laporan arus dana, dan catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan digunakan
sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, untuk memberikan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan berguna
dalam pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan pada suatu periode tertentu.
Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No. 1 paragraf 5 IAI, 2007: 1.2 adalah ”memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja,
dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggung jawaban stewardship manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: 1 aset; 2
kewajiban; 3 ekuitas; 4 pendapatan dan kerugian; dan 5 arus kas. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pengguna laporan keuangan. Terdapat empat karakteristik pokok laporan keuangan yaitu IAI, 2007: 5:
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami
oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi
dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
Universitas Sumatera Utara
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa
lalu.
c. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal reliable. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur faithful
representation dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan
kecenderungan trend posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar
perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
Adapun menurut PSAK No. 1 paragraf 9 IAI, 2007: 2 pemakai laporan keuangan memerlukan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan informasi yang berbeda, yaitu:
1. Investor. Penanam modal beresiko dan penasihat mereka
berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
2. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili
mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
Universitas Sumatera Utara
3. Pemberi Pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi
keuangan yang memunginkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor
usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi
mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, ataubergantung
pada perusahaan.
6. Pemerintah. Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur
aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya.
7. Masyarakat. Perusahaan memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan trend dan perkembangan
terlahir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.1.2 Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan ditambah
denganinformasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, seperti
informasi tentang sumber daya perusahaan, earning, current cost, informasi tentang prospek perusahaan yang merupakan bagian integral dengan tujuan
untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup Yadiati, 2010: 52. Menurut SFAC Statement of Financial Accounting Concepts No.1 dalam
Prahesty, 2011 pelaporan keuangan terdiri atas:
Universitas Sumatera Utara
1. Laporan keuangan dasar Basic Financial Statements yang terdiri dari laporan keuangan Financial Statement dan catatan
atas laporan keuangan Notes of Financial Statements. 2. Informasi-informasi tambahan Supplementary Informations.
3. Laporan-laporan lain selain Laporan keuangan Other means of Financial Reporting.
Adapun tujuan pelaporan keuangan dalam SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprises dalam Yadiati,
2010: 53adalah: 1. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor,
dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan
keputusan lain yang sejenis. 2. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor,
dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari
dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas
masuk future cash flow pada perusahaan. 3. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim
atas sumber daya tersebut dan perubahannya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Teori Kepatuhan
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan go public di Indonesia telah
diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modaltentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Regulasi
tersebut sesuai dengan teorikepatuhan menurut Kelman dalam Ardani, 2010: 50 dinyatakan bahwa:
Compliance diartikan sebagai suatu kepatuhan yang di dasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghindarkan diri dari
hukuman yang mungkin dijatuhkan. Kepatuhan ini sama sekali tidak didasarkan pada suatu keyakinan pada tujuan kaedah hukum yang
bersangkutan, dan lebih di dasarkan pada pengendalian dari pemegang kekuasaan. Sebagai akibatnya maka kepatuhan akan ada, apabila ada
pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan kaedah-kaedah hukum tersebut”.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK
Nomor 1 paragraf 38, suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 empat bulan setelah tanggal neraca IAI, 2007:
1.7, akan tetapi bagi perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dituntut untuk mematuhi peraturan yang diatur dalam
Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36PM2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala, yaitu: “Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan
dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga 90
hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya
adalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Universitas Sumatera Utara
Indonesia IAI dan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam”.
Peraturan-peraturan tersebut sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor:
KEP-346BL2011 yang telah diperbaharui oleh Bapepam pada tahun 2011,mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun
organisasi emiten atau perusahaan publik yang efeknya tercatat di bursa efek di Indonesia dan bursa efek di Negara Lain wajib menyampaikan
laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan keuangan tersebut kepada masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan
teori kepatuhan compliance theory. Berdasarkan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-
307BEJ07-2004, tentang Peraturan Nomor I-H mengenai sanksi: Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan
Keuangan, Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan Peringatan III
disertai denda sebesar Rp. 50.000.000 sampai dengan Rp. 150.000.000, bahkan akan dikenakan sanksi suspensi. Pengenaan sanksi tersebut
dilakukan dengan proses-proses tertentu sesuai dengna aturan. Selain itu, perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan
dikenakan juga sanksi administratif yang diatur oleh Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Pasar Modal yang menyatakan bahwa “emiten yang penyataan telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000 satu juta
Universitas Sumatera Utara
rupiah atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000
lima ratus juta rupiah”. Sebagai kesimpulan, teori kepatuhan dapat mendorong perusahaan untuk mematuhi hukum-hukum yang berlaku
termasuk dalam melaksanakan kewajiban mereka untuk mempublikasi laporan keuangan secara tepat waktu.
2.1.4 Ketepatan Waktu Timeliness Pelaporan Keuangan.
Menurut McGee 2007 dalam Sulistyo, 2010 ketepatan waktu timeliness adalah suatu cara untuk mendukung relevansi suatu informasi,
agar disajikan secara transparansi dan berkualitas suatu laporan keuangan.Rentang waktu antara tanggal laporankeuangan perusahaan dan
tanggal ketika informasi keuangan diumumkan kepublik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan. Tambahan pula,
Gregory dan Van Horn 1963 berpendapat dalam Owusu-Ansah 2000, secara konseptual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas
ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu.Jadi,ketepatan waktu dapat diartikan
sebagai suatu batasan penting pada publikasi laporan keuangan yang disajikan dalam kurun waktu yang teratur, dan memiliki suatu manfaat yang
akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pengguna laporan keuangan. Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Standar Akuntansi Keuangan paragraf 24 IAI, 2007:5, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para penggunanya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan,
andal, dan dapat diperbandingkan.Dalam paragraf 43 IAI, 2007:8 menyatakan bahwa tepat waktu merupakan salah satu kendala informasi
yang relevan dan andal: “Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan,
maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara
pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek
transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek
diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai
keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan”.
Menurut Belkaoui 2006 dalam Situmorang, 2010 menjelaskan
bahwa relevan dan andal merupakan dua kualitas utama, agar relevan informasi harus memiliki nilai prediktif dan nilai umpan balik dan sekaligus
pada saat yang sama harus disampaikan pada waktu yang tepat.Salah satu tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah ketepatan waktu, yang
artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya kelambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan
ekonomi.Keterlambatan terjadi jika perusahaan melaporkan informasi laporan keuangannya setelah tanggal yang ditentukan. Dengan demikian,
berdasarkan Lampiran SuratKeputusan Ketua BAPEPAM Nomor KEP- 36PM2003, penyampaian laporan keuangan tahunan yang disertai dengan
laporan auditor independen dikatakan tepat waktu apabila diserahkan
Universitas Sumatera Utara
sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga90 hari setelah tanggallaporan keuangan tahunanperusahaan publik tersebut.
Menurut Dyer dan Mc Hugh 1975 dalam Prahesty, 2011, menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu
dalam penelitiannya: 1 preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa;
2 auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani; 3 total lag:
interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
Ketepatan waktu diukur dengan menggunakan variabel dummy, di mana kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu dan kategori 1
untuk perusahaan yang tepat waktu.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu
Timeliness Pelaporan Keuangan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, antara lain:
2.1.5.1 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan untuk menghasilkan laba dalam satu periode tertentu.
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,
Universitas Sumatera Utara
dan sebagainya Harahap,2011:304. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dianggap sebagai salah satu indikasi yang mencerminkan
tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Menurut Dyer dan Hugh1975 dalam Kadir, 2011 bahwa
perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita
baik dan perusahaan tersebut cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Jadi, bisa dikatakan bahwa profit laba itu
adalah berita baik good news, karena profitabilitas akan mengurangi ketidakpastian bagi para pengguna. Isi dari laporan
keuangan akan sangat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik good news,
maka pihak manajemen cenderung menyampaikan laporan keuangan perusahaannya dengan tepat waktu, dan sebaliknya jika perusahaan
mengalami kerugian, pihak manajemen umumnya menunda penyampaian laporan keuangan perusahaannya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio profitabilitas yaitu Return On Asset ROA. ROA adalah rasio yang
menunjukkan berapa laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva Harahap,2011: 305. Rasio ROA dapat dirumuskan
sebagai berikut:
ROA =
Laba setelah Pajak Total Aset
x 100
Universitas Sumatera Utara
2.1.5.2 Ukuran Perusahaan
Salah satu atribut yang dapat dihubungkan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan adalah ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat
didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasipasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya Soetedjo, 2006: 79dalam
Situmorang, 2010.Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu.
Ukuran perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar.
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, ukuran perusahaan dikelompokkan atas:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Untuk kriteria usaha mikro asset yang harus dimiliki maksimal Rp.
50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
Universitas Sumatera Utara
usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Untuk kriteria usaha kecil
aset yang harus dimiliki Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 500.000.000,-tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Untuk kriteria usaha menengah aset yang harus dimiliki Rp. 500.000.000,-
sampai Rp. 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah. Untuk kriteria usaha besar asset yang harus dimiliki lebih dari
Rp.10.000.000.000,- . Owusu-Ansah 2000 dan Sulistyo 2010 menemukan
bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ukuran proksi yang
mereka gunakan untuk variabel ukuran perusahaan ini adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
total aset. Bukti empiris ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan
dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Mereka berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya aset
yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki
sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini
memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.
Dalam penelitian ini menggunakan total nilai aset untuk mengukur ukuran perusahaan, karena berdasarkan definisi yang
dikemukakan oleh Prasetyantoko 2008: 257adalah:“Aset total dapat menggambarkan ukuran perusahaan, semakin besar aset
biasanya perusahaan tersebut makin besar”. Penggunaan logaritma natural untuk mengukur total aset karena data yang tersedia pada
laporan keuangan perusahaan gopublic terlalu besar angkanya dalam miliaran. Oleh karena itu, untuk hasil yang lebih akurat dan
mempermudah peneliti dalam proses pengolahan data maka digunakan logaritma natural untuk mengukur total aset.
Ukuran perusahaan = Ln Total Aset
Universitas Sumatera Utara
2.1.5.3 Tingkat Leverage
Harahap 2011: 306 mengemukakan bahwa leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal
maupun aset. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau kreditur dengan kemampuan perusahaan yang
digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik seharusnya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang, meskipun pendanaan
perusahaan yang diperoleh sebagian besar melalui hutang dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena perputaran uang
perusahaanlebih cepat. Untuk mengukur tingkat leverage
keuangan suatu perusahaan, dapat digunakan Debt to Equity Ratio DER sebagai
alat ukur perbandingan antara tingkat hutang
dengantingkatmodalyang dimiliki perusahaan. Peneliti menggunakan rasio DER sebagai proyeksi dari tingkat leverage karena DER lebih
memberikan informasi yang pasti bagi para investor. Semakin tinggiDER mencerminkan semakin tinggi risiko perusahaan tidak
dapat melunasi seluruh kewajiban baik berupa pokok ataupun bunganya, maka semakin tidak baik kondisi perusahaan tersebut.
Sebaliknya, semakin rendah DERperusahaan maka semakin baik kondisi perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah rumus rasio Debt to Equity RatioDER Harahap 2011: 303 :
DER =
Total Kewajiban Total Ekuitas
x 100
2.1.5.4 Kualitas Kantor Akuntan Publik KAP
Kantor Akuntan Publik KAP adalah badan usaha yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dalam hal pemberian jasa profesional untuk membantu perusahaan dalam penyampaian laporan keuangannya kepada publik dengan
informasi yang akurat dan terpercaya. Oleh karena itu, perusahaan perlu menggunakan jasa KAP yang memiliki reputasi atau kualitas
nama KAP yang baik untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan. KAP yang memiliki reputasi atau kualitas nama baik
biasanya adalah kantor akuntan publik nasional yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku secara universal yang dikenal
denganBig Four Worldwide Accounting Firm Big 4. Kategori KAP the big four di Indonesia Tuanakotta, 2007:354-356:
1 KAP Price Waterhouse Coopers, yang berafiliasi dengan
KAPHaryantoSahari dan rekan. 2
KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG, berafiliasi dengan KAP Sidharta, Sidharta Widjaja.
3 KAP Ernest Young EY, yang berafiliasi dengan KAP
Purwantono, Sarwoko Sandjaja. 4
KAP Deloitte Touche Thomatsu Deloitte, berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio Eny.
Universitas Sumatera Utara
Pemilihan KAP yang besar dan kompeten dengan kualitas yang baik akan dinilai lebih efisien dalam melakukan proses audit
dan akan menghasilkan informasi yang sesuai dengan kewajaran dari laporan keuangan perusahaan.Selain itu, Kantor Akuntan Publik
KAP yang besar pastinya memiliki auditor-auditor yang handal dan keterampilan yang lebih dibandingkan dengan Kantor Akuntan
Publik KAP yang kecil sehingga dapat bekerja lebih cepat dan tepat waktu. Dalam penelitian ini,kualitas KAP akan diukur dengan
menggunakan variabel dummy, KAP yang termasuk dalam kategori berafiliasi dengan Big Four diberi kode 1 dan KAP yang tidak
termasuk kategori Big Four diberi kode 0.
2.1.5.5 Kompleksitas Operasi Perusahaan
Kompleksitas operasi perusahaan merupakanakibat dari pembentukan departemen dan pembagian pekerjaan yang memiliki
ruang lingkup dengan jumlah unit yang berbeda. Ketergantungan yang semakin kompleks terjadi apabila organisasi dengan berbagai
jenis atau jumlah pekerjaan dan unit menimbulkan masalah manajerial dan organisasi yang lebih rumit Martius, 2012: 12.
Menurut Che-Ahmad 2008 tingkat kompleksitas operasi perusahaan bergantung pada jumlah anak perusahaan yang dimiliki
perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi yang lebih banyak yangharus diperiksa dalam setiap transaksi dan
Universitas Sumatera Utara
catatan yang menyertainya. Tingkat ini lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan
pekerjaan auditnya sehingga hal tersebut juga mempengaruhi waktu dimana perusahaan pada akhirnya mengeluarkan laporan
keuangannya kepada publik. Apabila perusahaan memiliki anak perusahaan, maka perusahaan akan mengkonsolidasikan laporan
keuangannya. Selanjutnya, auditor akan mengaudit
laporankonsolidasi perusahaan tersebut. Hal ini akan membuat ruang lingkup audit semakin luas dan berdampak pada waktu yang
dibutuhkan oleh auditor dalam menyelesaikan laporan auditnya. Dalam penelitian ini, untuk mengukur kompleksitas operasi
perusahaandengan menggunakan variabel dummy, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang memiliki anak perusahaan dan kategori 0
untuk perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan.
2.1.5.6 Likuiditas
Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Pengertian lain likuiditas adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk
memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya id.wikipedia.org.
Universitas Sumatera Utara
Likuiditas suatu perusahaan sering ditunjukkan oleh Rasio Lancar Current Ratio yaitu membandingkan aktiva lancar dengan
kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Berikut ini adalah rumus rasio lancar Current Ratio Harahap 2011: 301:
CR =
Aktiva Lancar Hutang Lancar
x 100
2.1.5.7 Umur Perusahaan
Penelitian Owusu dan Ansah 2000 dalam konteks penelitiannya menyatakan bahwa ketepatan pelaporan keuangan oleh
sebuah perusahaan dipengaruhi oleh umur perusahaan perkembangan dan pertumbuhannya. Hipotesis ini didasarkan pada
teori kurva pembelajaran learning curve theory. Teori tersebut menyatakan bahwa pengurangan dalam waktu pelaporan akan terjadi
ketika jumlah laporan tahunan yang yang dihasilkan mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah laporan tahunan dapat terjadi
karena perusahaan yang lebih mapan dalam operasionalnya. Usia perusahaan yang lebih tua serta yang sudah mapan akan lebih
terampil dalam mengumpulkan, memproses, dan memberikan
Universitas Sumatera Utara
informasi saat dibutuhkan karena sudah berpengalaman. Sebaliknya, perusahaan yang baru berdiri, diperkirakan pengalaman kerjanya
masih kurang sehingga lebih lama dan kurang terampil dalam penyampaian laporan keuangan secara akurat pada masyarakat
Owusu dan Ansah, 2000. Ukuran umur perusahaan pada penelitian ini menggunakan
jumlah tahun sejak melakukan listing di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu usia perusahaan juga akan menjadi indikator jangka waktu
terhadap penyelesaian laporan keuangan.
2.1.5.8 AuditorSwitching
Perusahaan yang telah go public pada umumnya memerlukan jasa auditor untuk memeriksa laporan keuangan
perusahaan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan. Namun, jasa auditor yang dibutuhkan terkadang perlu digantikan oleh
perusahaan tersebut disebabkan karena telah berakhirnya kontrak yang telah disepakati antara kantor akuntan publik dan perusahaan
dan telah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja tersebut untuk penugasan baru. Menurut Boynton dkk 2002: 271,
terdapat beberapa alasan pergantian auditor dalam penugasan baru, yaitu:
1 Perusahaan klien merupakan merger antara beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor masing-masing
yang berbeda. 2 Kebutuhan akan adanya jasa profesional yang lebih luas.
3 Ketidakpuasan dengan kantor akuntan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
4 Keinginan untuk mengurangi biaya audit. 5 Merger antara kantor CPA.
Alasan lain yang juga mendorong adanya pergantian auditorauditor switching adalah berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan No.17PMK.012008 tanggal 5 Februari 2008, Bab II Bagian Kedua tentang Pembatasan Masa Pemberian Jasa Pasal 3
yang isinya antara lain: 1 Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu
entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 enam tahun buku
berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut.
2 Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 setelah 1 satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan
keuangan klien tersebut.
3 Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali kepada klien yang sama melalui KAP sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 setelah satu tahun buku tidak diberikan melalui KAP tersebut.
SA seksi 315 2001: 315.1 menjelaskan bahwa komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti memberikan
panduan bagi auditor tentang prosedur komunikasi antara auditor pengganti dengan auditor pendahulu. Auditor pendahulu adalah
auditor yang telah mengundurkan diri atau diberitahu oleh klien bahwa tugasnya telah berakhir dan tidak diperpanjang dengan
perikatan baru. Auditor pengganti adalah auditor yang telah menerima suatu perikatan atau auditor yang diundang untuk
mengajukan proposal audit.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Febrianto 2009 mengemukakan bahwa pergantian auditor yang dilakukan dengan secara sukarela dapat
dibedakan atas pihak mana yang menjadi fokus perhatian dalam bisa dilakukan oleh pihak pemberi tugas perusahaan atau dapat juga
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik KAP yang mundur dalam penugasan. Dalam auditor switching ini tentunya akan berakibat
dalam hal ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Dengan berbagai prosedur yang akan ditempuh oleh auditor pengganti, maka
akan memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian tugas auditnya, dikarenakan auditor pengganti harus berkomunikasi
mengenai kondisi perusahaan dengan auditor pendahulu. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya ketidaktepatan waktu laporan
keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Dalam penelitian ini pergantian auditor merupakan variabel dummy,
dimana apabila perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor termasuk kategori1, sedangkan apabila perusahaan melakukan
pergantian auditor maka termasuk kategori 0.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai ketepatan waktu timeliness pelaporan keuangan telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang menghasilkan
temuan yang bermacam-macam dengan berbagai variabel. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Analisis
Hasil Penelitian
1 Stephen
Owusu dan
Ansah 2000
Timeliness of
Corporate Financial
Reporting in Emerging
Capital Market:
Empirical Evidence
From The Zimbabwe
Stock Exchange
Variabel Dependen :
Ketepatan Waktu
Timeliness Variabel
Independen : Ukuran
Perusahaan, Profitability,
Gearing, item luar
biasa, bulan dari akhir
tahun keuangan,
kompleksitas operasi
perusahaan, dan
umur perusahaan
Two StageLeast
Squares Regression
2SLS Hanya ukuran
perusahaan yang mempengaruhi
ketepatan waktu dimana
perusahaan mengeluarkan
laporan akhir tahunan yang
audit.
2 Wahyu
Adhy Noor
Sulisty o
2010 Analisis
Faktor- Faktor yang
Mempengar uhi
Ketepatan Waktu
Penyampaia n Laporan
Keuangan pada
Perusahaan Publik di
Indonesia yang
Variabel Dependen :
Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan
Keuangan Variabel
Independen : Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan,
Kompleksita s Operasi
RegresiLog istik
Profitabilitas, ukuran
perusahaan, kompleksitas
operasi perusahaan,
kepemilikan publik, dan
reputasi kantor akuntan publik
berpengaruh signifikan
terhadap ketepatan waktu
penyampaian
Universitas Sumatera Utara
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI
Periode 2006-2008.
Perusahaan
, Kepemilikan
Publik, dan Reputasi
Kantor Akuntan
Publik, Likuiditas,
Leverage, dan Opini
auditor laporan
keuangan. Sedangkan,
likuiditas, leverage
keuangan, dan opini auditor
tidak berpengaruh
terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan
keuangan.
3 Gratia
Situmor ang
2010 Faktor-
Faktor Mempengar
uhi Ketepatan
Waktu Pelaporan
Keuangan pada
Perusahaan Perkebunan
dan Pertambang
an Go Publik di
BEI Variabel
Dependen : Ketepatan
Waktu Pelaporan
Keuangan Variabel
Independen : Laba Rugi
Bersih, Likuiditas,
Ukuran Perusahaan,
Umur Perusahaan,
Reputasi KAP, dan
Audit Report lag
Regresi Logistik
Laba rugi, likuiditas, dan
umur perusahaanberpe
ngaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap
ketepatan waktu, akan tetapi,
ukuran perusahaan
berpengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap
ketepatan waktu.Sedangkan
,Reputasi KAP berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap ketepatan waktu
dan audit report lag berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ketepatan waktu.
4 Siska
Analisis Variabel
Regresi Profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual