Average Collection Period Analisis Economic Value Added

Tabel 14. Perhitungan Total Asset Turnover PT AALI Tbk 2006-2009 2006 2007 2008 2009 TW I 0,25 0,27 0,35 0,2 TW II 0,53 0,58 0,71 0,46 TW III 0,76 0,84 0,86 0,69 TW IV 1,07 1,11 1,25 - Rata-rata 0,65 0,7 0,79 0,45 Ket: sampai bulan September 2009 Berdasarkan keadaan triwulan 4 tiap tahunnya, keadaan perusahaan masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis. Pada tahun 2006 rata-rata industri sebesar 0,83, pada tahun 2007 sebesar 0,82 dan tahun 2008 sebesar 1,06. Keadaan ini menunjukkan PT AALI Tbk masih lebih baik dalam menghasilkan keuntungan dari setiap penjualan yang dilakukan dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis.

d. Average Collection Period

Rasio ini bertujuan mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menagih piutang dan menjadi kas dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan perhitungan di bawah dapat dilihat bahwa perusahaan PT AALI Tbk dapat menagih piutangnya dalam waktu yang cukup cepat. Dari perhitungan yang dilakukan tiap triwulan, maka dapat dilihat perusahaan mampu dengan cepat untuk menagih piutang. Semakin cepat piutang berhasil ditagih, maka akan semakin besar kas perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan selanjutnya. Tabel 15. Perhitungan Average Collection Period PT AALI Tbk Tahun 2006-2009 2006 2007 2008 2009 TW I 5,17 2,42 5,23 1,46 TW II 6,77 1,87 3,68 4,80 TW III 6,18 4,36 4,20 4,60 TW IV 2,25 6,95 1,08 - Rata-rata 5,09 3,9 3,54 3,62 Ket: sampai bulan September 2009 Pada tahun 2006, perusahaan mampu menagih piutang rata-rata 5,1 hari dalam tiap 3 bulan. Pada tahun 2007 rata-rata perusahaan menagih piutang 44 dalam waktu 4 hari tiap 3 bulan. Pada tahun 2008 perusahaan mampu menagih piutang dalam waktu 3,5 hari.

4.3. Analisis Economic Value Added

EVA merupakan suatu sistem keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan. Dengan mengetahui EVA perusahaan, maka dapat diketahui peningkatan nilai ekonomi perusahaan pada periode tertentu dari kinerjanya, sehingga dapat diketahui posisi perusahaan menurut sudut pandang investor, apakah perusahaan telah menjadi wealth creator atau wealth destroyer. Nilai EVA pada PT AALI Tbk periode 2006-2008 selalu mengalami peningkatan baik periode triwulanan maupun tahunan. Hal ini menandakan bahwa perusahaan pada periode tiga tahun tersebut selalu berhasil menciptakan nilai tambah kekayaan atas modal yang diinvestasikan oleh investor. Tabel 16. Nilai Economic Value Added EVA PT AALI Tbk 2006-2009 Triwulan EVA dalam jutaan rupiah 2006 2007 2008 2009 I 105.052,75 266.148,86 999.291,06 78.984 II 341.148,56 680.643,34 1.770.490,41 622.922 III 557.054,59 1.283.622,28 2.332.033,11 1.118.987 IV 729.647,74 1.970.202,39 2.808.264,63 - Sumber : Laporan Keuangan dan Data Saham PT AALI Tbk dan IHSG Ket: sampai bulan September 2009 Pada triwulan I tahun 2006 nilai EVA perusahaan berada pada nilai Rp 105.052,75 dalam jutaan, sedangkan di triwulan II tahun 2006 meningkat 224 persen dibanding triwulan I tahun 2006. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan NOPAT di triwulan II tahun 2006 sebesar 129 persen dibanding triwulan I tahun 2006, yang peningkatannya lebih besar daripada peningkatan biaya modalnya COC yang hanya sebesar 1,8 persen. NOPAT meningkat karena laba bersih perusahaan juga meningkat. Demikian juga di triwulan berikutnya di tahun 2006 yang selalu meningkat nilai EVA perusahaan. Hal yang sama terjadi pula di tahun 2007 dan 2008 dimana nilai EVA perusahaan selalu meningkat nilainya. Kenaikan nilai EVA pada periode triwulan I, II, III dan IV tahun 2007 meningkat sebesar 153 persen, 99,5 persen, 130,43 persen dan 170 persen dari 45 periode yang sama tahun 2006. Pada tahun 2009 triwulan I nilai EVA kecil karena nilai NOPAT perusahaan juga sangat kecil. Kenaikan nilai EVA ini dipengaruhi oleh kenaikan Net Operating After Tax NOPAT di setiap triwulan yang lebih tinggi dari biaya modal sehingga selalu menghasilkan EVA yang positif. Biaya modal yang tinggi terjadi di tahun 2006 dikarenakan tingginya nilai biaya atas modal saham biasa Ke yang mencapai 11,536 persen . Nilai β bernilai kecil yang mendekati nol yakni sebesar 0,036 yang meski return perusahaan bergerak lebih lambat dari pergerakan return pasar, namun masih kurang responsive, sehingga menyebabkan Weighted Average Cost of Capital WACC ikut meningkat hingga mencapai 9,568 persen. Dengan WACC yang tinggi, maka nilai biaya modal Cost of CapitalCOC pun ikut meningkat. Namun ini tidak mempengaruhi nilai EVA yang tetap positif, karena NOPAT yang dihasilkan masih lebih besar daripada COC Lampiran 12. Nilai β yang dihasilkan di tahun 2006 yakni sebesar 0,036 menandakan bahwa di tahun tersebut PT AALI Tbk memiliki resiko yang lebih kecil daripada resiko pasar karena β kurang dari 1. Sedangkan di tahun 2007 dan 2008 β perusahaan lebih besar daripada 1 yang menandakan bahwa perusahaan memiliki resiko yang lebih besar daripada resiko pasar Lampiran 10. Keadaan ini memiliki arti bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan investor pun tinggi, karena menanamkan modalnya di perusahaan yang pada tahun 2007 dan 2008 memiliki resiko yang lebih tinggi dari pasar pada umumnya. Biaya hutang Kd perusahaan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 sebesar 2,342 persen, sedangkan di tahun 2007 sebesar 0,403 persen, yang lalu turun lagi menjadi 0,009 persen di tahun 2008. Hal ini disebabkan oleh turunnya biaya bunga pada tahun 2007 dan 2008 yang cukup besar dibandingkan tahun 2006, sedangkan hutang perusahaan naik pada periode 2006-2008 Lampiran 11. Nilai Invested Capital IC perusahaan mengalami kenaikan di hampir tiap triwulan. Di beberapa triwulan seperti di triwulan IV tahun 2006 IC mengalami penurunan yang disebabkan oleh turunnya hutang perusahaan lebih besar daripada kenaikan ekuitas perusahaan. 46 Nilai EVA pada tiap triwulan tahun 2006-2009 selalu menghasilkan angka yang positif EVA 0 karena NOPAT lebih besar daripada biaya modal perusahaan COC. Ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah dapat menambahkan nilai ekonomis ke dalam perusahaan. Nilai EVA pun selalu meningkat dari tahun ke tahun, hal ini karena NOPAT perusahaan sudah melebihi biaya modal yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan laba. Secara umum pada tahun 2008 nilai EVA PT AALI Tbk mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan nilai laba bersih mengalami peningkatan meski biaya bunga turun dari periode sebelumnya, tetapi tidak diikuti oleh WACC sebagai komponen biaya modal yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dan mengakibatkan penurunan COC yang pada akhirnya menghasilkan nilai EVA yang positif dan lebih besar dari tahun sebelumnya. Biaya modal COC ini rendah karena nilai struktur modal rata-rata WACC yang rendah. Nilai biaya modal atas saham biasa Ke pada tahun 2008 mencapai angka negatif yaitu -13,94 persen, hal ini dipengaruhi oleh tingkat sensitivitas return saham perusahaan yang bergerak lebih tinggi terhadap pergerakan return pasar dengan β = 1,622 dan tingkat market risk premium yang mencapai angka negatif tertinggi pada periode penelitian ini yakni sebesar -0,1422 atau -14,22 persen. Hal ini juga dikarenakan pada pertengahan tahun 2008 terjadi penurunan harga saham PT AALI Tbk. yang cukup tajam, bahkan di bulan Oktober 2008 penurunan mencapai 50 dibanding bulan September 2008. Demikian pula dengan IHSG yang pada triwulan III tahun 2008 menurun yang mengindikasikan perekonomian negara yang juga turun Lampiran 8. Biaya modal sebagai komponen pengurang EVA, yang terbesar terjadi pada periode tahun 2006, dengan rata-rata sebesar Rp 81.346,34 dalam jutaan, dengan rata-rata sebesar itu dan nilai NOPAT yang tidak terlalu besar, maka nilai EVA yang terbentuk pun tidak terlalu besar. Sementara itu di tahun 2007 dan 2008 meski memiliki rata-rata biaya modal yang lebih kecil daripada rata- rata biaya modal tahun 2006 namun memiliki EVA yang lebih besar dikarenakan di tahun 2007 dan 2008 memiliki NOPAT yang lebih besar. Hal ini menandakan perusahaan sudah mampu melakukan efisiensi usaha. Komponen yang mempengaruhi COC adalah WACC dan IC. Invested Capital IC yang dimiliki perusahaan setiap periodenya cenderung mengalami kenaikan, hal ini seiring dengan perkembangan kinerja PT AALI Tbk dalam rangka pembiayaan kegiatan operasionalnya yang semakin meluas guna mencapai tujuannya. Dalam WACC, selain faktor ekuitas, melibatkan pula struktur hutang, biaya hutang terbesar terdapat pada tahun 2006, jadi hal ini memang membuktikan bahwa COC terbesar terjadi pada tahun tersebut dengan komposisi Ke dan Kd terbesar pada periode penelitian, sehingga WACC yang terbentuk pun meningkat yang mengakibatkan peningkatan biaya modal perusahaan. Peningkatan nilai EVA ini antara lain disebabkan oleh: 1. Penjualan Penjualan perusahaan dapat dilihat dari jumlah penjualan bersih perusahaan yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini akan berdampak kepada peningkatan laba bersih perusahaan yang merupakan unsur dari NOPAT. Di tahun 2008 terdapat keuntungan juga dari pelepasan aset perusahaan yang akan meningkatkan pendapatan perusahaan. 2. Biaya Bunga Biaya bunga merupakan faktor yang berpengaruh pada NOPAT karena NOPAT diperoleh dari penjumlahan laba bersih perusahaan ditambah biaya bunga. Nilai biaya bunga rata-rata pada tahun 2006 sebesar Rp 12.762 juta, pada tahun 2007 rata-rata sebesar Rp 6.276 juta atau turun dibanding tahun 2006. Sedangkan pada tahun 2008 rata-rata biaya bunga sebesar Rp 167 juta yang menurun signifikan dibanding tahun sebelumnya. Namun, penurunan ini tidak berdampak pada penurunan NOPAT karena laba bersih perusahaan juga meningkat. 4.4. Analisis Deret Berkala dan Peramalan 4.4.1 Analisis Trend