Tahapan Penelitian Pengambilan Data

5 Pengujian perlakuan dapat dilakukan dengan kriteria uji sebagai berikut : Jika F hitung ≥ F tabel  tolak H F hitung F tabel  terima H Hipotesis yang digunakan dalam pengujian tersebut adalah: H : perlakuan berupa padat penebaran berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap biomassa dan populasi cacing oligochaeta. H 1 : perlakuan berupa padat penebaran berbeda memberikan pengaruh terhadap biomassa dan populasi cacing oligochaeta. Parameter yang di ukur selama penelitian adalah biomassa dan populasi, sedangkan parameter penunjang yang di amati adalah kualitas air yang terdiri atas oksigen terlarut, pH, Total Ammonia Nitrogen TAN dan suhu.

2.4 Tahapan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat sembilan unit percobaan yang berupa bak. Tiga bak ditebar cacing oligochaeta sebanyak 2600 individum2, tiga bak ditebar cacing oligochaeta sebanyak 3600 individum 2 dan tiga bak lainnya ditebar cacing oligochaeta sebanyak 4600 individum 2 . Adapun tahapan kerjanya sebagai berikut: 2.4. 1 Persiapan 2.4.1.1 Bak Pemeliharaan Bak pemeliharaan yang digunakan berupa kotak kayu berukuran 100 cm × 25 cm × 20 cm sebanyak 9 unit. Bak dilapisi plastik berwarna hitam untuk mencegah terjadinya kebocoran dan memberikan suasana lingkungan yang mendukung bagi budidaya cacing oligochaeta seperti yang dilakukan oleh Chumaidi et al. 1988. Bentuk bak pemeliharaan cacing oligochaeta yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. 6 Gambar 1 Bak pemeliharaan cacing oligochaeta

2.4.1.2 Media Pemeliharaan

Media pemeliharaan yang digunakan adalah campuran kotoran ayam kering 50 dan lumpur halus 50 sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuherman 1987. Lumpur yang digunakan sebagai media diambil dari kolam budidaya ikan, selanjutnya lumpur dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Kemudian lumpur dihaluskan dan disaring menggunakan saringan dengan ukuran mata jaring 0,8 mm.

2.4.1.3 Cacing Uji

Bibit cacing oligochaeta yang digunakan pada penelitian di dominasi oleh subkelas oligochaeta, bibit tersebut berasal dari pertani ikan lele dumbo di daerah Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung. Cacing yang digunakan berukuran 2-3 cm dengan bobot rata-rata 4-5 mg. Adapun dugaan cacing yang digunakan pada penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. a b 1-3 cm 1-3 cm 7 Gambar 2 Tubifex tubifex Anonim 2010 a, Tubifex tubifex Anonim 2007 b, Branchiura sowerbyi Anonim 2006 c dan Limnodrilus hoffmeisteri Anonim 2009 d

2.4.1.4 Fermentasi Pupuk

Pupuk yang digunakan adalah kotoran ayam yang berasal dari peternakan ayam pedaging, Manggar. Kotoran ayam tersebut difermentasi dengan menggunakan Effective Microorganisms EM 4 yang berfungsi sebagai aktivator fermentasi gula pasir dan air. Proses pembuatan fermentasi pupuk yaitu kotoran ayam sebanyak 10 kg dikeringkan selama 6 jam, kemudian dicampur dengan larutan aktivator yang terbuat dari ¼ sendok makan gula pasir, 4 m ℓ EM 4 dan 300 m ℓ air. Campuran kotoran ayam dan larutan aktivator yang telah dibuat didiamkan di dalam wadah tertutup selama 5 hari. Setelah 5 hari, kotoran ayam yang sudah terfermentasi dijemur dengan bantuan sinar matahari hingga kering Fadillah 2004.

2.4.2 Metode Budidaya

2.4.2.1 Persiapan

Persiapan awal yang dilakukan sebelum dilakuakan penebaran adalah disiapkan media budidaya berupa kotoran ayam kering dan lumpur halus kering dengan perbandingan 1:1, lalu dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan sambil diaduk supaya tercampur merata hingga mencapai ketinggian 6 cm. Selanjutnya, dilakukan pengisian air setinggi 2 cm dan dibiarkan selama 10 hari supaya pupuk awal pada media dapat terurai oleh bakteri sehingga bakteri tersebut dapat menjadi makanan awal bagi cacing oligochaeta. c d 2-3 cm 2-4 cm 8

2.4.2.2 Penebaran

Cacing ditebar ke dalam bak pemeliharaan setelah 10 hari penggenangan. Perlakuan padat penebaran pada penelitian ini diambil berdasarkan penelitian Oplinger et al., 2011 yang melakukan budidaya cacing oligochaeta dengan padat penebaran 2600 individum 2 dan padat penebaran 3600 individum2 yang dilakukan oleh Simamora 1992, sehingga diperoleh interval perlakuan padat penebaran 2600 individum 2 , 3600 individum 2 dan 4600 individum 2 .

2.4.2.3 Pemberian Pupuk

Pupuk kotoran ayam hasil fermentasi diberikan setiap hari sebanyak satu kali dengan dosis 1 kgm 2 hari selama 60 hari pemeliharaan sesuai dengan penelitian yang dilakukan Fadillah 2004.

2.4.2.4 Pengelolaan Air

Air yang digunakan selama penelitian bersumber dari air pegunungan. Sebelum dialirkan ke bak pemeliharaan air ditampung terlebih dahulu di tandon penampungan air untuk mengendapkan lumpur dan kotoran lain. Kemudian, pada setiap bak pemeliharaan dialirkan air dengan debit 1000 m ℓmenit untuk bak seluas 0,25 m 2 sesuai yang dilakukan oleh Chumaidi et al. 1988. Air yang masuk ke dalam bak pemeliharaan diatur dengan menggunakan klep pada selang pemasukan, selanjutnya air yang keluar dari bak pemeliharaan akan ditampung di bak penampungan dan dialirkan kembali ke bak pemeliharaan Lampiran 1. Supaya kualitas air terjaga maka setiap dua hari sekali air di bak penampungan diganti sebanyak ⅔ dari volume air bak penampungan tersebut. Konstruksi bak pemeliharaan budidaya cacing oligochaeta pada penelitian ini yang menggunakan sistem sirkulasi dengan pergantian air dapat dilihat pada Gambar 3. 9 Gambar 3 Konstruksi bak pemeliharaan cacing oligochaeta

2.5 Pengambilan Data

Peubah yang diukur pada penelitian ini adalah populasi, biomassa dan kualitas air. Pengambilan data dilakukan setiap 10 hari sekali selama 60 hari pemeliharaan. Hal ini dikarenakan dari telur hingga meninggalkan kokon lamanya 10 – 12 hari dan cacing yang keluar dari kokon tersebut menghasilkan kokon untuk pertama kalinya setelah 40 – 45 hari Kasiorek 1974

2.5.1 Pertambahan Populasi individum

2 dan Biomassa gm 2 Pengambilan data dilakukan dengan cara pipa paralon berdiameter 3 cm dengan luas permukaan lubang 7.07 cm 2 dibenamkan ke dalam substrat lalu diangkat. Substrat yang terambil ditampung di serok dan dicuci di air mengalir sampai airnya tidak keruh, kemudian disebar di atas kaca yang berukuran 25 cm × 20 cm. Cacing kemudian dipisahkan dari substrat dengan menggunakan jarum bedah. Cacing yang terkumpul ditimbang menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 2 digit di belakang koma dalam satuan gram.

2.5.2 Laju Pertambahan Biomassa Harian gm

2 hari Laju pertambahan biomassa harian Yield menurut Hepher 1978 dihitung dengan menggunakan rumus : 10 Yield = Keterangan : Yield = Laju pertambahan biomassa harian gm 2 hari B t = Biomassa pada hari ke-t gm 2 B = Biomassa pada hari ke-0 gm 2 t = Waktu pengamatan pada hari ke-t hari

2.5.3 Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur adalah parameter fisika dan kimia. Parameter fisika yang diukur adalah suhu yang dilakukan setiap pagi, sedangkan parameter kimia yang diukur adalah oksigen terlarut, pH dan TAN Total Ammonia Nitrogen yang diukur setiap 10 hari sekali selama 60 hari pemeliharaan. Pengambilan sampel air untuk mengamati nilai oksigen terlarut, pH, dan TAN diambil dari tiga titik yaitu inlet, tengah dan outlet pada setiap bak pemeliharaan. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kualitas air disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Parameter kualitas air, satuan dan alat ukur Parameter Satuan Alat Ukur Suhu o C Termometer Oksigen terlarut Ppm DO meter pH - pH meter TAN Ppm Spektrofotometer

2.6 Analisis Usaha