I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Keadaan perekonomian Indonesia selama krisis ekonomi yang berlangsung mulai tahun 2008 hingga saat ini belum dapat sepenuhnya pulih.
Memasuki tahun 2009, Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi dari 6,8 pada tahun 2007 menjadi 6,7 pada akhir tahun 2008. Pada tahun
2009, angka pertumbuhan ekonomi diprediksi oleh IMF dan Bank Indonesia berada dikisaran 4, artinya meskipun terkena imbas dari krisis global,
perekonomian Indonesia dipercaya oleh para analis masih mampu tumbuh sebesar 4 dan diharapkan sudah memasuki fase pemulihan atau recovery pada
tahun 2010. Krisis global merupakan proses setali tiga uang, jika dapat dimanfaatkan dengan cermat untuk berinvestasi secara tepat di pasar modal
Indonesia yang diharapkan dapat memberikan imbal hasil return yang signifikan pada jangka panjang. Semua sektor terkena dampak tidak terkecuali
sektor pasar modal terutama Bursa Efek yang mengalami dampak negatif cukup besar dan lama. Hal tersebut merupakan salah satu indikator bagi para pelaku
ekonomi yang di dalamnya terdapat para pelaku pasar modal untuk berpikir panjang dalam memilih dan mengambil keputusan dalam berinvestasi.
Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah, terutama dari hasil laut, hutan dan perkebunan tentu merasakan juga dampak dari keadaan ini. Usaha di
bidang perkebunan, kehutanan dan perikanan merupakan usaha yang terdaftar di Bursa Efek. Meskipun usaha di bidang tersebut ikut terkena imbas krisis
ekonomi, akan tetapi masih dapat bertahan bahkan dapat terus berkembang dengan meningkatnya volume ekspor komoditi. Ekspor komoditas khusunya
CPO pada tahun 2008 selalu naik, namun sempat menurun di triwulan 3. Pada triwulan I sebesar 829.081 ton, triwulan II sebesar 885.987 ton, triwulan III
sebesar 586.888 ton dan triwulan 4 kembali meningkat sebesar 899.623 ton BPS, 2008. Perusahaan harus dapat mencari cara untuk dapat meningkatkan
penjualan, sehingga dapat menutupi peningkatan biaya yang ada, atau bahkan yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan laba.
Informasi-informasi mengenai saham dan kinerja keuangan suatu perusahaan terlebih dahulu harus diketahui investor sebelum melakukan
investasi, sehingga dapat mengambil keputusan perusahaan yang tepat dan memiliki kinerja paling baik di masa yang akan datang. Informasi yang paling
sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya adalah informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan setiap tahunnya. Pada umumnya tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan
shareholder. Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan harga pasar saham, karena pada jangka panjang, harga saham perusahaan mencerminkan
value dari perusahaan. Jika perusahaan melakukan keputusan investasi atau dividennya yang buruk, maka akan membuat investor bereaksi yang
menyebabkan harga pasar saham perusahaan menjadi jatuh. Akan tetapi jika perusahaan membuat keputusan yang tepat terhadap investasi atau dividennya
akan membuat harga pasar saham perusahaan meningkat. Jadi semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai value
perusahaan tersebut yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan shareholder. Ukuran kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor
yang penting yang dipertimbangkan oleh investor untuk melakukan investasi di suatu perusahaan. Dalam melakukan investasi, seorang investor tentu akan
menanamkan modalnya pada perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik
sehingga nantinya kesejahteraan investor tersebut dapat bertambah.
Ukuran kinerja perusahaan dapat dianalisa melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisa laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan
interpretasi rasio digunakan untuk memperoleh informasi tentang posisi keuangan, kinerja perusahaan, aliran kas dan informasi lainnya yang berkaitan
dengan perusahaan yang nantinya dapat digunakan oleh para investor, kreditur, pelaku bisnis, pemerintah dan para pemakai laporan keuangan untuk melakukan
penilaian terhadap perusahaan tersebut yang nantinya dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Sampai saat ini masih banyak perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan analisis fundamental dalam menilai kinerja perusahaan emiten.
2
Metode analisis ini ternyata masih memiliki banyak kelemahan karena lebih menitikberatkan kepada laba dengan tidak memperhitungkan besarnya
biaya modal, risiko atas penempatan modal dan nilai tambah dari kepemilikan aset. Pendekatan Economic Value Added EVA merupakan salah satu alat
penilaian kinerja perusahaan dengan pendekatan lain, yang menitikberatkan kepada pengukuran nilai tambah added value yang dihasilkan perusahaan.
Pendekatan EVA belum banyak dikenal dan diterapkan oleh perusahaan- perusahaan di Indonesia. Pendekatan tersebut meskipun bukan yang terbaik,
akan tetapi bisa dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi para pelaku bursa untuk melihat sejauh mana keefektifan perusahaan memanfaatkan asset
yang dimiliki untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertanianperkebunan adalah PT Astra Agro Lestari Tbk PT AALI Tbk yang bermarkas di Jakarta.
Hal ini bisa dilihat dari rasio keuangannya yang berkembang dari tahun ke tahun dibandingkan dengan perusahaan perkebunan lainnya seperti PT Bakrie
Sumatera Plantations Tbk PT UNSP Tbk yang memiliki total aset sebesar Rp 4,7 triliun per 31 Desember 2008, kinerja keuangan PT AALI Tbk yang
memiliki aset Rp 6,5 triliun per 31 Desember 2008 cukup bagus. Pada tahun 2008 rasio-rasio keuangan PT AALI Tbk lebih baik daripada PT UNSP Tbk.
Nilai ROA, ROE dan NPM dari PT AALI Tbk berturut-turut sebesar 40,4 persen, 51 persen dan 32,24 persen, sedangkan nilai rasio-rasio keuangan
PT UNSP Tbk jauh lebih kecil daripada PT AALI Tbk. Tabel 1. Perbandingan Kinerja Keuangan PT AALI Tbk dan PT UNSP Tbk
Tahun 2008 No.
Rasio Keuangan PT AALI Tbk
PT. UNSP Tbk
1. Return on Asset ROA
40,4 3,7
2. Return on Equity ROE
51,03 7,0
3. Net Proft Margin NPM
32,24 5,9
Sumber: www.idx.co.id
Tahun 2008, industri kelapa sawit pada umumnya mendapatkan keuntungan dari tingginya harga CPO Crude Palm Oil sepanjang sejarah.
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang CPO di Indonesia juga turut mendapatkan keuntungan dari kondisi tersebut. Tetapi menjelang akhir
3
tahun 2008 terjadi penurunan yang cukup tajam pada sebagian besar komoditi. Meskipun demikian perusahaan masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,6
triliun untuk tahun buku 2008. Perolehan ini meningkat sebesar 33,3 dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja keuangan PT AALI Tbk dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dan trend profitabilitas kedepannya?
2. Bagaimana kinerja keuangan PT AALI Tbk menurut Economic Value Added EVA?
3. Apakah berinvestasi pada PT AALI Tbk menarik bagi investor?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menganalisa kinerja keuangan PT AALI Tbk dengan menggunakan rasio-
rasio keuangan dan mengkaji trend profitabilitas kedepannya. 2.
Menganalisa kinerja keuangan PT AALI Tbk menggunakan metode Economic Value Added EVA.
3. Memberikan rekomendasi bagi investor dalam berinvestasi pada PT
AALI Tbk.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih mendalam mengenai kinerja keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dalam bentuk rasio-rasio
keuangan dan EVA, sehingga berguna bagi investor sebagai referensi dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Sedangkan manfaat bagi manajer
menjadi sebuah pedoman untuk mengetahui keberhasilannya dalam mengelola perusahaan. Sementara manfaat bagi penulis adalah menambah pengetahuan
mengenai pasar modal terutama industri komoditas serta pengembangan kemampuan analisis dalam bidang keuangan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka pengolahan data dan pembahasan, serta ruang lingkup penelitian dibatasi pada perhitungan rasio-rasio
keuangan, trend profitabilitas dan Economic Value Added EVA pada PT Astra Agro Lestari Tbk PT AALI Tbk. periode 2006-September 2009.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.