Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Aktivitas

3. Manajemen dalam menyajikan rasio, karena rasio adalah analisis jangka pendek, bisa memanipulasi dengan sah, yaitu dengan menggeser angka- angka yang secara akuntansi diperkenankan. Misalnya, melalui perkiraan penghapusan dan penyusutan cadangan. Sementara dari sisi ROE sebagai salah satu pengukur kinerja yang paling banyak digunakan oleh para manajer dan investor ternyata mengandung beberapa distorsi, yaitu: 1. Distorsi finansial, karena ROE akan bereaksi terhadap setiap perubahan kombinasi antara kewajiban dan ekuitas yang digunakan perusahaan. Bila peningkatan ROE ditetapkan sebagai sasaran perusahaan maka manajer cenderung untuk menggunakan hutang untuk membiayai aktifitas perusahaan daripada dengan ekuitas. 2. Distorsi akuntansi, karena ROE dihitung dengan membagi Net Icome dengan ekuitas, dimana income tersebut mengandung distorsi akibat standar akuntansi seperti alternatif pemilihan pencatatan akuisisi dengan purchase method atau pooling method. 3. Salah satu distorsi lainnya adalah diperbolehkannya perusahaan untuk menggunakan teknik LIFO ketika harga naik atau FIFO sebagai alternatif pencatatan persediaan. Dengan demikian besarnya laba akuntansi perusahaan tersebut dapat direkayasa sedemikian rupa tergantung dari kepentingan perusahaan sendiri. Dalam menganalisis setiap rasio-rasio, angka yang diperoleh dari perhitungan tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Rasio-rasio tersebut dapat berarti jika: 1. Terdapat perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir sama 2. Terdapat analisis kecenderungan trend dari setiap rasio-rasio pada tahun sebelumnya.

2.4.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. Masalah likuiditas timbul apabila suatu perusahaan melakukan transaksi secara besar-besaran, di luar kemampuan yang dimiliki atau overtrading, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan kewajiban jangka pendeknya meskipun mempunyai prospek yang menjanjikan. Tingkat likuiditas dapat dilihat pada rasio-rasio dibawah: 1. Current Ratio CR Current Ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Nilai CR rendah akan berdampak pada resiko piutang dan persediaan. Indikator CR adalah semakin rendah CR, maka semakin buruk tingkat likuiditas sebuah perusahaan, semakin tinggi CR berarti menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya baik. 2. Acid Test quick Ratio Quick Ratio adalah rasio yang membagi aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar.

2.4.2 Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. 1. Total Debt to Total Asset Ratio TDTA Definisi total debt to total asset ratio atau yang disebut juga rasio hutang adalah rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur seberapa besar perusahaan memakai hutang untuk kegiatan operasional. 2. Time Interest Earned Ratio TIE Rasio hutang ini membagi laba sebelum hutang dan pajak EBIT dengan beban bunga, yakni laba operasi dibagi dengan beban bunga. Rasio ini bertujuan mengetahui seberapa jauh laba mengalami penurunan, tanpa mengganggu kewajiban perusahaan terhadap kreditur. Semakin tinggi TIE, semakin sehat kondisi perusahaan.

2.4.3 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas dipakai untuk mengukur aktivitas suatu perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimilikinya. Definisi rasio aktivitas adalah rasio yang membandingkan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung untuk penjualan. Data yang dipakai berasal dari data laporan labarugi. Kondisi perusahaan dikatakan sehat apabila angka yang dihasilkan dari berbagai perhitungan semakin besar. Artinya, perusahaan dapat menciptakan volume 9 bisnis yang besar efektif walaupun persediaan aktiva tetap atau total aktiva dalam jumlah yang sama. 1. Inventory Turnover Perputaran Persediaan Inventory turnover adalah rasio yang membagi antara penjualan dengan persediaan. Persediaan dapat ditentukan secara rata-rata. 2. Average Collection Period Tujuannya untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menagih piutang. Menurut teori keuangan, semakin tinggi rata-rata pengembalian piutang berarti semakin tinggi pula dana yang diserap oleh piutang. Artinya, rata-rata pengembalian berbanding lurus dengan sumber daya yang diserap oleh piutang. Dalam mencari rata-rata pengembalian piutang, diperlukan 2 langkah. Pertama, mencari rata-rata penjualanhari. Langkah ini untuk membandingkan antara penjualan selama kuartalsetahun dengan jumlah hari dalam setahunkuartal. Kedua, menghitung rata-rata pengumpulan piutang. Rasio yang membandingkan antara piutang dengan langkah pertama perhitungan rata-rata penjualan harian. 3. Fixed Asset Turnover Perputaran aktiva tetap adalah resiko yang membandingkan antara penjualan dan aktiva tetap, dengan tujuan untuk mengukur efektifitas pemakaian aktiva tetap. Indikatornya: semakin tinggi rasio perputaran aktiva tetap, semakin efektif manajemen perusahaan dalam pemakaian aktiva tetap, rasio rendah membuat manajemen bekerja keras memutar otak untuk mengevaluasi strategi, pemasaran pengeluaran modal pada perusahaan. 4. Total Asset Turnover Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan total aktiva. Total asset turnover adalah perbandingan penjualan dengan total aktiva.

2.4.4 Rasio Profitabilitas