22
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua proksi GCG untuk menilai pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Kedua proksi tersebut adalah
Kepemilikan Manajemen dan Kepemilikan Institusional.
2.5.1 Kepemilikan Manajerial
Manajer mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan mensetarakan dengan pemegang saham. Melalui kebijakan
ini diharapkan manajer dapat menghasilkan kinerja yang baik serta mengarahkan dividen pada tingkat yang paling rendah Dewi, 2008. Dengan penetapan dividen
rendah perusahaan memiliki laba ditahan yang tinggi sehingga memiliki sumber dana internal relatif tinggi untuk membiaya investasi di masa yang akan datang.
Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham mengakibatkan terjadinya konflik yang sering disebut agency
conflict . Konflik kepentingan yang sering terjadi ini menyebabkan pentingnya
suatu mekanisme yang diterapkan guna melindungi kepentingan pemegang saham Jensen dan Meckling, 1976. Mekanisme pengawasan terhadap manajemen
tersebut menimbulkan biaya yaitu biaya keagenan, oleh karena itu salah satu cara mengurangi agency cost adalah dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak
manajemen. Kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan akan
menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemilik perusahaan, sehingga dapat
23
mengurangi konflik keagenan. Meningkatnya kepemilikan manajerial maka para manajer perusahaan akan mengurangi perilaku yang merugikan perusahaan.
Pengambilan keputusan perusahaan pada manajer juga akan mendapat manfaat langsung dan apabila keputusan yang diambil salah maka para manajer juga akan
menanggung resiko langsung, sehingga para manajer pun akan berhati-hati dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil akan mempengaruhi nilai
perusahaan sehingga apabila para manajer dalam mengambil keputusan dapat efektif dan efisien maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Peningkatan
kepemilikan manajerial membantu untuk menghubungkan kepentingan pihak internal dan pemegang saham, dan mengarah ke pengambilan keputusan yang
lebih baik dan meningkatnya nilai perusahaan. Menurut Shleifer dan Vishny Siallagan dan Machfoedz, 2006
menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen
rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat Siallagan dan Machfoedz, 2006.
Menurut Jensen dan Meckling kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara
pemegang saham luar dengan manajemen. Dengan adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik
bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan yang meningkat. Kepemilikan oleh manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas
perusahaan Permanasari, 2010.
24
2.5.2 KepemilikanInstitusional