2600 indm2 3600 indm2 4600 indm2 B iom as sa l og g m 2 Perlakuan Hari ke-40 Hari ke-50 a a ab a b b kepercayaan 95 p0.05 dapat dilihat pada lampiran 3 yang diplotkan pada histogram seperti pada Gambar 5. Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 Gambar 5 Histogram pertambahan biomassa log gm 2 cacing oligochaeta pada hari ke-40 dan ke-50 Hasil analisis sidik ragam ANOVA yang dilakukan pada hari ke-40, menunjukkan bahwa padat penebaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan biomassa cacing oligochaeta. Berdasarkan hasil uji lanjut Tukey yang dilakukan dapat diketahui bahwa padat penebaran 2600 individum 2 signifikan dengan padat penebaran 4600 individum 2 . Begitu pula dengan hasil analisis sidik ragam ANOVA pada hari ke-50 yang menunjukkan bahwa padat penebaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan biomassa cacing oligochaeta. Uji lanjut Tukey membuktikan bahwa padat penebaran 2600 individum 2 dan 3600 individum 2 signifikan dengan padat penebaran 4600 individum 2 .

3.1.2 Pertambahan Populasi Cacing Oligochaeta

Hasil perhitungan populasi cacing oligochaeta selama 60 hari pemeliharaan dapat dilihat pada lampiran 4 dan diplotkan pada grafik seperti terlihat pada Gambar 6. 15 30000 60000 90000 120000 150000 180000 210000 240000 270000 10 20 30 40 50 60 P op u la si in d ivi d u m 2 Masa pemeliharaan hari 2600 indm2 3600 indm2 4600 indm2 4,92±0,057 5,17±0,179 5,26±0,063 4,85±0,076 4,96±0,036 5,41±0,092 1 2 3 4 5 6 2600 indm2 3600 indm2 4600 indm2 P op u las i l og i n d ivi d u m 2 Perlakuan Hari ke-40 Hari ke-50 a ab b Gambar 6 Pertambahan populasi cacing oligochaeta selama 60 hari pemeliharaan dengan padat penebaran berbeda Berdasarkan Gambar 6, terlihat bahwa pola pertambahan populasi dan biomassa cacing oligochaeta sama yaitu puncak populasi tertinggi diperoleh di hari ke-50 pada perlakuan 4600 individum 2 yakni sebesar 255091.61 individum 2 dan puncak populasi terendah diperoleh pada padat tebar 2600 individum 2 sebesar 82252.10 individum 2 yang dicapai pada hari ke-40. Hasil analisis sidik ragam populasi cacing oligochaeta pada hari ke-40 dan ke-50 dengan selang kepercayaan 95 p0.05 dapat dilihat pada lampiran 5 yang diplotkan pada histogram seperti terlihat pada Gambar 7. Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 Gambar 7 Histogram pertambahan populasi log individum 2 cacing oligochaeta pada hari ke-40 dan ke-50 a a b 16 -5 5 10 15 20 25 30 10 20 30 40 50 60 B iom a ss a g m 2 h a r i Masa pemeliharaan hari 2600 indm2 3600 indm2 4600 indm2 Hasil analisis sidik ragam ANOVA yang dilakuakan pada hari ke-40 menunjukkan bahwa padat penebaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan populasi cacing oligochaeta. Hasil uji lanjut Tukey yang dilakukan membuktikan bahwa padat penebaran 2600 individum 2 signifikan dengan padat penebaran 4600 individum 2 . Kemudian, hasil analisis sidik ragam ANOVA pada hari ke-50 juga menunjukkan bahwa padat penebaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan populasi cacing oligochaeta. Berdasarkan hasil uji lanjut Tukey terbukti bahwa padat penebaran 2600 individum 2 dan 3600 individum 2 signifikan dengan padat penebaran 4600 individum 2 .

3.1.3 Laju Pertambahan Biomassa Harian

Perhitungan laju pertambahan biomassa harian cacing oligochaeta selama 60 hari pemeliharaan dapat dilihat di Lampiran 6 dan diplotkan pada grafik seperti terlihat pada Gambar 8. Gambar 8 Laju pertambahan biomassa cacing oligochaeta gm 2 hari selama 60 hari pemeliharaan dengan padat penebaran berbeda Berdasarkan Gambar 6 di atas terlihat laju pertambahan biomassa harian cacing oligochaeta pada padat penebaran 2600 individum 2 dan 3600 individum 2 mengalami peningkatan di hari ke-40 masing-masing bernilai 9.96 gm 2 hari dan 18.05 gm 2 hari, kemudian mengalami penurunan pada hari ke-50. Peningkatan 17 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 10 20 30 40 50 60 O k si ge n t er lar u t p p m Masa pemeliharaan hari Padat tebar 2600 indm2 Padat tebar 3600 indm2 Padat tebar 4600 indm2 yang paling tinggi terjadi pada perlakuan padat tebar 4600 individum 2 yaitu sebesar 25.05 gm 2 hari di hari ke-50.

3.1.4 Kondisi Lingkungan Budidaya

Parameter kualitas air yang diamati selama 60 hari pemeliharaan meliputi DO, suhu, pH dan TAN. Kisaran nilai kualitas air yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kisaran nilai beberapa parameter kualitas air pada bak pemeliharaan Parameter uji Padat tebar individum 2 Kisaran optimal Sumber 2600 3600 4600 DO ppm 2.42-3.18 2.29-3.27 2.15-3.22 2.5-7 Poddubnaya 1980 Suhu o C 24.8-26.5 24.8-26.5 24.7-26.6 20-25 Nascimento dan Alves 2009 pH 6.53-6.72 6.53-6.78 6.26-6.79 5.5-7.5 Witley 1967 TAN ppm 0.904-2.226 0.898-2.221 0.903-2.652 3.8 Angel dan Pilar 2004 Berdasarkan Tabel 2 di atas, terlihat bahwa kisaran kandungan oksigen terlarut dari ketiga perlakuan berada di bawah kisaran optimal, namun kadar oksigen terlarut tersebut masih di atas 2 ppm sehingga cacing oligochaeta masih dapat bertahan hidup. Nilai suhu, pH dan TAN untuk semua perlakuan padat tebar yang dipelihara selama 60 hari berada di kisaran optimal untuk pertumbuhan cacing oligochaeta. Data hasil pengamatan kandungan oksigen terlarut dapat dilihat di Lampiran 7a dan diplotkan pada grafik seperti terlihat pada gambar 9. Gambar 9 Perubahan kandungan oksigen terlarut selama 60 hari pemeliharaan 18 5 10 15 20 25 30 10 20 30 40 50 60 S u h u ºC Masa pemeliharaan hari Padat tebar 2600 indm2 Padat tebar 3600 indm2 Padat tebar 4600 indm2 1 2 3 4 5 6 7 8 10 20 30 40 50 60 p H Masa pemeliharaan hari Padat tebar 2600 indm2 Padat tebar 3600 indm2 Padat tebar 4600 indm2 Berdasarkan Gambar 9 di atas, terlihat bahwa konsentrasi oksigen terlarut berfluktuasi per satuan waktu. Nilai oksigen terlarut pada awal pemeliharaan berada di atas 3 ppm, sedangkan nilai kandungan oksigen terlarut pada akhir pemeliharaan menurun dengan tingkat kepadatan 2600, 3600 dan 4600 individum 2 berturut-turut sebesar 2.74 ppm, 2.70 ppm dan 2.77 ppm. Data hasil pengamatan nilai suhu selama 60 hari masa pemeliharaan cacing oligochaeta dapat dilihat pada Lampiran 7b yang diplotkan pada grafik seperti terlihat pada Gambar 10. Gambar 10 Perubahan nilai suhu selama 60 hari masa pemeliharaan Gambar 10 di atas menunjukkan bahwa nilai suhu berfluktuasi per satuan waktu. Nilai suhu pada awal pemeliharaan berkisar 24.5 o C, sedangkan nilai akhir selama masa pemeliharaan pada tingkat kepadatan 2600, 3600 dan 4600 individum 2 berturut-turut sebesar 25.5 o C, 25.5 o C dan 25.6 o C. Data hasil pengamatan nilai pH selama 60 hari masa pemeliharaan cacing oligochaeta dapat dilihat pada Lampiran 7c dan diplotkan pada grafik seperti terlihat pada Gambar 11. Gambar 11 Perubahan kandungan nilai pH selama 60 hari masa pemeliharaan 19 0,5 1 1,5 2 2,5 3 10 20 30 40 50 60 T A N p p m Masa pemeliharaan hari Padat tebar 2600 indm2 Padat tebar 3600 indm2 Padat tebar 4600 indm2 Berdasarkan Gambar 11 di atas, selama 60 hari pemeliharaan nilai pH yang diperoleh berfluktuasi per satuan waktu. Nilai pada awal pemeliharaan berkisar 6.7 dan pada akhir pemeliharaan diperoleh nilai pH pada setiap tingkat kepadatan 2600, 3600 dan 4600 individum 2 berturut-turut sebesar 6.56, 6.70 dan 6.62. Data hasil pengamatan kandungan Totan Ammonia Nitrogen TAN selama 60 hari masa pemeliharaan cacing oligochaeta dapat dilihat pada Lampiran 7d dan diplotkan pada grafik seperti terlihat pada Gambar 12. Gambar 12 Perubahan kandungan TAN selama 60 hari masa pemeliharaan Berdasarkan gambar 12 terlihat bahwa konsentrasi TAN pada awal pemeliharaan bernilai 0.9 ppm dan meningkat pada hari ke-10 dan ke-20. Namun pada akhir pemeliharaan nilai kandungan TAN menurun untuk padat tebar 2600, 3600 dan 4600 individum 2 berturut-turut sebesar 0.784 ppm, 0.830 ppm dan 0.938 ppm.

3.1.5 Analisis Usaha

Analisis usaha budidaya cacing oligochaeta dari ketiga perlakuan yang dihitung dalam jangka waktu satu tahun ditunjukkan pada Tabel 3, dengan asumsi yang digunakan sebagai berikut : a. Biaya yang dikeluarkan terdiri atas biaya investasi dan biaya operasional yang dikeluarkan pada tahun pertama. Biaya operasional terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan antara lain teknisi, 20 papan, plastik hitam, paku 2 dim, pemeliharaan alat, BBM dan lahan, sedangkan yang termasuk biaya variabel yaitu kotoran ayam, lumpur halus, EM 4 , gula pasir, kantong plastik, bahan bakar bensin dan bibit cacing oligochaeta, b. Budidaya dengan padat penebaran 2.600 individum 2 dan 3.600 individum 2 terdiri atas 9 siklus dalam jangka waktu satu tahun, siklus pertama waktu yang dibutuhkan adalah 55 hari 15 hari persiapan dan 40 hari pemeliharaan dan siklus selanjutnya hanya 40 hari pemeliharaan. Budidaya dengan padat penebaran 4600 individum 2 terdiri atas 7 siklus dalam jangka waktu satu tahun, siklus pertama waktu yang dibutuhkan adalah 65 hari 15 hari persiapan dan 50 hari pemeliharaan dan siklus selanjutnya hanya 50 hari pemeliharaan Lamiran 8, c. Bak pemeliharaan cacing oligochaeta berupa kotak kayu berukuran 100 cm × 25 cm × 20 cm sehingga luas dari satu bak pemeliharaan adalah 0,25 m 2 , d. Bak pemeliharaan yang digunakan pada analisis usaha penelitian ini sebanyak 1000 unit. Asumsi tersebut diambil dari nilai perhitungan BEP pada perlakuan padat penebaran 4600 individum 2 . Perlakuan padat penebaran 4600 individum 2 dijadikan acuan karena pada padat penebaran 2600 individum 2 dan 3600 individum 2 menghasilkan biomassa yang sangat rendah sehingga untuk mendapatkan keuntungan membutuhkan biaya yang sangat besar namun keuntungan yang diperoleh sangat kecil. Perhitungan penentuan jumlah bak pemeliharaan yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 9. e. Lahan yang digunakan seluas 3900 m 2 dengan luas efektif 3000 m 2 , f. Bobot rata-rata cacing oligochaeta untuk setiap perlakuan adalah 0.005 g, g. Jumlah cacing yang ditebar untuk perlakuan padat penebaran 2600 individum 2 adalah 13 gm 2 atau sebanyak 3.25 gbak pemeliharaan. Jumlah cacing yang ditebar untuk perlakuan padat penebaran 3600 individum 2 adalah 18 gm 2 atau sebanyak 4.5 gbak pemeliharaan. Jumlah cacing yang ditebar untuk perlakuan padat penebaran 2600 individum 2 adalah 23 gm 2 atau sebanyak 5.75 gbak pemeliharaan. 21 h. Pada siklus kedua dan berikutnya cacing oligochaeta yang dipanen sebanyak 90 dari biomassa yang diproduksi dan 10 lagi digunakan sebagai bibit untuk siklus berikutnya. i. Biaya tenaga kerja untuk teknsi sebesar Rp 1 200 000 per bulan dengan pertimbangan pengerjaan yang dilakukan yaitu memelihara cacing, memberi pupuk, dan panen, j. Keuntungan yang diperoleh menjadi hak dari pemilik dan pemilik juga terjun langsung pada saat kegiatan berlangsung, k. Harga bibit cacing oligochaeta per kilo yaitu Rp 75 000kg, dan l. Harga jual cacing oligochaeta per kilo yaitu Rp 75 000kg. Biaya yang dikeluarkan untuk budidaya daya cacing oligochaeta dengan kepadatan yang berbeda dapat dilihat pada Lampiran 9 dan hasil perhitungan dari biaya investasi, biaya tetap, biaya variabel, penerimaan, keuntungan, RC ratio, payback period PP, harga pokok produksi HPP dan break even point BEP dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Analisis usaha budidaya cacing oligochaeta pada sistem sirkulasi air Uraian Padat penebaran individum 2 2.600 3.600 4.600 Biaya investasi Rp 35 710 500 35 710 500 35 710 500 Biaya Tetap Rp 70 487 350 70 487 350 70 287 350 Biaya variabel Rp 103 295 250 104 139 000 91 288 250 Biaya total Rp 173 782 600 174 626 350 161 575 600 Penerimaantahun Rp 69 400 125 124 866 563 167 404 125 Keuntungan Rp -104 382 475 -49 759 788 5 828 525 RC rasio 0.40 0.72 1.04 PP tahun -0.34 -0.72 6.13 BEP Rp -144 322 551 424 628 467 154 585 260 BEP kg 940 940 937 HPP Rpkg 187 805 104 888 72 389 Berdasarkan data hasil perhitungan analisis usaha dengan asumsi 1000 unit bak pemeliharaan terlihat bahwa pada perlakuan padat penebaran 2600 individum 2 mengalami kerugian sebesar Rp 104 382 475. Berdasarkan perhitungan RC ratio nilai yang diperoleh sebesar 0.40, bearti setiap pengeluaran biaya produksi sebesar Rp 1 maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 0.40. Sedangkan nilai BEP produksi sebesar 940 kg, menunjukkan bahwa titik impas atau kondisi tidak untung dan tidak rugi dicapai pada saat produksi usaha sebesar 22 940 kg. Apabila ingin mendapatkan keuntungan maka harus memproduksi lebih dari 940 kg. Nilai HPP yang diperoleh sebesar Rp 187 805 yang artinya agar usaha tidak rugi maka harus menjual cacing oligochaeta dengan harga lebih dari Rp 187 805 per kg. Perlakuan padat penebaran 3600 individum 2 juga mengalami kerugian, sama halnya dengan perlakuan padat penebaran 2600 individum 2 , kerugian yang diperoleh sebesar Rp 49 759 788. Nilai RC ratio yang dihasilkan sebesar 0.72, yang bearti setiap 1 rupiah yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 0.72. Nilai BEP yang diperoleh sebesar Rp 424 628 467 dan 940 kg, apabila ingin mendapatkan keuntungan maka penerimaan yang diperoleh harus lebih dari Rp 424 628 467 dan 940 kg. Nilai HPP yang diperoleh dari hasil perhitungan sebesar Rp 104 888, sehingga cacing harus dijual dengan harga lebih dari harga tersebut supaya usaha yang dijalankan tidak rugi. Perlakuan padat penebaran 4600 individum 2 dengan asumsi 1000 unit bak pemeliharaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 5 828 525 per tahun. Nilai RC ratio yang dihasilkan sebesar 1.04, yang bearti setiap 1 rupiah yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.04. Waktu yang dibutuhkan oleh perlakuan 4600 individum 2 untuk pengembalian modal yang sudah ditanam adalah selama 6.13 tahun. Nilai BEP Rp atau batas nilai produksi dalam suatu usaha untuk mencapai titik impas dari perlakuan padat penebaran 4600 individum 2 adalah sebesar Rp 154 585 260 dan BEP kg sebesar 937 kg, oleh karena itu apabila ingin mendapatkan keuntungan maka penerimaan dan jumlah produksi yang dihasilkan harus lebih dari Rp 154 585 260 dan 937 kg. Nilai HPP yang diperoleh dari perlakuan 4600 individum 2 adalah sebesar Rp 72 389 per kg, sehingga bisa dikatakan bahwa pada perlakuan padat penebaran 4600 individum 2 layak untuk dijalankan karena nilai HHP yang diperoleh lebih rendah dari harga jual yang ditetapkan yaitu sebesar Rp 75 000 per kg.

3.2 Pembahasan