Penentuan bobot Risiko untuk pemilihan risiko pada rantai pasok buah manggis
Lampiran 5 Hasil gabungan penilaian pakar untuk analisis penentuan sumber risiko rantai pasok buah manggis yang dikelola
oleh KBU Al-Ihsan 1. Bobot tujuan rantai pasok
j A
B C
D E
F G
i A
1,0 1,0
1,0 0,3
1,0 1,0
1,0 B
1,0 1,0
1,0 0,3
0,3 1,0
C 1,0
1,0 1,0
1,0 1,0
D 1,0
1,0 3,0
3,0 E
1,0 1,0
3,0 F
1,0 3,0
G 1,0
Keterangan: A. Meningkatkan nilai tambah produk
B. Meningkatkan akses pasar C. Meningkatkan efisiensi operasional
D. Membangun kekuatan finansial E. Meningkatkan akses informasi
F. Menurunkan risiko G. Kemitraan yang berkelanjutan
2. Bobot sumber risiko pada tujuan meningkatkan nilai tambah j
A B
C D
E i
A 1,0
0,3 0,2
0,3 1,0
B 1,0
1,0 1,0
0,2 C
1,0 1,0
0,2 D
1,0 1,0
E 1,0
3. Bobot sumber risiko pada tujuan meningkatkan akses pasar j
A B
C D
E i
A 1,0
1,0 1,0
0,3 1,0
B 1,0
1,0 0,3
1,0 C
1,0 0,3
1,0 D
1,0 1,0
E 1,0
Lampiran 5 lanjutan 4. Bobot sumber risiko pada tujuan meningkatkan efisiensi operasional
j A
B C
D E
i A
1,0 1,0
1,0 1,0
0,3 B
1,0 1,0
1,0 1,0
C 1,0
0,3 1,0
D 1,0
1,0 E
1,0 5. Bobot sumber risiko pada tujuan membangun kekuatan finansial
j A
B C
D E
i A
1,0 0,2
0,3 0,2
0,2 B
1,0 1,0
1,0 0,2
C 1,0
1,0 0,3
D 1,0
1,0 E
1,0 6. Bobot sumber risiko pada tujuan meningkatkan akses informasi
j A
B C
D E
i A
1,0 0,2
0,3 0,2
1,0 B
1,0 1,0
1,0 1,0
C 1,0
1,0 1,0
D 1,0
1,0 E
1,0 7. Bobot sumber risiko pada tujuan menurunkan risiko
j A
B C
D E
i A
1,0 1,0
1,0 0,3
1,0 B
1,0 1,0
1,0 1,0
C 1,0
0,3 1,0
D 1,0
0,3 E
1,0
Lampiran 5 lanjutan 8. Bobot sumber risiko pada tujuan kemitraan yang berkelanjutan
j A
B C
D E
i A
1,0 1,0
1,0 1,0
1,0 B
1,0 1,0
1,0 0,3
C 1,0
1,0 0,3
D 1,0
1,0 E
1,0 Keterangan untuk seluruh bobot atribut kinerja nomer 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8:
A. Produksi B. Pasar
C. Kelembagaan D. Sumberdaya manusia
E. Finansial 9. Bobot risiko yang berpotensial pada sumber risiko produksi
j A
B i
A 1,0
1,0 C
1,0 Keterangan:
A. Ketidakpastian kualitas buah manggis B. Ketidakpastian kuantitas buah manggis
10. Bobot risiko yang berpotensial pada sumber risiko pasar j
A B
i A
1,0 3,0
B 1,0
Keterangan: A. Ketidakpastian harga buah manggis
B. Ketidakpastian permintaan buah manggis
Lampiran 5 lanjutan 11. Bobot risiko yang berpotensial pada sumber risiko kelembagaan
j A
B i
A 1,0
1,0 C
1,0 Keterangan:
A. Kebijakan pemerintah B. Kemitraan bisnis
12. Bobot risiko yang berpotensial pada sumber risiko sumberdaya manusia j
A B
i A
1,0 3,0
C 1,0
Keterangan: A. Pengetahuan dan keterampilan para pelaku yang bervariasi
B. Kesejahteraan para pelaku
13. Bobot risiko yang berpotensial pada sumber risiko finansial j
A B
i A
1,0 1,0
C 1,0
Keterangan: A. Fluktuasi nilai tukar uang
B. Ketidakpastian pengembalian modal
Lampiran 6. Kuesioner penentuan kebutuhan rantai pasok
DESKRIPSI PENELITIAN
a. Penggalian data dari narasumber ahli pada penelitian ini akan digunakan sebagai masukan atau sumberdata untuk keperluan penentuan kebutuhan
rantai pasok buah manggis. b. Hasil penentuan adalah kebutuhan rantai pasok buah manggis. Kebutuhan
rantai pasok buah manggis yang diajukan pada kuesioner ini merupakan hasil penelitian sebelumnya dan hasil pendapat narasumber ahli
c. Metode yang digunakan untuk mengolah data hasil penggalian adalah ISM Intepretative Structural Modeling
untuk menganalisis kontribusi antar kebutuhan dalam rantai pasok manggis.
PENGISIAN MATRIKS KEBUTUHAN RANTAI PASOK BUAH MANGGIS
a. Narasumber ahli diminta untuk memberikan penilaian hubungan antar kebutuhan yang mendukung terpenuhinya kebutuhan lain dalam rantai pasok
buah manggis. b. Nilai tingkat hubungan diberikan dalam bentuk variabel linguistik yang
diwakili dengan nilai seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut ini. Untuk menilai kebutuhan rantai pasok buah manggis di Indonesia,
terdapat 6 enam tujuan yang dipertimbangkan, yaitu: 1. Kualitas dan standar produk terjamin
2. Kualitas bahan baku terjamin 3. Sumber daya manusia yang berkualitas
4. Ketersediaan modal 5. Ketersediaan teknologi
6. Peningkatan pendapatan anggota rantai pasok
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika kebutuhan
di kolom kiri
mendukung keterlibatan
kebutuhan di kolom
kanan, tetapi tidak
sebaliknya Beri Tanda
A
jika kebutuhan
di kolom kanan
mendukung keterlibatan
kebutuhan di kolom
kiri, tetapi tidak
sebaliknya
Beri Tanda X
jika kebutuhan di kolom
kanan dan kebutuhan di
kolom kiri saling
mendukung keterlibatannya
Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
kebutuhan di kolom
kanan dengan
kebutuhan di kolom
kiri
Kolom Kanan
Kualitas dan standar
produk terjamin
Kualitas bahan baku
terjamin
Kualitas dan standar
produk terjamin
Sumber daya
manusia yang
berkualitas
Kualitas dan standar
produk terjamin
Ketersediaan modal
Kualitas dan standar
produk terjamin
Ketersediaan teknologi
Kualitas dan standar
produk terjamin
Peningkatan pendapatan
anggota rantai pasok
Kualitas bahan baku
terjamin Sumber
daya manusia
yang berkualitas
Kualitas bahan baku
terjamin Ketersediaan
modal
Kualitas bahan baku
terjamin Ketersediaan
teknologi
Lampiran 6 lanjutan
Instrumen Penelitian Penentuan Kebutuhan Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika kebutuhan
di kolom kiri
mendukung keterlibatan
kebutuhan di kolom
kanan, tetapi tidak
sebaliknya Beri Tanda
A
jika kebutuhan
di kolom kanan
mendukung keterlibatan
kebutuhan di kolom
kiri, tetapi tidak
sebaliknya
Beri Tanda X
jika kebutuhan di kolom
kanan dan kebutuhan di
kolom kiri saling
mendukung keterlibatannya
Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
kebutuhan di kolom
kanan dengan
kebutuhan di kolom
kiri
Kolom Kanan
Kualitas bahan baku
terjamin Peningkatan
pendapatan anggota
rantai pasok
Sumberdaya manusia
yang berkualitas
Ketersediaan modal
Sumberdaya manusia
yang berkualitas
Ketersediaan teknologi
Sumberdaya manusia
yang berkualitas
Peningkatan pendapatan
anggota rantai pasok
Ketersediaan modal
Ketersediaan teknologi
Ketersediaan modal
Peningkatan pendapatan
anggota rantai pasok
Ketersediaan teknologi
Peningkatan pendapatan
anggota rantai pasok
Lampiran 7 Kuesioner kendala keberlanjutan rantai pasok
DESKRIPSI PENELITIAN
a. Penggalian data dari narasumber ahli pada penelitian ini akan digunakan sebagai masukan atau sumberdata untuk keperluan penentuan kendala
keberlanjutan rantai pasok buah manggis b. Hasil penentuan adalah kendala keberlanjutan rantai pasok buah
manggis. Kendala keberlanjuta rantai pasok buah manggis yang diajukan pada kuesioner ini merupakan hasil penelitian sebelumnya.
c. Metode yang digunakan untuk mengolah data hasil penggalian adalah ISM
Intepretative Structural Modeling untuk menganalisis keterlibatan antar kendala keberlanjutan rantai pasok buah manggis
PENGISIAN MATRIKS KETERLIBATAN LEMBAGA PADA RANTAI PASOK BUAH MANGGIS
a. Narasumber ahli diminta untuk memberikan penilaian hubungan antar kendala yang menyebabkan timbulnya kendala lain dalam keberlanjutan
rantai pasok buah manggis. b. Nilai tingkat hubungan diberikan dalam bentuk variabel linguistik yang
diwakili dengan nilai seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut ini. Untuk menilai kendala dalam keberlanjutan rantai pasok buah manggis di
Indonesia, terdapat 13 tiga belas kendala yang dipertimbangkan, yaitu: 1. Ketidakpercayaan dengan mitra
2. Ketidakcocokan karakter dan etika dalam bekerja sama 3. Ketidakcocokan dalam mengembangkan bisnis
4. Ketidaksamaan minat dan tujuan 5. Arah kerjasama yang tidak konsisten
6. Informasi tidak terbuka 7. Ketidakadilan dalam menanggung resiko
8. Ketidakadilan dalam pendistribusian manfaat dan keuntungan 9. Sumberdaya dengan mitra tidak saling mendukung
10. Tidak terdapat kesepakatan kerjasama dalam waktu lama 11. Ketentuan
– ketentuan yang telah disepakati tidak dipenuhi 12. Aturan, kebijakan, dan ukuran kinerja yang dipakai tidak saling
mendukung
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika kendala di
kolom kiri mendukung
keterlibatan kendala di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika kendala di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
kendala di kolom kiri,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda X
jika kendala di kolom kanan
dan kendala di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
kendala di kolom
kanan dengan
kendala di kolom
kiri
Kolom Kanan
Ketidakpercayaan dengan mitra
Ketidakcocokan karakter dan
etika dalam bekerja sama
Ketidakpercayaan dengan mitra
Ketidakcocokan dalam
mengembangkan bisnis
Ketidakpercayaan dengan mitra
Ketidaksamaan minat dan tujuan
Ketidakpercayaan dengan mitra
Arah kerjasama yang tidak
konsisten Ketidakpercayaan
dengan mitra Informasi tidak
terbuka Ketidakpercayaan
dengan mitra Ketidakadilan
dalam menanggung
resiko
Ketidakpercayaan dengan mitra
Ketidakadilan dalam
pendistribusian manfaat dan
keuntungan
Ketidakpercayaan dengan mitra
Sumberdaya dengan mitra
tidak saling mendukung
Ketidakpercayaan dengan mitra
Tidak terdapat kesepakatan
kerjasama dalam waktu lama
Ketidakpercayaan dengan mitra
Ketentuan –
ketentuan yang
Instrumen Penelitian Penentuan Kendala dalam keberlanjutan Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika kendala di
kolom kiri mendukung
keterlibatan kendala di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika kendala di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
kendala di kolom kiri,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda X
jika kendala di kolom kanan
dan kendala di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
kendala di kolom
kanan dengan
kendala di kolom
kiri
Kolom Kanan
telah disepakati tidak dipenuhi
Ketidakpercayaan dengan mitra
Aturan, kebijakan, dan
ukuran kinerja yang dipakai
tidak saling mendukung
Ketidakcocokan karakter dan etika
dalam bekerja sama
Ketidakcocokan dalam
mengembangkan bisnis
Ketidakcocokan karakter dan etika
dalam bekerja sama
Ketidaksamaan minat dan tujuan
Ketidakcocokan karakter dan etika
dalam bekerja sama
Arah kerjasama yang tidak
konsisten
Ketidakcocokan karakter dan etika
dalam bekerja sama
Informasi tidak terbuka
Ketidakcocokan karakter dan etika
dalam bekerja sama
Ketidakadilan dalam
menanggung resiko
Ketidakcocokan karakter dan etika
dalam bekerja sama
Ketidakadilan dalam
pendistribusian manfaat dan
keuntungan
Ketidakcocokan karakter dan etika
dalam bekerja sama
Sumberdaya dengan mitra
tidak saling mendukung
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika kendala di
kolom kiri mendukung
keterlibatan kendala di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika kendala di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
kendala di kolom kiri,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda X
jika kendala di kolom kanan
dan kendala di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
kendala di kolom
kanan dengan
kendala di kolom
kiri
Kolom Kanan
Ketidakcocokan karakter dan etika
dalam bekerja sama
Tidak terdapat kesepakatan
kerjasama dalam waktu lama
Ketidakcocokan karakter dan etika
dalam bekerja sama
Ketentuan –
ketentuan yang telah disepakati
tidak dipenuhi Ketidakcocokan
karakter dan etika dalam bekerja
sama Aturan,
kebijakan, dan ukuran kinerja
yang dipakai tidak saling
mendukung
Ketidakcocokan dalam
mengembangkan bisnis
Ketidaksamaan minat dan tujuan
Ketidakcocokan dalam
mengembangkan bisnis
Arah kerjasama yang tidak
konsisten
Ketidakcocokan dalam
mengembangkan bisnis
Informasi tidak terbuka
Ketidakcocokan dalam
mengembangkan bisnis
Ketidakadilan dalam
menanggung resiko
Ketidakcocokan dalam
mengembangkan bisnis
Ketidakadilan dalam
pendistribusian manfaat dan
keuntungan
Ketidakcocokan Sumberdaya
Instrumen Penelitian Penentuan Kendala dalam keberlanjutan Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika kendala di
kolom kiri mendukung
keterlibatan kendala di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika kendala di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
kendala di kolom kiri,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda X
jika kendala di kolom kanan
dan kendala di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
kendala di kolom
kanan dengan
kendala di kolom
kiri
Kolom Kanan
dalam mengembangkan
bisnis dengan mitra
tidak saling mendukung
Ketidakcocokan dalam
mengembangkan bisnis
Tidak terdapat kesepakatan
kerjasama dalam waktu lama
Ketidakcocokan dalam
mengembangkan bisnis
Ketentuan –
ketentuan yang telah disepakati
tidak dipenuhi Ketidakcocokan
dalam mengembangkan
bisnis Aturan,
kebijakan, dan ukuran kinerja
yang dipakai tidak saling
mendukung
Ketidaksamaan minat dan tujuan
Arah kerjasama yang tidak
konsisten Ketidaksamaan
minat dan tujuan Informasi tidak
terbuka Ketidaksamaan
minat dan tujuan Ketidakadilan
dalam menanggung
resiko
Ketidaksamaan minat dan tujuan
Ketidakadilan dalam
pendistribusian manfaat dan
keuntungan
Ketidaksamaan minat dan tujuan
Sumberdaya dengan mitra
tidak saling
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika kendala di
kolom kiri mendukung
keterlibatan kendala di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika kendala di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
kendala di kolom kiri,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda X
jika kendala di kolom kanan
dan kendala di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
kendala di kolom
kanan dengan
kendala di kolom
kiri
Kolom Kanan
mendukung Ketidaksamaan
minat dan tujuan Tidak terdapat
kesepakatan kerjasama dalam
waktu lama
Ketidaksamaan minat dan tujuan
Ketentuan –
ketentuan yang telah disepakati
tidak dipenuhi Ketidaksamaan
minat dan tujuan Aturan,
kebijakan, dan ukuran kinerja
yang dipakai tidak saling
mendukung
Arah kerjasama yang tidak
konsisten Informasi tidak
terbuka Arah kerjasama
yang tidak konsisten
Ketidakadilan dalam
menanggung resiko
Arah kerjasama yang tidak
konsisten Ketidakadilan
dalam pendistribusian
manfaat dan keuntungan
Arah kerjasama yang tidak
konsisten Sumberdaya
dengan mitra tidak saling
mendukung
Arah kerjasama yang tidak
konsisten Tidak terdapat
kesepakatan kerjasama dalam
waktu lama
Arah kerjasama yang tidak
Ketentuan –
ketentuan yang
Instrumen Penelitian Penentuan Kendala dalam keberlanjutan Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika kendala di
kolom kiri mendukung
keterlibatan kendala di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika kendala di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
kendala di kolom kiri,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda X
jika kendala di kolom kanan
dan kendala di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
kendala di kolom
kanan dengan
kendala di kolom
kiri
Kolom Kanan
konsisten telah disepakati
tidak dipenuhi Arah kerjasama
yang tidak konsisten
Aturan, kebijakan, dan
ukuran kinerja yang dipakai
tidak saling mendukung
Informasi tidak terbuka
Ketidakadilan dalam
menanggung resiko
Informasi tidak terbuka
Ketidakadilan dalam
pendistribusian manfaat dan
keuntungan
Informasi tidak terbuka
Sumberdaya dengan mitra
tidak saling mendukung
Informasi tidak terbuka
Tidak terdapat kesepakatan
kerjasama dalam waktu lama
Informasi tidak terbuka
Ketentuan –
ketentuan yang telah disepakati
tidak dipenuhi Informasi tidak
terbuka Aturan,
kebijakan, dan ukuran kinerja
yang dipakai tidak saling
mendukung
Ketidakadilan dalam
Ketidakadilan dalam
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika kendala di
kolom kiri mendukung
keterlibatan kendala di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika kendala di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
kendala di kolom kiri,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda X
jika kendala di kolom kanan
dan kendala di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
kendala di kolom
kanan dengan
kendala di kolom
kiri
Kolom Kanan
menanggung resiko
pendistribusian manfaat dan
keuntungan Ketidakadilan
dalam menanggung
resiko Sumberdaya
dengan mitra tidak saling
mendukung
Ketidakadilan dalam
menanggung resiko
Tidak terdapat kesepakatan
kerjasama dalam waktu lama
Ketidakadilan dalam
menanggung resiko
Ketentuan –
ketentuan yang telah disepakati
tidak dipenuhi Ketidakadilan
dalam menanggung
resiko Aturan,
kebijakan, dan ukuran kinerja
yang dipakai tidak saling
mendukung
Ketidakadilan dalam
pendistribusian manfaat dan
keuntungan Sumberdaya
dengan mitra tidak saling
mendukung
Ketidakadilan dalam
pendistribusian manfaat dan
keuntungan Tidak terdapat
kesepakatan kerjasama dalam
waktu lama
Ketidakadilan dalam
pendistribusian manfaat dan
Ketentuan –
ketentuan yang telah disepakati
tidak dipenuhi
Instrumen Penelitian Penentuan Kendala dalam keberlanjutan Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika kendala di
kolom kiri mendukung
keterlibatan kendala di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika kendala di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
kendala di kolom kiri,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda X
jika kendala di kolom kanan
dan kendala di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
kendala di kolom
kanan dengan
kendala di kolom
kiri
Kolom Kanan
keuntungan Ketidakadilan
dalam pendistribusian
manfaat dan keuntungan
Aturan, kebijakan, dan
ukuran kinerja yang dipakai
tidak saling mendukung
Sumberdaya dengan mitra
tidak saling mendukung
Tidak terdapat kesepakatan
kerjasama dalam waktu lama
Sumberdaya dengan mitra
tidak saling mendukung
Ketentuan –
ketentuan yang telah disepakati
tidak dipenuhi Sumberdaya
dengan mitra tidak saling
mendukung Aturan,
kebijakan, dan ukuran kinerja
yang dipakai tidak saling
mendukung
Tidak terdapat kesepakatan
kerjasama dalam waktu lama
Ketentuan –
ketentuan yang telah disepakati
tidak dipenuhi Tidak terdapat
kesepakatan kerjasama dalam
waktu lama Aturan,
kebijakan, dan ukuran kinerja
yang dipakai tidak saling
mendukung
Ketentuan –
ketentuan yang telah disepakati
tidak dipenuhi Aturan,
kebijakan, dan ukuran kinerja
yang dipakai tidak saling
mendukung
Lampran 8 Kuesioner penentuan struktur kelembagaan rantai pasok
DESKRIPSI PENELITIAN
a. Penggalian data dari narasumber ahli pada penelitian ini akan digunakan sebagai masukan atau sumberdata untuk keperluan penentuan struktur
kelembagaan rantai pasok manggis. b. Hasil penentuan adalah struktur kelembagaan rantai pasok manggis. Sub-
elemen kelembagaan pada rantai pasok manggis yang diajukan pada kuesioner ini merupakan hasil penelitian sebelumnya berdasarkan beberapa bentuk rantai
pasok buah tropis yang ada.
c. Metode yang digunakan untuk mengolah data hasil penggalian adalah ISM Intepretative Structural Modeling untuk menganalisis keterlibatan antar sub-
elemen dalam rantai pasok manggis.
PENGISIAN MATRIKS KETERLIBATAN LEMBAGA PADA RANTAI PASOK BUAH MANGGIS
a. Narasumber ahli diminta untuk memberikan penilaian hubungan antar sub- elemen yang mendukung keterlibatan sub-elemen lain dalam rantai pasok
manggis. b. Nilai tingkat hubungan diberikan dalam bentuk variabel linguistik yang
diwakili dengan nilai seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut ini. Untuk menilai keterlibatan lembaga dalam rantai pasok buah manggis di
Indonesia, terdapat 16 enam belas lembaga yang dipertimbangkan, yaitu: 1. Petani
2. Kelompok tani 3. Pengumpul
4. Industri pengemas pengolah 5. Pedagang pengecer
6. Asosiasi Pelaku Usaha Manggis ASPUMA 7. Eksportir
8. Perusahaan transportasi 9. Pemasok bibit
10. Bank 11. Koperasi
12. Lembaga penelitian universitas 13. LSM fasilitator
14. Pemerintah 15. Investor
Instrumen Penelitian Penentuan Struktur Kelembagaan
Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika lembaga di
kolom kiri mendukung
keterlibatan lembaga di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika lembaga di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
lembaga di kolom kiri,
tetapi tidak
sebaliknya
Beri Tanda X
jika lembaga di kolom kanan
dan lembaga di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
lembaga di kolom
kanan dengan
lembaga di kolom
kiri
Kolom Kanan
Petani Kelompok
tani Petani
Pengumpul Petani
Industri pengemas
pengolah
Petani Pedagang
pengecer Petani
ASPUMA Petani
Eksportir Petani
Perusahaan transportasi
Petani Pemasok
bibit Petani
Bank Petani
Koperasi Petani
Lembaga penelitian
universitas
Petani LSM
fasilitator Petani
Pemerintah Petani
Investor Kelompok
Tani Pengumpul
Kelompok Tani
Industri pengemas
pengolah
Kelompok Tani
Pedagang pengecer
Kelompok Tani
ASPUMA
Instrumen Penelitian Penentuan Struktur Kelembagaan
Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika lembaga di
kolom kiri mendukung
keterlibatan lembaga di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika lembaga di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
lembaga di kolom kiri,
tetapi tidak
sebaliknya
Beri Tanda X
jika lembaga di kolom kanan
dan lembaga di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
lembaga di kolom
kanan dengan
lembaga di kolom
kiri
Kolom Kanan
Kelompok Tani
Eksportir Kelompok
Tani Perusahaan
transportasi
Kelompok Tani
Pemasok bibit
Kelompok Tani
Bank Kelompok
Tani Koperasi
Kelompok Tani
Lembaga penelitian
universitas
Kelompok Tani
LSM fasilitator
Kelompok Tani
Pemerintah Kelompok
Tani Investor
Pengumpul Industri
pengemas pengolah
Pengumpul Pedagang
pengecer Pengumpul
ASPUMA Pengumpul
Eksportir Pengumpul
Perusahaan transportasi
Pengumpul Pemasok
bibit Pengumpul
Bank
Instrumen Penelitian Penentuan Struktur Kelembagaan
Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika lembaga di
kolom kiri mendukung
keterlibatan lembaga di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika lembaga di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
lembaga di kolom kiri,
tetapi tidak
sebaliknya
Beri Tanda X
jika lembaga di kolom kanan
dan lembaga di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
lembaga di kolom
kanan dengan
lembaga di kolom
kiri
Kolom Kanan
Pengumpul Koperasi
Pengumpul Lembaga
penelitian universitas
Pengumpul LSM
fasilitator Pengumpul
Pemerintah Pengumpul
Investor Industri
pengemas pengolah
Pedagang pengecer
Industri pengemas
pengolah ASPUMA
Industri pengemas
pengolah Eksportir
Industri pengemas
pengolah Perusahaan
transportasi
Industri pengemas
pengolah Pemasok
bibit
Industri pengemas
pengolah Bank
Industri pengemas
pengolah Koperasi
Industri pengemas
pengolah Lembaga
penelitian universitas
Instrumen Penelitian Penentuan Struktur Kelembagaan
Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika lembaga di
kolom kiri mendukung
keterlibatan lembaga di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika lembaga di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
lembaga di kolom kiri,
tetapi tidak
sebaliknya
Beri Tanda X
jika lembaga di kolom kanan
dan lembaga di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
lembaga di kolom
kanan dengan
lembaga di kolom
kiri
Kolom Kanan
Industri pengemas
pengolah LSM
fasilitator
Industri pengemas
pengolah Pemerintah
Industri pengemas
pengolah Investor
Pedagang pengecer
ASPUMA Pedagang
pengecer Eksportir
Pedagang pengecer
Perusahaan transportasi
Pedagang pengecer
Pemasok bibit
Pedagang pengecer
Bank Pedagang
pengecer Koperasi
Pedagang pengecer
Lembaga penelitian
universitas
Pedagang pengecer
LSM fasilitator
Pedagang pengecer
Pemerintah Pedagang
pengecer Investor
ASPUMA Eksportir
Instrumen Penelitian Penentuan Struktur Kelembagaan
Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika lembaga di
kolom kiri mendukung
keterlibatan lembaga di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika lembaga di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
lembaga di kolom kiri,
tetapi tidak
sebaliknya
Beri Tanda X
jika lembaga di kolom kanan
dan lembaga di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
lembaga di kolom
kanan dengan
lembaga di kolom
kiri
Kolom Kanan
ASPUMA Perusahaan
transportasi ASPUMA
Pemasok bibit
ASPUMA Bank
ASPUMA Koperasi
ASPIMA Lembaga
penelitian universitas
ASPUMA LSM
fasilitator ASPUMA
Pemerintah ASPUMA
Investor Eksportir
Perusahaan transportasi
Eksportir Pemasok
bibit Eksportir
Bank Eksportir
Koperasi Eksportir
Lembaga penelitian
universitas
Eksportir LSM
fasilitator Eksportir
Pemerintah Eksportir
Investor Perusahaan
transportasi Pemasok
bibit Perusahaan
transportasi Bank
Perusahaan transportasi
Koperasi
Instrumen Penelitian Penentuan Struktur Kelembagaan
Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika lembaga di
kolom kiri mendukung
keterlibatan lembaga di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika lembaga di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
lembaga di kolom kiri,
tetapi tidak
sebaliknya
Beri Tanda X
jika lembaga di kolom kanan
dan lembaga di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
lembaga di kolom
kanan dengan
lembaga di kolom
kiri
Kolom Kanan
Perusahaan transportasi
Lembaga penelitian
universitas
Perusahaan transportasi
LSM fasilitator
Eksportir Pemerintah
Perusahaan transportasi
Investor Pemasok
bibit Bank
Pemasok bibit
Koperasi Pemasok
bibit Lembaga
penelitian universitas
Pemasok bibit
LSM fasilitator
Pemasok bibit
Pemerintah Pemasok
bibit Investor
Bank Koperasi
Bank Lembaga
penelitian universitas
Bank LSM
fasilitator Bank
Pemerintah Bank
Investor Koperasi
Lembaga penelitian
universitas
Instrumen Penelitian Penentuan Struktur Kelembagaan
Rantai Pasok Buah Manggis
Kolom Kiri
Beri Tanda
V
jika lembaga di
kolom kiri mendukung
keterlibatan lembaga di
kolom kanan,
tetapi tidak sebaliknya
Beri Tanda
A
jika lembaga di
kolom kanan
mendukung keterlibatan
lembaga di kolom kiri,
tetapi tidak
sebaliknya
Beri Tanda X
jika lembaga di kolom kanan
dan lembaga di kolom kiri
saling mendukung
keterlibatannya Beri
Tanda O
jika tidak ada
hubungan antara
lembaga di kolom
kanan dengan
lembaga di kolom
kiri
Kolom Kanan
Koperasi LSM
fasilitator Koperasi
Pemerintah Koperasi
Investor Lembaga
penelitian universitas
LSM fasilitator
Lembaga penelitian
universitas Pemerintah
Lembaga penelitian
universitas Investor
LSM fasilitator
Pemerintah LSM
fasilitator Investor
Pemerintah Investor
Lampiran 9 Structural Self-Interaction Matrx SSIM awal a. Kebutuhan rantai pasok yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan di Kabupaten Bogor
j 1
2 3
4 5
6 i
1
A A
A A
V
2 A
A V
V
3
O O
V
4
O V
5
V
6 V
Keterangan: Lihat halaman 33 b. Kendala keberlanjutan kemitraan dalam rantai pasok yang dikelola
oleh KBU Al-Ihsan di Kabupaten Bogor
j 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 i
1 X
X X
V V
V V
X V
V V
2 X
X V
V V
V X
V V
V 3
X V
V V
V X
V V
V 4
V V
V V
X V
V V
5 A
A A
A A
A A
6 X
X A
V V
X 7
X A
V V
X 8
A V
V X
9 V
V V
10 X
A 11
A 12
V
Keterangan: Lihat halaman 33 c. Kelembagaan dalam rantai pasok yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan
di Kabupaten Bogor
j 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11 12 13 14 15 i
1 X
X X
X A
A X
X A
A A
A A
A
2 X
X X
A A
X X
A A
A A
A A
3 X
X A
A X
X A
A A
A A
A
4 X
A A
X X
A A
A A
A A
5 A
A X
X A
A A
A A
A
6 A
V V
A A
A A
A A
7 V
V X
X X
X X
X
8 X
A A
A A
A A
9 A
A A
A A
A
10 V
X X
X X
11 A
A A
A
12 X
X X
13 X
X
14 X
15
Keterangan: Lihat halaman 33
Lampiran 10 Structural Self-Interaction Matrx SSIM awal pengurangan risiko pada rantai pasok buah manggis yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan
di Kabupaten Bogor
j
1 2
3 4
5 6
i
1 A
A X
X V
2 X
V V
V 3
V V
V 4
X V
5 V
6
ABSTRACT
RETNO ASTUTI. The Development of Supply Chain of Mangosteen in Bogor District, West Java. Supervised by
MARIMIN, MACHFUD, ROEDHY POERWANTO, and YANDRA ARKEMAN.
Mangosteen Garcinia mangostana L. is the highly demanded fruit for export commodity from Indonesia. The biggest mangosteen production center in Indonesia is
West Java Province that includes Bogor District as one of the districts which produce the most of mangosteen production. The activities of mangosteen production in West
Java Province have not been efficient enough to compete internationally. In order to have competitive advantages, supply chain management in mangosteen business was
initiated in Bogor district in 2007 which integrated processes from receiving raw material to selling finished products. The aims of the research were to analyze the
current supply chain of mangosteen in Bogor District, West Java and to arrange the development of the emerging supply chain of mangosteen with considering
performance, risk, and value added of the chain. Data and information were collected through in depth interview, participative discussions with experts which represent each
member of the chain, and review of literatures. Tools used for this study were Interpretative Structural Modeling, Fuzzy Analytical Hierarchy Process, Supply Chain
Operations Reference, and Hayami methods for value added. The results of the study showed that the most important elements of the chain were needof the chain, barrier of
partnership sustainability, and institution of the chain. Attention to the relationship between sub-element in each element must be given by managers of the chain so that
the supply chain management can prioritize the handling of those elements. Research results also showed that the supply chain which was managed by KBU Al-Ihsan was
better than the marketing channel outside the chain in the profit and value added gained by the farmers as well as in the performance. But, exporter which bought
mangosteen from the chain which was managed by KBU Al-Ihsan had worse profit and value added comparing to exporter which bought mangosteen from the market channel
outside the chain. The developments arrangement was made to make the supply chain of mangosteen in Bogoar District being sustainable.
Keywords: supply chain of mangosteen, performance, value added, Interpretative
Structural Modeling, Fuzzy Analytical Hierarchy Process, Supply Chain Operations Reference, and Hayami methods for value added.
RINGKASAN
RETNO ASTUTI. Pengembangan Rantai Pasok Buah Manggis di Kabupaten Bogor, Jawa Barat
. Dibimbing oleh MARIMIN MACHFUD, ROEDHY POERWANTO, dan YANDRA ARKEMAN
Manggis Garcinia mangostana L. merupakan buah yang diekspor dari Indonesia yang mendominasi ekspor buah Indonesia 37,4. Sentra produksi buah
manggis terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat dengan Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten penghasil buah manggis yang terbanyak. Kegiatan produksi buah
manggis di Jawa Barat tidak cukup efisien untuk bersaing secara internasional. Agar bisnis manggis mempunyai keunggulan bersaing, maka Koperasi Bina Usaha Al-Ihsan
KBU Al-Ihsan mengembangkan manajemen rantai pasok buah manggis di Kabupaten Bogor pada tahun 2007 dengan mengintegrasikan proses bisnis dari penerimaan bahan
baku hingga penjualan buah manggis segar.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis kondisi rantai pasok buah manggis di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada saat ini serta menyusun pengembangan
rantai pasok buah manggis tersebut dengan mempertimbangkan kinerja, risiko, dan nilai tambah. Penelitian ini hanya dibatasi pada rantai pasok buah manggis segar untuk
pasar ekspor. Data primer diperoleh secara langsung dari hasil penggalian informasi dari para ahli dan responden penelitian secara terstruktur menggunakan alat bantu
berupa kuesioner maupun secara tidak terstruktur melalui wawancara secara mendalam. Responden penelitian meliputi para pemangku kepentingan bisnis buah manggis. Data
sekunder diperoleh dari studi pustaka serta penelusuran data dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Deskripsi rantai pasok yang ada pada saat ini dan penentuan lingkup rantai pasok yang diteliti dilakukan pada langkah awal. Metode yang digunakan pada langkah
awal ini adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan eksplorasi pada rantai pasok buah manggis yang menjadi objek penelitian. Langkah selanjutnya adalah melakukan
identifikasi peran masing-masing pelaku dalam rantai pasok dan analisis elemen kunci struktur rantai pasok yang berperan dalam membentuk rantai pasok buah manggis.
Keterkaitan antara sub elemen dalam tiap elemen kunci struktur tersebut dikaji dengan menggunakan Intepretative Structural Modeling ISM. Indikator kinerja kunci dan
risiko kemudian diidentifikasi dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process
Fuzzy AHP. Dalam pengembangan rantai pasok ini, kinerja rantai pasok diukur menggunakan model Supply Chain Operations Reference SCOR dan
nilai tambah juga dianalisis menggunakan metode Hayami. Pengukuran kinerja dan analisis nilai tambah dilakukan pada rantai pasok yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan dan
saluran pemasaran buah manggis di luar rantai pasok tersebut..
Nilai efisiensi pada setiap proses pada pengukuran kinerja menunjukkan bahwa rantai pasok buah manggis yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan mempunyai kinerja yang
lebih baik daripada kinerja saluran pemasaran di luar rantai pasok yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan. Nilai efisiensi rantai pasok buah manggis yang dikelola oleh KBU
Al-Ihsan yang rendah hanya terdapat pada proses SOURCE di tahap ekspor. Nilai tambah dan keuntungan yang diperoleh petani sebagai anggota rantai pasok buah
manggis yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan lebih tinggi dibandingkan nilai tambah dan keuntungan yang diperoleh petani yang bukan anggota rantai pasok buah manggis yang
dikelola oleh KBU Al-Ihsan. Nilai tambah yang diterima oleh eksportir jika membeli buah manggis hasil panen dari petani pada rantai pasok buah manggis yang dikelola
oleh KBU Al-Ihsan lebih rendah dibandingkan dengan nilai tambah yang dibeli eksportir dari petani yang bukan anggota rantai pasok buah manggis yang dikelola oleh
KBU Al-Ihsan. Eksportir menerima persentase nilai tambah yang terbesar dari seluruh nilai tambah yang diperoleh dari usaha buah manggis pada rantai pasok buah manggis
yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan. Walaupun persentase nilai tambah yang diterima oleh petani lebih kecil daripada persentase nilai tambah yang diterima oleh eksportir,
biaya yang dikeluarkan oleh petani juga lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh eksportir.
Berdasarkan kajian pustaka dan pendapat para ahli, elemen sistem yang penting pada rantai pasok buah manggis yang dikelola oleh KBU Al-Ihsan adalah kebutuhan,
kendala keberlanjutan, dan lembaga yang terlibat dalam rantai pasok tersebut. Model struktural untuk rantai pasok buah manggis di Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa
ketersediaan modal dan ketersediaan teknologi adalah kebutuhan utama rantai pasok ini, sedangkan kendala keberlanjutan kemitraan yang harus diperhatikan adalah
ketidakpercayaan dengan mitra, ketidakcocokan karakter dan etika dalam bekerja sama, ketidakcocokan dalam mengembangkan bisnis, ketidaksamaan minat dan tujuan, serta
sumber daya mitra yang tidak saling mendukung yang mempunyai daya gerak yang besar untuk menimbulkan kendala keberlanjutan yang lain. Pada elemen lembaga, KBU
Al-Ihsan, eksportir, lembaga perbankan keuangan, lembaga penelitian universitas, LSM fasilitator, pemerintah, dan investor merupakan lembaga yang kuat dalam rantai
pasok ini. Lembaga yang berperan pada keberlanjutan rantai pasok ini hendaknya dipertimbangkan untuk dilibatkan dalam proses bisnis rantai pasok tersebut. Dukungan
finansial masih perlu diperkuat agar proses bisnis manggis dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Kinerja kunci untuk mencapai tujuan utama rantai pasok
adalah pengelolaan aset dengan indikator kinerja kunci berupa waktu siklus cash to cash, pengembalian aset tetap rantai pasok, dan pengembalian modal. Para ahli juga
memberikan penilaian bahwa kelembagaan dan finansial merupakan sumber risiko dengan bobot kepentingan tertinggi yang mungkin muncul pada rantai pasok tersebut.
Hubungan bisnis antar mitra merupakan risiko yang potensial dari sumber risiko kelembagaan. Risiko yang potensial dari sumber risiko finansial adalah ketidakpastian
pengembalian modal. Koordinasi horisontal dan membangun kepercayaan antar anggota rantai pasok mempunyai daya gerak yang kuat sebagai strategi pengurangan
risiko sehingga pengelola rantai pasok harus lebih memberikan perhatian kepada kedua hal tersebut sebagai strategi mengurangi risiko.
Agar rantai pasok buah manggis di Kabupaten Bogor tetap berkelanjutan, maka disusun beberapa pengembangannya, yaitu meningkatkan jumlah kebun terdaftar,
mengembangkan beberapa usaha pada KBU Al-Ihsan untuk meningkatkan nilai tambah yang diperoleh anggota rantai pasok, serta meningkatkan keterlibatan beberapa
lembaga yang dapat mendukung penguatan finansial dan kinerja rantai pasok tersebut.
Kata kunci : Rantai pasok buah manggis, risiko, kinerja, nilai tambah, ISM, Fuzzy AHP, SCOR
, Hayami
1 PENDAHULUAN